Kantor berita Perancis, AFP melaporkan bahwa kota Wuhan di Cina tertutup
asap misterius (http://id.berita.yahoo.com/kota-wuhan-cina--terselubung-asap-misterius.html).
Sebenarnya pemandangan seperti itu tidaklah asing di negeri dengan
sebutan “Tirai Bambu” itu. Banyak kota di Cina juga telah terserang
asap. Kasus serupa terjadi juga di kota Beijing, Ningbo, dan Linfen
(seperti ditunjukan pada Gambar di bawah ini).
Dalam membicarakan tentang asap atau sering disebut dengan istilah kabut. Terdapat beberapa istilah yang digunakan terkait dengan jenis, sumber dan sifatnya, yaitu sebagai berikut:
Dalam membicarakan tentang asap atau sering disebut dengan istilah kabut. Terdapat beberapa istilah yang digunakan terkait dengan jenis, sumber dan sifatnya, yaitu sebagai berikut:
1.
|
Fog (kabut)
adalah butiran air atau kristal es yang tersuspensi dalam udara dekat
dengan permukaan tanah. Fog ini berbentuk mirip seperti awan tipis yang
letaknya di dekat permukaan tanah. Fog banyak terjadi di dataran tinggi.
|
2.
|
Smoke (asap) merupakan
salah satu hasil dari proses pembakaran. Smoke dihasilkan dari
pembakaran biomasa (kebakaran hutan dan lahan, pembakaran sampah
pertanian) dan pembakaran bahan bakar fosil. Smoke tersusun dari
senyawa-senyawa dalam bentuk padat (partikulat), cair (uap air), dan gas
(CO, CO2, NOx). Kebakaran hutan sering menimbulkan smoke
dengan tingkat yang membahayakan transportasi darat dan mengganggu lalu
lintas penerbangan karena mengurangi daya visibilitas pengguna jalan dan
penerbang.
|
3.
|
Smog berasal dari dua
kata yaitu smoke dan fog sehingga disingkat menjadi bentuk akronim smog.
Selanjutnya smog lebih disebut dengan photochemical smog (smog
fotokimia atau kabut asap fotokimia). Smog fotokimia merupakan kabut
asap yang dapat terbentuk dari beberapa senyawa kimia berikut: aldehide
(R-CHO), nitrogen oksida (NO dan NO2), ozon troposfer (O3),
peroxyacyl nitrates (PAN), dan volatile organic compound
(VOC). Senyawa-senyawa tersebut bersifat sangat reaktif dan mudah
teroksidasi di troposfer. Smog fotokimia terjadi ketika senyawa-senyawa
tersebut berinteraksi dengan radiasi ultraviolet dari matahari. Smog
banyak terjadi di kota-kota besar. Hal ini dikarenakan senyawa-senyawa
pembentuk smog fotokimia tersebut banyak dihasilkan dari kegiatan
industri dan transportasi.
|
4.
|
Vog merupakan kependekan
dari volcano smog, yaitu kabut yang terbentuk dari beberapa zat kimia
yang dihasilkan dari aktifitas gunung api. Senyawa utama pembentuk vog
adalah aerosol yang terbentuk dari SO2 (sulfur dioksida) dan
uap air. Vog terjadi di sekitar daerah gunung api yang memiliki tingkat
keaktifan tinggi.
|
Dapat diduga bahwa kabut di Wuhan, Cina, yang
dilaporkan misterius oleh AFP adalah fenomena smog fotokimia biasa.
Beberapa kota besar di Cina memang terkenal dengan tingkat polusi udara
yang tinggi, bahkan dampak dari polusi udara juga sudah ada yang menerpa
warganya. Barangkali untuk kasus kejadian kabut misterius yang baru
saja terjadi ini dianggap misterius karena fenomena itu baru muncul pada
bulan Juni ini.
Adalah hal yang wajar jika
fenomena itu tidak muncul di Wuhan sebelum bulan Juni. Kota Wuhan
terletak pada lintang geografis 30,50 LU, di luar garis balik
atau di luar garis edar matahari. Garis balik Lintang Utara dan garis
balik Lintang Selatan berturut-turut terdapat pada 23,50 LU
dan 23,50 LS. Kota Wuhan mendapat intensitas radiasi matahari
tinggi ketika matahari beredar mendekati garis balik utara (23,45 0 LU)
yang terjadi sekitar bulan Juni. Oleh karena itu pada bulan Juni kota
Wuhan mendapat paparan radiasi matahari, termasuk radiasi ultraviolet,
yang tinggi. Radiasi ultraviolet yang tinggi ini berinteraksi dengan
polutan udara di kota Wuhan sehingga muncul fenomena smog fotokimia.
Jika tidak ada penanganan terhadap masalah polusi udara di Wuhan, maka
setiap sekitar bulan Juni akan muncul fenomena smog fotokimia ini lagi.
Smog fotokimia bukan hanya
fenomena di Cina saja. Banyak kota besar di dunia telah dilanda smog
fotokimia ini seperti Moscow, Los Angeles, New York, Sydney, Mesir,
Mexico dan Vancouver. Indonesia, seperti Jakarta dan Bandung, juga sudah
menunjukkan fenomena itu meskipun tidak separah apa yang telah terjadi
di Cina.
Meskipun fenomena smog fotokimia
sudah lazim terjadi di kota-kota besar bukan berarti kita tidak
mewaspadai. Smog fotokimia menunjukkan tingginya tingkat pencemaran
udara, seperti NOx, O3, VOC, R-CHO, dan PAN. Adanya fenomena
smog fotokimia, menjadi peringatan bagi pihak terkait yang wajib
mengatasi masalah polusi udara untuk segera mengambil tindakan
antisipasi, dengan cara mengurangi sumber emisi penyebab fenomena
tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar kejadian seperti di Cina tidak
terulang di kota lain. Tidak kalah pentingnya adalah bahwa program
pengelolaan kualitas udara harus didukung oleh semua pihak terkait
dengan sumber emisi.
sumber : Sumaryati (maryati@bdg.lapan.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar