Paranoid - Saat ini, manusia masih mengatakan bahwa alien mungkin ada di luar sana. Namun, ilmuwan memperkirakan bahwa dalam 25 tahun ke depan, manusia akan benar-benar menemukan alien.
Seth Shostak, peneliti dalam proyek Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI), seperti diberitakan Foxnews, Senin (10/2/2014), manusia bisa mendeteksi alien pada tahun 2040.
Shostak mengatakan, hal itu biasa terjadi karena ilmuwan sudah mampu memindai sistem keplanetan yang lebih banyak dan mendeteksi sinyal elektromagnetik yang dihasilkan alien.
"Saya pikir kita akan menemukan ET (makhluk cerdas dari luar angkasa) dalam dua lusin tahun mendatang, dengan eksperimen," kata Shostak dalam diskusi 2014 NASA Innovative Advanced Concepts, Kamis (6/2/2014) di Stanford University.
"Bukannya mengobservasi beberapa ribu sistem bintang, seperti perhitungan saat ini, kita akan melihat mungkin jutaan sistem bintang pada 2040," imbuhnya.
Shostak cukup yakin bahwa manusia bisa menemukan alien karena teleskop Kepler milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan banyak planet yang bisa mendukung kehidupan di Bimasakti.
Shostak percaya bahwa satu dari lima bintang memiliki planet yang bisa mendukung kehidupan.
Jika memang ada kehidupan di luar angkasa, Shostak percaya bahwa makhluk hidup cerdas itu juga mengirim sinyal dan menunggu makhluk lain untuk mengontaknya.
This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Tampilkan postingan dengan label Info. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Info. Tampilkan semua postingan
Rabu, 19 Februari 2014
Senin, 25 Maret 2013
Letusan Gunung Terdasyat La Garita
Paranoid - Gunung berapi telah meletus selama miliaran
tahun. Akan tetapi, manusia baru bisa mencatat letusan tersebut dengan
berbagai tingkat akurasi sejak letusan yang terjadi sekitar puluhan ribu
tahun lalu. Adapun untuk pengukuran dengan akurasi tepat baru bisa
dilakukan di abad ke-20.
Meski banyak letusan dahsyat di planet ini terjadi di masa lalu, tetapi para ilmuwan telah mengembangkan berbagai cara untuk memberikan peringkat. Peneliti dari U.S Geological Survey menggunakan Volcano Explosivity Index (VEI) untuk mengukur tingkat letusan gunung api dengan skala 1 sampai 8.
Letusan gunung dengan skala 1 memuntahkan partikel terdiri dari debu dan batuan berjumlah hingga 10 ribu meter kubik. Adapun letusan dengan skala 8 memuntahkan lebih dari 1000 kilometer kubik debu dan batu.
Sebagai gambaran, letusan gunung Eyjafjallajokull di Islandia dan Merapi di Indonesia mencapai skala 4. Gunung St. Helens yang meletus tahun 1980 sendiri tercatat mencapai skala 5 VEI.
Dengan mempelajari sampel batu-batuan, peta geografis, lapisan debu dan es, peneliti berhasil merekonstruksi sebagian dari letusan gunung yang paling besar. Termasuk yang meletus dalam hitungan ratusan juta tahun yang lalu.
Dan ternyata, letusan gunung terdahsyat sepanjang sejarah planet Bumi adalah letusan gunung La Garita di pegunungan San Juan di barat daya Colorado. Gunung tersebut meletus sekitar 27 juta tahun yang lalu. Ketika itu, gunung memuntahkan 5 ribu kilometer kubik lava yang cukup untuk menutup seluruh wilayah California hingga ketebalan 12 meter.
Menurut data USGS, seperti dikutip dari Livescience, 11 November 2010, letusan itu juga merupakan letusan yang terbesar sejak era Ordovician yang berlangsung antara 504 hingga 438 juta tahun lalu. Saking dahsyatnya letusan, pada laporan Bulletin of Volcanology 2004, ilmuwan merekomendasikan angka 9 pada skala VEI dan menyebutkan letusan La Garita mencapai skala 9,2.
Meski masih diperdebatkan, dan mengingat aktivitas vulkanik di masa purba sebagian hanya dalam perkiraan, letusan La Garita merupakan satu-satunya letusan yang bisa mencapai skala 9. La Garita berpotensi menggeser letusan gunung Taupo di Selandia Baru yang meletus sekitar 26 ribu tahun lalu sebagai letusan terhebat sepanjang masa.
Saat ini, sabuk ‘Ring of Fire’ yang mengelilingi Pasifik menjadi tempat berkumpulnya lebih dari separuh gunung berapi aktif di seluruh dunia. Alasannya adalah karena posisi ‘Ring of Fire’ yang berada di perbatasan lempeng benua atau zona subduksi.
Seperti diketahui, di area subduksi lempeng tektonik, di mana satu lempeng dipaksa bergeser ke bawah lempeng lainnya, kerap memproduksi gempa bumi hebat dan aktivitas vulkanik.
Sumber : teknologi.news.viva.co.id
Meski banyak letusan dahsyat di planet ini terjadi di masa lalu, tetapi para ilmuwan telah mengembangkan berbagai cara untuk memberikan peringkat. Peneliti dari U.S Geological Survey menggunakan Volcano Explosivity Index (VEI) untuk mengukur tingkat letusan gunung api dengan skala 1 sampai 8.
Letusan gunung dengan skala 1 memuntahkan partikel terdiri dari debu dan batuan berjumlah hingga 10 ribu meter kubik. Adapun letusan dengan skala 8 memuntahkan lebih dari 1000 kilometer kubik debu dan batu.
Sebagai gambaran, letusan gunung Eyjafjallajokull di Islandia dan Merapi di Indonesia mencapai skala 4. Gunung St. Helens yang meletus tahun 1980 sendiri tercatat mencapai skala 5 VEI.
Dengan mempelajari sampel batu-batuan, peta geografis, lapisan debu dan es, peneliti berhasil merekonstruksi sebagian dari letusan gunung yang paling besar. Termasuk yang meletus dalam hitungan ratusan juta tahun yang lalu.
Dan ternyata, letusan gunung terdahsyat sepanjang sejarah planet Bumi adalah letusan gunung La Garita di pegunungan San Juan di barat daya Colorado. Gunung tersebut meletus sekitar 27 juta tahun yang lalu. Ketika itu, gunung memuntahkan 5 ribu kilometer kubik lava yang cukup untuk menutup seluruh wilayah California hingga ketebalan 12 meter.
Menurut data USGS, seperti dikutip dari Livescience, 11 November 2010, letusan itu juga merupakan letusan yang terbesar sejak era Ordovician yang berlangsung antara 504 hingga 438 juta tahun lalu. Saking dahsyatnya letusan, pada laporan Bulletin of Volcanology 2004, ilmuwan merekomendasikan angka 9 pada skala VEI dan menyebutkan letusan La Garita mencapai skala 9,2.
Meski masih diperdebatkan, dan mengingat aktivitas vulkanik di masa purba sebagian hanya dalam perkiraan, letusan La Garita merupakan satu-satunya letusan yang bisa mencapai skala 9. La Garita berpotensi menggeser letusan gunung Taupo di Selandia Baru yang meletus sekitar 26 ribu tahun lalu sebagai letusan terhebat sepanjang masa.
Saat ini, sabuk ‘Ring of Fire’ yang mengelilingi Pasifik menjadi tempat berkumpulnya lebih dari separuh gunung berapi aktif di seluruh dunia. Alasannya adalah karena posisi ‘Ring of Fire’ yang berada di perbatasan lempeng benua atau zona subduksi.
Seperti diketahui, di area subduksi lempeng tektonik, di mana satu lempeng dipaksa bergeser ke bawah lempeng lainnya, kerap memproduksi gempa bumi hebat dan aktivitas vulkanik.
Sumber : teknologi.news.viva.co.id
Minggu, 24 Maret 2013
Al-Qur'an Membahas Tentang UFO
Di dunia masa kini, ada dua macam kendaraan yang pada umumnya
dipakai manusia dalam sejarah hidupnya, yaitu yang memakai tenaga tolak
untuk maju contohnya hewan, mobil, kapal laut atau kapal udara.
Yang lainnya memakai gaya centrifugal (melanting [dari titik tolak] ) seperti pesawat UFO yang populer disebut "piring terbang". Kedua macam kendaraan ini oleh Al-Quran surat An-Nahl ayat 8 disebutkan sebagai benda terapung dan ternak. Yang dimaksud dengan ternak yaitu kuda, unta, keledai, dls. Dan benda terapung maksudnya yaitu segala macam kendaraan yang diwujudkan oleh teknologi manusia termasuk di dalamnya "piring terbang".
Khusus mengenai "piring terbang", oleh surat An-Nahl ayat 8 adalah kendaraan yang tidak diketahui manusia dalam waktu ribuan tahun dan oleh surat Az-Zukhruf ayat 12 menyebutkan bahwa Allah SWT menciptakan semua yang berpasangan-pasangan. Maksudnya, ada bagian positif dan bagian negatif dari "piring terbang" itu (positif dan negatif=pasangan). Karena surat Az-Zukhruf ayat 12 ini membicarakan tentang alat transportasi maka tentunya istilah "berpasangan-pasangan" itu adalah kendaraan. Dan kendaraan itu tak lain mungkin adalah "piring terbang" yang memiliki bagian positif dan bagian negatifnya.

Dan (Dia Telah menciptakan) kuda, bagal* dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.
(Surat An-Nahl ayat 8 )
* Bagal adalah peranakan kuda dengan keledai.
Ayat ini menerangkan soal kendaraan yang biasa dan bisa dipakai oleh manusia. Manusia biasa menggunakan kendaraan ternak. Kuda dan keledai merupakan tenaga pembawa dan penarik maka keadaannya sama dengan mobil dan kapal terbang selaku pembawa dan penarik. Penggalan kata "bisa" pada paragraf ini, merupakan sesuatu yang belum diketahui manusia tentang kendaraan.
Baik kuda dan keledai maupun mobil dan kapal terbang sama-sama menggunakan tenaga tolak ke belakang untuk maju ke depan, pada dasarnya kedua macam kendaraan itu memiliki prinsip yang sama. Lalu kendaraan apa yang belum diketahui manusia seperti yang disebutkan pada surat An-Nahl ayat 8 itu?
Hal ini dijawab sendiri oleh Al-Quran :

Dan yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi.

Supaya kamu duduk di atas punggungnya, kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan agar kamu mengucapkan: "Maha Suci Tuhan yang Telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya".

Dan Sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.
(Surat Az-Zukhruf ayat 12 – 14)
Kalau anda membaca susunan ayat Al-Quran ini sepintas mungkin anda tidak merasa mendapatkan sesuatu yang aneh dan baru. Akan tetapi, patut diketahui bahwa tidak ada satu pun ayat suci Al-Quran yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya yang percuma atau tidak memiliki makna. Kalau anda teliti dan merenungkannya dalam-dalam, semua ayat-ayat yang terkandung dalam Al-Quran itu selalu memiliki unsur-unsur keterkaitan antar ayatnya, baik kaitan ayat yang ada di dalam surat itu sendiri atau kaitan ayat pada surat-surat Al-Quran yang lain. Sederhananya, keterkaitan satu ayat dengan ayat yang lainnya seperti dunia internet yang sedang anda jelajahi ini. Suatu halaman web yang berisi informasi selalu memiliki kaitan atau link, baik link yang menuju ke halaman web itu sendiri ataupun link yang menuju ke halaman web yang lainnya.
Nah, semua unsur-unsur yang saling berkaitan itu tak jarang selalu menghasilkan pemahaman ilmiah yang dapat diterima oleh akal sehat. Dengan begitu, memahami susunan ayat-ayat di atas ini maka "benda terapung" ini adalah suatu kendaraan yang belum diketahui oleh manusia. Seperti yang disebutkan pada surat An-Nahl ayat 8.
Susunan ayat-ayat diatas nantilah kita analisis belakangan. Sekarang kita masuki persoalan yang nantinya jadi bahan dalam penganalisaan itu.
Al-Quran sering sekali menjelaskan persoalan rotasi dan orbit benda-benda angkasa. Hal itu merupakan gambaran bagi setiap orang agar selalu memperhatikan kenapa Bumi ini berputar pada porosnya, kenapa planet ini bersama planet-planet yang lainnya beredar mengelilingi matahari yang juga berputar di porosnya. Semua planet itu tidak bertiang, tidak bertali dan juga tidak memiliki tempat bergantung. Semuanya bergerak dalam keadaan bebas terapung. Hanya Rawasialah yang memutar planet itu di sumbunya sambil berputar-putar mengelilingi matahari. Sungguh Rawasia itu adalah wujud penting dari sesuatu yang harus diteliti lebih dalam lagi oleh para astronom. Dengan mengetahui keadaan Rawasia setiap planet, maka tabir misteri alam semesta yang tak terbatas itu akan terkuak.
Bumi yang beratnya sekitar 700 triliun ton tidak jatuh pada matahari karena gaya lantingnya (centrifugal) dalam keadaan mengorbit, sebaliknya Bumi juga tidak terlanting jauh keluar dari garis orbitnya sebab ditahan oleh gaya gravitasi pada matahari sebagai pusat orbit. Kekuatan gaya lanting Bumi dan gaya gravitasi adalah sama besarnya, orang ahli menyebutnya dengan Equilibrium. Oleh karena itulah sampai hari ini Bumi yang kita diami terus menerus berputar dan beredar mengelilingi matahari.
Yang lainnya memakai gaya centrifugal (melanting [dari titik tolak] ) seperti pesawat UFO yang populer disebut "piring terbang". Kedua macam kendaraan ini oleh Al-Quran surat An-Nahl ayat 8 disebutkan sebagai benda terapung dan ternak. Yang dimaksud dengan ternak yaitu kuda, unta, keledai, dls. Dan benda terapung maksudnya yaitu segala macam kendaraan yang diwujudkan oleh teknologi manusia termasuk di dalamnya "piring terbang".
Khusus mengenai "piring terbang", oleh surat An-Nahl ayat 8 adalah kendaraan yang tidak diketahui manusia dalam waktu ribuan tahun dan oleh surat Az-Zukhruf ayat 12 menyebutkan bahwa Allah SWT menciptakan semua yang berpasangan-pasangan. Maksudnya, ada bagian positif dan bagian negatif dari "piring terbang" itu (positif dan negatif=pasangan). Karena surat Az-Zukhruf ayat 12 ini membicarakan tentang alat transportasi maka tentunya istilah "berpasangan-pasangan" itu adalah kendaraan. Dan kendaraan itu tak lain mungkin adalah "piring terbang" yang memiliki bagian positif dan bagian negatifnya.

Dan (Dia Telah menciptakan) kuda, bagal* dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.
(Surat An-Nahl ayat 8 )
* Bagal adalah peranakan kuda dengan keledai.
Ayat ini menerangkan soal kendaraan yang biasa dan bisa dipakai oleh manusia. Manusia biasa menggunakan kendaraan ternak. Kuda dan keledai merupakan tenaga pembawa dan penarik maka keadaannya sama dengan mobil dan kapal terbang selaku pembawa dan penarik. Penggalan kata "bisa" pada paragraf ini, merupakan sesuatu yang belum diketahui manusia tentang kendaraan.
Baik kuda dan keledai maupun mobil dan kapal terbang sama-sama menggunakan tenaga tolak ke belakang untuk maju ke depan, pada dasarnya kedua macam kendaraan itu memiliki prinsip yang sama. Lalu kendaraan apa yang belum diketahui manusia seperti yang disebutkan pada surat An-Nahl ayat 8 itu?
Hal ini dijawab sendiri oleh Al-Quran :

Dan yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi.

Supaya kamu duduk di atas punggungnya, kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan agar kamu mengucapkan: "Maha Suci Tuhan yang Telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya".

Dan Sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.
(Surat Az-Zukhruf ayat 12 – 14)
Kalau anda membaca susunan ayat Al-Quran ini sepintas mungkin anda tidak merasa mendapatkan sesuatu yang aneh dan baru. Akan tetapi, patut diketahui bahwa tidak ada satu pun ayat suci Al-Quran yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya yang percuma atau tidak memiliki makna. Kalau anda teliti dan merenungkannya dalam-dalam, semua ayat-ayat yang terkandung dalam Al-Quran itu selalu memiliki unsur-unsur keterkaitan antar ayatnya, baik kaitan ayat yang ada di dalam surat itu sendiri atau kaitan ayat pada surat-surat Al-Quran yang lain. Sederhananya, keterkaitan satu ayat dengan ayat yang lainnya seperti dunia internet yang sedang anda jelajahi ini. Suatu halaman web yang berisi informasi selalu memiliki kaitan atau link, baik link yang menuju ke halaman web itu sendiri ataupun link yang menuju ke halaman web yang lainnya.
Nah, semua unsur-unsur yang saling berkaitan itu tak jarang selalu menghasilkan pemahaman ilmiah yang dapat diterima oleh akal sehat. Dengan begitu, memahami susunan ayat-ayat di atas ini maka "benda terapung" ini adalah suatu kendaraan yang belum diketahui oleh manusia. Seperti yang disebutkan pada surat An-Nahl ayat 8.
Susunan ayat-ayat diatas nantilah kita analisis belakangan. Sekarang kita masuki persoalan yang nantinya jadi bahan dalam penganalisaan itu.
Al-Quran sering sekali menjelaskan persoalan rotasi dan orbit benda-benda angkasa. Hal itu merupakan gambaran bagi setiap orang agar selalu memperhatikan kenapa Bumi ini berputar pada porosnya, kenapa planet ini bersama planet-planet yang lainnya beredar mengelilingi matahari yang juga berputar di porosnya. Semua planet itu tidak bertiang, tidak bertali dan juga tidak memiliki tempat bergantung. Semuanya bergerak dalam keadaan bebas terapung. Hanya Rawasialah yang memutar planet itu di sumbunya sambil berputar-putar mengelilingi matahari. Sungguh Rawasia itu adalah wujud penting dari sesuatu yang harus diteliti lebih dalam lagi oleh para astronom. Dengan mengetahui keadaan Rawasia setiap planet, maka tabir misteri alam semesta yang tak terbatas itu akan terkuak.
Bumi yang beratnya sekitar 700 triliun ton tidak jatuh pada matahari karena gaya lantingnya (centrifugal) dalam keadaan mengorbit, sebaliknya Bumi juga tidak terlanting jauh keluar dari garis orbitnya sebab ditahan oleh gaya gravitasi pada matahari sebagai pusat orbit. Kekuatan gaya lanting Bumi dan gaya gravitasi adalah sama besarnya, orang ahli menyebutnya dengan Equilibrium. Oleh karena itulah sampai hari ini Bumi yang kita diami terus menerus berputar dan beredar mengelilingi matahari.
Andaikan kalau Bumi hanya memakai gaya lantingnya saja tanpa menggunakan gaya gravitasi. Maka, bisa dipastikan Bumi akan melayang jauh meninggalkan matahari. Dengan begitu, tenaga centrifugal seperti yang dimiliki Bumi dapat diadopsi oleh "piring terbang" untuk terbang jauh jika tenaga gravitasinya dihilangkan.
Nah, akhirnya kita pun sampai pada pertanyaan ini, bagaimana cara menghilangkan gaya gravitasi itu?
Salah satu caranya adalah dengan memutar bagian pesawat secara horisontal. Apabila putaran itu semakin cepat maka semakin besar pula gaya centrifugal yang dihasilkan dan semakin kecillah gaya gravitasinya, sampai akhirnya gaya gravitasi ini akan hilang sama sekali dan mulailah pesawat dapat terangkat dengan mudah tanpa terpengaruh oleh gravitasi Bumi.
Mungkin anda akan bertanya, bagaimana bisa pesawat dapat berputar terus menerus tanpa tumpuan? Dari situlah kita namakan pesawat ini dengan Shuttling System, yaitu pesawat berbentuk piring dempet yang ditengah-tengahnya adalah tempat penumpang.
Anda bisa simak gambar ilustrasi struktur "piring terbang" dibawah ini.

A. Bagian Atas, kita namakan Positif, berputar ke kanan, semakin ke pinggir massanya semakin tebal dan berat.
B. Bagian Bawah, kita namakan Negatif, berputar ke kiri, semakin ke pinggir massanya semakin tebal dan berat.
C. Bagian Tengah, kita namakan Netral, disinilah tempat awak pesawat serta perlengkapan dan mesin yang memutar Positif dan Negatif sekaligus dalam satu kendali.

Praktis pesawat pun akan terangkat dibantu dengan ledakan seperlunya untuk tenaga pembelok dan untuk penambahan kecepatan sewaktu berada di angkasa tanpa bobot.
Bagaimanapun nantinya wujud konstruksi pesawat itu, kita serahkan saja kepada para profesor dan kita yakin nantinya di masa depan akan terwujud sebagai pesawat kebal peluru dan tak memerlukan landasan tertentu karena dia dapat berdiri statis di angkasa dan yang lebih hebat lagi adalah bahwa pesawat itu tentunya water-proof alias anti-air yang kalau pada saat diperlukan dia dapat langsung masuk ke dalam lautan dan keluar lagi sesuai kehendaknya.
Kita boleh mengatakan bahwa kendaraan manusia kini sudah kolot, kuno atau usang karena sistem yang dipakainya sudah berlaku selama ribuan tahun, yang semuanya itu memakai prinsip menolak ke belakang untuk maju ke depan dan menolak ke bawah untuk naik ke atas. Setelah manusia sanggup memakai gaya centrifugal berbentuk "piring terbang" barulah manusia akan memulai kendaraan modern.
Jadi, masa terwujudnya "piring terbang" adalah batas antara ke-kuno-an dan kemodernan peradaban manusia. Batas ini disebut oleh Al-Quran dalam surat Az-Zukhruf ayat 13 diatas dengan bahasa kiasan, bahwa profesor yang mulai menggunakan "piring terbang" mengatakan; Waktu itu manusia baru memulai hidup dalam generasi lain yaitu generasi pesawat itu tidaklah segenerasi dengan modern.
Dalam peradaban modern dimana manusia umumnya memakai piring terbang sebagai kendaraan, akan banyak sekali perubahan dalam kehidupan baik di bidang jasmaniah maupun di bidang rohaniah. Di bidang jasmaniah akan berlaku perubahan dalam kehidupan seperti, orang-orang tak lagi membutuhkan jalan raya dan rel kereta api yang pembangunannya sangat banyak menghabiskan tenaga, tempat, benda dan waktu. Orang-orang akan memanfaatkan daerah itu untuk tempat tinggal atau untuk kebutuhan lainnya. Orang-orang akan memindahkan perhatiannya terhadap lautan sebagai sumber makanan karena lautan itu memang sangat luas yang mengandung berbagai bahan untuk keperluan hidup, dan daratan sebagian besar akan dijadikan orang untuk tempat bermukim. Orang-orang nantinya akan melakukan penerbangan antar planet secara lazim dimana planet Jupiter, Venus, Saturnus dan planet yang lebih besar lainnya akan menjadi sasaran dalam perekonomian dan politik.
Di bidang rohaniah akan berlaku perubahan dalam kehidupan seperti, orang-orang akan menyadari bahwa alam semesta ini memang diciptakan untuk kebutuhan hidup manusia oleh Allah Yang Maha Esa. Orang-orang akan menyadari bahwa manusia di planet Bumi dalam tata surya ini berasal dari satu diri, satu spesies, atau serumpun. Bukan dari hasil evolusi monyet, seperti teori Darwin yang dikalahkan logika. Orang-orang akan menyadari bahwa agama yang diturunkan oleh Allah SWT itu hanyalah agama Tauhid yang sama sebagaimana yang tercantum dalam surat Al-Imran ayat 83. Orang-orang akan menyadari bahwa agama Tauhid yang diturunkan Sang Khaliq itu mengandung hukum yang sesuai dengan kejadian dan naluri yang terdapat di alam semesta raya dan pada diri manusia sendiri, dan bahwa menolak agama itu berarti merugikan diri sendiri.

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
(Surat Al-Fushshilat ayat 53)

Maka apakah mereka mencari agama yang lain selain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di planet-planet dan di bumi ini, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka akan kembali.
(Surat Al-Imran ayat 83)
Sumber : http://gedeboom.com/?p=1673
Rabu, 20 Maret 2013
Kehidupan di Luar Bumi
Kehidupan ekstraterestrial didefinisikan sebagai kehidupan
yang tidak berasal dari planet bumi.
Keberadaan kehidupan di luar planet ini masih sebatas teori dan
perkiraan-perkiraan mengenai kehidupan tersebut masih terus dicetuskan.
Stephen Hawking dan Carl
Sagan berpendapat bahwa tidak mungkin kehidupan hanya ada di bumi
saja.
Hipotesis-hipotesis mengenai asal muasal kehidupan ekstraterestrial, jika ada, adalah sebagai berikut: ada yang mengusulkan bahwa kehidupan mungkin muncul secara mandiri dari berbagai tempat di alam semesta. Hipotesis alternatif adalah panspermia, yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari satu lokasi, kemudian menyebar antara planet-planet berpenghuni. Kedua hipotesis ini tidak saling eksklusif. Studi dan teori dari kehidupan ekstraterestrial dikenal sebagai astrobiologi, eksobiologi atau xenobiologi. Bentuk-bentuk kehidupan ekstraterestrial berkisar dari kehidupan berskala bakteri sampai pada mahluk cerdas.
Gagasan mengenai tempat tinggal kehidupan ekstraterestrial terus berkembang, seperti di Venus dan Mars, bulan-bulan Yupiter dan Saturnus seperti Europa, Enceladus dan Titan, dan planet luar surya seperti Gliese 581 c dan d yang dikatakan berada di zona layak huni.
Kepercayaan bahwa benda terbang aneh (BETA) berasal dari kehidupan ekstraterestrial dan klaim penculikan oleh alien dianggap palsu oleh para ilmuwan. Kebanyakan penampakan BETA merupakan pesawat buatan bumi, objek astronomik atau hanya berupa hoax, namun beberapa penampakan tidak dapat dijelaskan.
Terdapat bukti terbatas bahwa kehidupan mikrobial mungkin ada di Mars. Eksperimen pada program Viking melaporkan adanya proses emisi gas dari lapisan tanah panas Mars yang diduga sebagai bukti kehadiran mikroba, namun tidak ada bukti kuat mengenai hipotesis tersebut. Pada tahun 1996, suatu struktur yang menyerupai nanobakteria dilaporkan ditemukan di meteor ALH84001. Laporan ini kontroversial, dan perdebatan terus berlanjut.
Pada Februari 2005, ilmuwan NASA melaporkan bahwa mereka menemukan bukti kuat adanya kehidupan di Mars. Ilmuwan Carol Stoker dan Larry Lemke mengklaim bahwa tanda metana yang ditemukan di atmosfer Mars menyerupai proses produksi metana oleh kehidupan primitif di Bumi. NASA menolak klaim kedua ilmuwan tersebut.
Pada tahun 2010, dari data satelit Cassini, para ahli NASA menemukan bukti penting yang menunjukkan adanya kehidupan alien primitif di Titan, bulan dari Saturnus. Ahli-ahli tersebut menyimpulkan dalam dua makalah. Pada makalah pertama, dalam jurnal Icarus, dinyatakan bahwa hidrogen yang mengalir di atmosfer planet menghilang di permukaan, yang menunjukkan bahwa alien mungkin bernapas. Pada makalah kedua, dalam Journal of Geophysical Research, disimpulkan bahwa terjadi kekurangan bahan kimia di permukaan. Zat-zat tersebut mungkin dikonsumsi oleh suatu kehidupan. Chris McKay, astrobiolog di Pusat Penelitian NASA, menyatakan bahwa proses konsumsi hidrogen ini mirip dengan proses manusia mengonsumsi oksigen di bumi.
Terdapat gagasan bahwa alien mungkin mengeluarkan sinyal ke angkasa. Gagasan ini tidak pasti, namun proyek-proyek seperti SETI (Search for Extra-Terrestrial Intelligence) dibuat untuk mencari sinyal radio dari kehidupan ekstraterestrial.
Astronom juga mencari planet luar surya yang dapat dihuni seperti bumi. Planet-planet yang diduga dapat dihuni adalah Gliese 581 c, Gliese 581 d dan OGLE-2005-BLG-390Lb. Teknologi yang ada tidak cukup untuk mempelajari planet-planet luar surya tersebut.
Sumber : id.wikipedia.org
Hipotesis-hipotesis mengenai asal muasal kehidupan ekstraterestrial, jika ada, adalah sebagai berikut: ada yang mengusulkan bahwa kehidupan mungkin muncul secara mandiri dari berbagai tempat di alam semesta. Hipotesis alternatif adalah panspermia, yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari satu lokasi, kemudian menyebar antara planet-planet berpenghuni. Kedua hipotesis ini tidak saling eksklusif. Studi dan teori dari kehidupan ekstraterestrial dikenal sebagai astrobiologi, eksobiologi atau xenobiologi. Bentuk-bentuk kehidupan ekstraterestrial berkisar dari kehidupan berskala bakteri sampai pada mahluk cerdas.
Gagasan mengenai tempat tinggal kehidupan ekstraterestrial terus berkembang, seperti di Venus dan Mars, bulan-bulan Yupiter dan Saturnus seperti Europa, Enceladus dan Titan, dan planet luar surya seperti Gliese 581 c dan d yang dikatakan berada di zona layak huni.
Kepercayaan bahwa benda terbang aneh (BETA) berasal dari kehidupan ekstraterestrial dan klaim penculikan oleh alien dianggap palsu oleh para ilmuwan. Kebanyakan penampakan BETA merupakan pesawat buatan bumi, objek astronomik atau hanya berupa hoax, namun beberapa penampakan tidak dapat dijelaskan.
Usaha pencarian
Ilmuwan berusaha mencari bukti kehidupan uniselular di Tata Surya dengan melakukan penelitian terhadap permukaan planet Mars dan batu meteor yang jatuh ke bumi. Sebuah misi ke Europa, salah satu bulan Yupiter yang diduga memiliki air dibawah permukaannya, juga digagaskan.Terdapat bukti terbatas bahwa kehidupan mikrobial mungkin ada di Mars. Eksperimen pada program Viking melaporkan adanya proses emisi gas dari lapisan tanah panas Mars yang diduga sebagai bukti kehadiran mikroba, namun tidak ada bukti kuat mengenai hipotesis tersebut. Pada tahun 1996, suatu struktur yang menyerupai nanobakteria dilaporkan ditemukan di meteor ALH84001. Laporan ini kontroversial, dan perdebatan terus berlanjut.
Pada Februari 2005, ilmuwan NASA melaporkan bahwa mereka menemukan bukti kuat adanya kehidupan di Mars. Ilmuwan Carol Stoker dan Larry Lemke mengklaim bahwa tanda metana yang ditemukan di atmosfer Mars menyerupai proses produksi metana oleh kehidupan primitif di Bumi. NASA menolak klaim kedua ilmuwan tersebut.
Pada tahun 2010, dari data satelit Cassini, para ahli NASA menemukan bukti penting yang menunjukkan adanya kehidupan alien primitif di Titan, bulan dari Saturnus. Ahli-ahli tersebut menyimpulkan dalam dua makalah. Pada makalah pertama, dalam jurnal Icarus, dinyatakan bahwa hidrogen yang mengalir di atmosfer planet menghilang di permukaan, yang menunjukkan bahwa alien mungkin bernapas. Pada makalah kedua, dalam Journal of Geophysical Research, disimpulkan bahwa terjadi kekurangan bahan kimia di permukaan. Zat-zat tersebut mungkin dikonsumsi oleh suatu kehidupan. Chris McKay, astrobiolog di Pusat Penelitian NASA, menyatakan bahwa proses konsumsi hidrogen ini mirip dengan proses manusia mengonsumsi oksigen di bumi.
Terdapat gagasan bahwa alien mungkin mengeluarkan sinyal ke angkasa. Gagasan ini tidak pasti, namun proyek-proyek seperti SETI (Search for Extra-Terrestrial Intelligence) dibuat untuk mencari sinyal radio dari kehidupan ekstraterestrial.
Astronom juga mencari planet luar surya yang dapat dihuni seperti bumi. Planet-planet yang diduga dapat dihuni adalah Gliese 581 c, Gliese 581 d dan OGLE-2005-BLG-390Lb. Teknologi yang ada tidak cukup untuk mempelajari planet-planet luar surya tersebut.
Sumber : id.wikipedia.org
Selasa, 19 Maret 2013
Monyet Penakluk Luar Angkasa
Abad 20 merupakan tonggak sejarah umat manusia dalam pencapaian di
bidang penerbangan luar angkasa. Pada abad inilah manusia benar-benar
memulai ambisinya untuk dapat terbang menjelajah luar angkasa. Uni
Soviet dan Amerika Serikat merupakan negara-negara pelopor dari
proyek-proyek ambisius ini. Ketegangan pada masa perang dingin
menjadikan salah satu pemicu kedua negara tersebut untuk hanyut dalam
kompetisi sarat gengsi pada berbagai bidang. Tidak hanya pada ideologi
dan militer (alutsista), tetapi juga pengembangan teknologi.
Pada tanggal 12 April 1961, Uni Soviet memulai menabuh genderang kompetisi teknologi antariksa dengan mengirimkan Yuri Gagarin sebagai menusia pertama yang pergi ke luar angksa dengan roket Vostok 1. Tak mau dikatakan tertinggal oleh rivalnya Uni Soviet, Amerika serikat juga telah mempersiapkan proyek luar angkasanya yang tak kalah hebatnya yaitu mendaratkan manusia di Bulan. Inilah proyek ambisius Amerika Serikat pada masa pemerintahan Presiden J.F Kennedy.
Kini penerbangan manusia ke luar angkasa bukanlah menjadi sesuatu hal yang spektakuler lagi. Baru-baru ini kita dapat melihat NASA mengirimkan astronot-astronotnya keluar angkasa dalam misi perbaikan teleskop Hubble.
Sejarah panjang penerbangan luar angkasa jika kita telusuri memiliki banyak hal yang menarik. Salah satunya ialah dikirimnya hewan-hewan keluar angksa dalam berbagai eksperimen jauh sebelum pengiriman manusia itu sendiri. Monyet terbukti menjadi hewan favorit oleh para ilmuwan sebagai kelinci percobaan. Berikut ini merupakan sekelumit foto-foto dokumentasi mengenai para monyet “penakluk” luar angkasa.
Monyet mungil dalam gambar diatas bernama Baker. Foto yang diambil di tahun 1959 ini memperlihatkan Baker sedang berada didalam biokapsul NASA dengan tatapan mata yang saya sangat yakin mengisyaratkan ketidak nyamanan serta rasa takut. Gambar ini diambil sesaat sebelum Baker akan melakukan misi keluar angkasanya. Baker berserta seekor monyet yang lainnya bernama Able diterbangkan menggunakan roket Jupiter AM-18 pada 28 Mei 1959.
Ia kembali ke bumi dalam keadaaan hidup setelah terbang selama 15 menit. Hal ini menjadikannya sebagai perimata pertama yang dapat bertahan hidup selama misi-misi percobaaan semacam ini. Namun sebenarnya, sepuluh tahun sebelum penerbangan Baker, seekor monyet bernama Albert II menjadi monyet yang mampu bertahan hidup selama misi di luar angkasa. Namun sayang kehidupannya berakhir setelah roket yang ditumpanginya hancur menabrak bumi karena tidak dapat mendarat dengan sempurna.
Sam, monyet pemberani ( pemberani atau terpaksa ya?) pada gambar diatas dikirim menggunakan roket Mercury pada bulan Desember 1959. Ia mengikuti jejak pendahulunya Baker dan Able dalam misi luar angkasa di tahun 1959. Sam ditugaskan dalam misi percobaan sistem kemanan dan keselamatan pesawat. Roket Mercury melepaskan biokapsul – dimana Sam berada didalamnya – beberapa menit setelah penerbangan. Kapsul yang ditumpangi Sam berhasil mendarat di Samudera Atlantik setelah pada ketinggian 82 km ia dijatuhkan kemudian melayang-layang di udara. Sam berhasil selamat dalam misi ini dan ia hidup hingga tahun 1982.
Tiga simpanse bernama Duane, Jim , dan Chu pada foto diatas sedang dibaringkan didalam kapsul saat berada di pangkalan udara Holloman, New Mexico, pada Januari 1961. Mereka dikirim untuk penelitian mengenai tingkat kelelahan saraf serta tekanan psikologis selama di luar angkasa.
Pada 31 Januari 1961, seekor Simpanse bernama Ham diterbangkan pada ketinggian 185 kilometer ke angkasa dengan kecepatan 7080 km/jam. Ham manaiki roket Mercury-Redstone. Ia juga berhasil selamat setelah mendarat di Samudera Atlantik setelah misi selama 16,5 menit. Delapan bulan kemudian setelah penerbangan Ham, simpanse lainnya bernama Enos berhasil menjadi simpanse pertama yang terbang hingga ke Orbit Bumi.
Tidak hanya Amerika serikat dan Uni Soviet saja yang melibatkan hewan sebagai percobaan-percobaan penerbangan keluar angkasa, program luar angkasa Prancis juga melakukannya. Mereka menggunakan jasa ketiga monyet pada gambar di atas. Penerbangan ini dilakukan pada tahun 1967.
Sumber : viva.co.id
Pada tanggal 12 April 1961, Uni Soviet memulai menabuh genderang kompetisi teknologi antariksa dengan mengirimkan Yuri Gagarin sebagai menusia pertama yang pergi ke luar angksa dengan roket Vostok 1. Tak mau dikatakan tertinggal oleh rivalnya Uni Soviet, Amerika serikat juga telah mempersiapkan proyek luar angkasanya yang tak kalah hebatnya yaitu mendaratkan manusia di Bulan. Inilah proyek ambisius Amerika Serikat pada masa pemerintahan Presiden J.F Kennedy.
Kini penerbangan manusia ke luar angkasa bukanlah menjadi sesuatu hal yang spektakuler lagi. Baru-baru ini kita dapat melihat NASA mengirimkan astronot-astronotnya keluar angkasa dalam misi perbaikan teleskop Hubble.
Sejarah panjang penerbangan luar angkasa jika kita telusuri memiliki banyak hal yang menarik. Salah satunya ialah dikirimnya hewan-hewan keluar angksa dalam berbagai eksperimen jauh sebelum pengiriman manusia itu sendiri. Monyet terbukti menjadi hewan favorit oleh para ilmuwan sebagai kelinci percobaan. Berikut ini merupakan sekelumit foto-foto dokumentasi mengenai para monyet “penakluk” luar angkasa.
Monyet mungil dalam gambar diatas bernama Baker. Foto yang diambil di tahun 1959 ini memperlihatkan Baker sedang berada didalam biokapsul NASA dengan tatapan mata yang saya sangat yakin mengisyaratkan ketidak nyamanan serta rasa takut. Gambar ini diambil sesaat sebelum Baker akan melakukan misi keluar angkasanya. Baker berserta seekor monyet yang lainnya bernama Able diterbangkan menggunakan roket Jupiter AM-18 pada 28 Mei 1959.
Ia kembali ke bumi dalam keadaaan hidup setelah terbang selama 15 menit. Hal ini menjadikannya sebagai perimata pertama yang dapat bertahan hidup selama misi-misi percobaaan semacam ini. Namun sebenarnya, sepuluh tahun sebelum penerbangan Baker, seekor monyet bernama Albert II menjadi monyet yang mampu bertahan hidup selama misi di luar angkasa. Namun sayang kehidupannya berakhir setelah roket yang ditumpanginya hancur menabrak bumi karena tidak dapat mendarat dengan sempurna.
Sam, monyet pemberani ( pemberani atau terpaksa ya?) pada gambar diatas dikirim menggunakan roket Mercury pada bulan Desember 1959. Ia mengikuti jejak pendahulunya Baker dan Able dalam misi luar angkasa di tahun 1959. Sam ditugaskan dalam misi percobaan sistem kemanan dan keselamatan pesawat. Roket Mercury melepaskan biokapsul – dimana Sam berada didalamnya – beberapa menit setelah penerbangan. Kapsul yang ditumpangi Sam berhasil mendarat di Samudera Atlantik setelah pada ketinggian 82 km ia dijatuhkan kemudian melayang-layang di udara. Sam berhasil selamat dalam misi ini dan ia hidup hingga tahun 1982.
Tiga simpanse bernama Duane, Jim , dan Chu pada foto diatas sedang dibaringkan didalam kapsul saat berada di pangkalan udara Holloman, New Mexico, pada Januari 1961. Mereka dikirim untuk penelitian mengenai tingkat kelelahan saraf serta tekanan psikologis selama di luar angkasa.
Pada 31 Januari 1961, seekor Simpanse bernama Ham diterbangkan pada ketinggian 185 kilometer ke angkasa dengan kecepatan 7080 km/jam. Ham manaiki roket Mercury-Redstone. Ia juga berhasil selamat setelah mendarat di Samudera Atlantik setelah misi selama 16,5 menit. Delapan bulan kemudian setelah penerbangan Ham, simpanse lainnya bernama Enos berhasil menjadi simpanse pertama yang terbang hingga ke Orbit Bumi.
Tidak hanya Amerika serikat dan Uni Soviet saja yang melibatkan hewan sebagai percobaan-percobaan penerbangan keluar angkasa, program luar angkasa Prancis juga melakukannya. Mereka menggunakan jasa ketiga monyet pada gambar di atas. Penerbangan ini dilakukan pada tahun 1967.
Sumber : viva.co.id
Minggu, 17 Maret 2013
Pijakan Pertama Neil Armstrong di Bulan
Meski rencana penerbangan resmi NASA menyebutkan periode istirahat
untuk awak sebelum aktivitas luar kendaraan (EVA), Armstrong meminta
agar EVA dipindahkan lebih awal pada malam itu, waktu Houston. Setelah Armstrong dan Aldrin bersiap keluar, Eagle dibebaskan dari tekanan, palka dibuka dan Armstrong turun dari tangga duluan.
Di bawah tangga, Armstrong berkata, "Aku akan keluar dari LEM sekarang" (yang berarti Apollo Lunar Module). Ia kemudian berbalik dan memijakkan sepatu kirinya di permukaan pada pukul 2:56 UTC, 21 Juli 1969, dan mengucapkan kalimat terkenal, "That's one small step for [a] man, one giant leap for mankind." ("Satu langkah kecil bagi [seorang] manusia. Satu lompatan besar bagi umat manusia.")
Armstrong memutuskan melontarkan kalimat tersebut setelah berpikir sejak setelah peluncuran dan beberapa jam setelah pendaratan. Penyiarannya tidak memperdengarkan "a" sebelum "man", sehingga memunculkan kontradiksi frasa (karena man sinonim dengan mankind). NASA dan Armstrong bersikeras selama bertahun-tahun bahwa statis telah mengaburkan "a", ditambah Armstrong menyatakan bahwa ia tidak akan membuat kesalahan seperti itu, tetapi setelah pemutaran rekaman berulang-ulang, Armstrong mengakui ia mungkin lupa menyebut "a".
Armstrong kemudian berkata bahwa ia "berharap agar sejarah memberinya ampun karena melupakan suku kata tersebut dan paham bahwa memang sudah jalannya seperti itu, bahkan jika tidak dikatakan - meski bisa saja benar-benar dikatakan".
Sudah lama diklaim bahwa analisis akustik rekaman menguak keberadaan "a" yang hilang. Peter Shann Ford, seorang programer komputer Australia, melakukan analisis audio digital dan mengklaim bahwa Armstrong memang mengatakan "a man", tetapi "a"-nya tidak terekam karena keterbatasan teknologi komunikasi pada masa itu. Ford dan James R. Hansen, biografer resmi Armstrong, memaparkan penemuan ini ke Armstrong dan perwakilan NASA, yang melakukan analisis mereka sendiri.
Artikel Ford diterbitkan di situs web Ford alih-alih di jurnal ilmiah tinjauan mitra, dan pakar bahasa David Beaver dan Mark Liberman menyatakan skeptisisme mereka atas klaim Ford melalui blog Language Log. Meski Armstrong menganggap analisis Ford "persuasif", ia menyatakan lebih suka kutipan tertulisnya menyertakan "a" dalam tanda kurung.
Ketika Armstrong melakukan proklamasinya, Voice of America disiarkan kembali langsung melalui BBC dan stasiun-stasiun lain di seluruh dunia. Perkiraan penonton global mencapai 450 juta orang, dari total populasi dunia 3,631 miliar jiwa.
Sekitar 20 menit setelah pijakan pertama, Aldrin bergabung dengan Armstrong ke permukaan dan menjadi orang kedua yang berjalan di Bulan, dan keduanya memulai tugas mereka menyelidiki sebagaimana mudahkah seseorang bergerak di permukaan bulan. Sebelum itu, mereka mengeluarkan plakat yang memperingati penerbangan mereka, dan juga menancapkan bendera Amerika Serikat. Bendera yang dipakai dalam misi ini memiliki kawat besi yang membuat bendera membentang horizontal dari tiangnya. Karena kawat tersebut tidak tertarik penuh, bendera tersebut agak terlipat dan bengkok selama perjalanan hingga akhirnya tampak bergelombang, seolah-olah ada angin di Bulan. Sesaat setelah penancapan bendera, Presiden Richard Nixon menghubungi mereka melalui telepon dari kantornya. Presiden berbicara selama semenit, dan dijawab Armstrong selama 30 detik.
Dalam seluruh catatan foto Apollo 11, hanya ada lima gambar Armstrong setengah badan atau terpantul. Misi ini direncanakan berlangsung satu menit, dengan sebagian besar tugas fotografi dilakukan Armtrong dengan sebuah kamera Hasselblad.
Setelah membantu menyusun Early Apollo Scientific Experiment Package, Armstrong berjalan di daerah yang saat ini bernama East Crater, 65 yard (59 m) sebelah timur LM, jarak terjauh yang ditempuh dari LM pada misi ini. Tugas akhir Armstrong adalah meninggalkan paket kecil berisi barang-barang peringatan kepada kosmonot Soviet Yuri Gagarin dan Vladimir Komarov, dan astronot Apollo 1 Gus Grissom, Ed White dan Roger B. Chaffee. Waktu yang dihabiskan saat EVA selama misi Apollo 11 adalah sekitar dua setengah jam, waktu terpendek dari keenam misi pendaratan bulan Apollo, masing-masing dari kelima pendaratan diberi waktu lebih lama untuk aktivitas EVA – awak Apollo 17, sebagai perbandingan, menghabiskan 22 jam menjelajahi permukaan Bulan.
Di bawah tangga, Armstrong berkata, "Aku akan keluar dari LEM sekarang" (yang berarti Apollo Lunar Module). Ia kemudian berbalik dan memijakkan sepatu kirinya di permukaan pada pukul 2:56 UTC, 21 Juli 1969, dan mengucapkan kalimat terkenal, "That's one small step for [a] man, one giant leap for mankind." ("Satu langkah kecil bagi [seorang] manusia. Satu lompatan besar bagi umat manusia.")
Armstrong memutuskan melontarkan kalimat tersebut setelah berpikir sejak setelah peluncuran dan beberapa jam setelah pendaratan. Penyiarannya tidak memperdengarkan "a" sebelum "man", sehingga memunculkan kontradiksi frasa (karena man sinonim dengan mankind). NASA dan Armstrong bersikeras selama bertahun-tahun bahwa statis telah mengaburkan "a", ditambah Armstrong menyatakan bahwa ia tidak akan membuat kesalahan seperti itu, tetapi setelah pemutaran rekaman berulang-ulang, Armstrong mengakui ia mungkin lupa menyebut "a".
Armstrong kemudian berkata bahwa ia "berharap agar sejarah memberinya ampun karena melupakan suku kata tersebut dan paham bahwa memang sudah jalannya seperti itu, bahkan jika tidak dikatakan - meski bisa saja benar-benar dikatakan".
Sudah lama diklaim bahwa analisis akustik rekaman menguak keberadaan "a" yang hilang. Peter Shann Ford, seorang programer komputer Australia, melakukan analisis audio digital dan mengklaim bahwa Armstrong memang mengatakan "a man", tetapi "a"-nya tidak terekam karena keterbatasan teknologi komunikasi pada masa itu. Ford dan James R. Hansen, biografer resmi Armstrong, memaparkan penemuan ini ke Armstrong dan perwakilan NASA, yang melakukan analisis mereka sendiri.
Artikel Ford diterbitkan di situs web Ford alih-alih di jurnal ilmiah tinjauan mitra, dan pakar bahasa David Beaver dan Mark Liberman menyatakan skeptisisme mereka atas klaim Ford melalui blog Language Log. Meski Armstrong menganggap analisis Ford "persuasif", ia menyatakan lebih suka kutipan tertulisnya menyertakan "a" dalam tanda kurung.
Ketika Armstrong melakukan proklamasinya, Voice of America disiarkan kembali langsung melalui BBC dan stasiun-stasiun lain di seluruh dunia. Perkiraan penonton global mencapai 450 juta orang, dari total populasi dunia 3,631 miliar jiwa.
Sekitar 20 menit setelah pijakan pertama, Aldrin bergabung dengan Armstrong ke permukaan dan menjadi orang kedua yang berjalan di Bulan, dan keduanya memulai tugas mereka menyelidiki sebagaimana mudahkah seseorang bergerak di permukaan bulan. Sebelum itu, mereka mengeluarkan plakat yang memperingati penerbangan mereka, dan juga menancapkan bendera Amerika Serikat. Bendera yang dipakai dalam misi ini memiliki kawat besi yang membuat bendera membentang horizontal dari tiangnya. Karena kawat tersebut tidak tertarik penuh, bendera tersebut agak terlipat dan bengkok selama perjalanan hingga akhirnya tampak bergelombang, seolah-olah ada angin di Bulan. Sesaat setelah penancapan bendera, Presiden Richard Nixon menghubungi mereka melalui telepon dari kantornya. Presiden berbicara selama semenit, dan dijawab Armstrong selama 30 detik.
Dalam seluruh catatan foto Apollo 11, hanya ada lima gambar Armstrong setengah badan atau terpantul. Misi ini direncanakan berlangsung satu menit, dengan sebagian besar tugas fotografi dilakukan Armtrong dengan sebuah kamera Hasselblad.
Setelah membantu menyusun Early Apollo Scientific Experiment Package, Armstrong berjalan di daerah yang saat ini bernama East Crater, 65 yard (59 m) sebelah timur LM, jarak terjauh yang ditempuh dari LM pada misi ini. Tugas akhir Armstrong adalah meninggalkan paket kecil berisi barang-barang peringatan kepada kosmonot Soviet Yuri Gagarin dan Vladimir Komarov, dan astronot Apollo 1 Gus Grissom, Ed White dan Roger B. Chaffee. Waktu yang dihabiskan saat EVA selama misi Apollo 11 adalah sekitar dua setengah jam, waktu terpendek dari keenam misi pendaratan bulan Apollo, masing-masing dari kelima pendaratan diberi waktu lebih lama untuk aktivitas EVA – awak Apollo 17, sebagai perbandingan, menghabiskan 22 jam menjelajahi permukaan Bulan.
Jumat, 15 Maret 2013
Bintang yang Mempunyai Temperatur Seperti Bumi
Para astronom berhasil memotret sebuah bintang yang
temperaturnya cukup rendah, mirip temperatur di negara kita saat
kemarau. Hal ini dikemukakan oleh Kevin Luhman, Professor
Astronomi dan Astrofisika dari Penn State University saat
mengikuti sebuah konferensi di Goddard Space Flight Center,
NASA. Penemuan ini merupakan langkah penting dalam upaya menemukan
kriteria planet-planet di luar tata surya yang memiliki kemungkinan
untuk didiami makhluk hidup.
Luhman dan rekan-rekannya menemukan objek ini setelah melakukan pencarian pada citra infra merah lebih dari 600 bintang yang terletak di dekat tata surya kita. Mereka membandingkan citra bintang-bintang tersebut yang waktu pengambilan gambarnya terpisah beberapa tahun dalam upaya mencari titik-titik cahaya dalam panjang gelombang infra merah yang memiliki pergerakan sama dengan yang dimiliki bintang-bintang tersebut. Mereka menggunakan Teleskop Ruang Angkasa Spitzer yang merupakan teleskop infra merah yang paling sensitif. Melalui teleskop ini, objek-objek sedingin bumi akan tampak sangat terang dalam panjang gelombang infra merah.
Planet yang berhasil dipotret para astronom ini merupakan objek di luar tata surya terdingin yang pernah dipotret. Massa planet ini tidak jauh berbeda dengan massa yang dimiliki planet di luar tata surya yang sudah pernah diamati – sekitar 6 sampai 9 kali massa Jupiter – tetapi objek ini lebih mirip sebuah bintang, bintang dengan temperatur atmosfer yang mirip dengan temperatur bumi.
Bintang dengan temperatur serendah ini digolongkan ke dalam bintang “katai coklat”, di mana massa inti bintang ini tidak cukup besar untuk menghasilkan reaksi termonuklir sebagaimana yang berlangsung di bintang-bintang yang lebih panas. Temperatur permukaan bintang kata coklat ini diperkirakan sebesar 25-75 derajat celcius.
Luhman dan rekan-rekannya menemukan bintang katai coklat WD 0806-661 B bergerak seirama dengan bintang katai putih WD 0806-661 dalam dua citra Spitzer yang diambil pada tahun 2004 dan 2009. Mereka kemudian menyimpulkan bahwa yang mereka temukan itu adalah sebuah bintang katai putih yang dikitari pasangannya, yang berupa sebuah bintang katai coklat.
Para astronom selalu berupaya untuk menemukan bintang katai coklat yang lebih dingin dari yang sudah mereka temukan dalam rangka mempelajari atmosfer planet-planet yang temperaturnya mirip bumi terkait dengan upaya mendapatkan kehidupan di luar tata surya.
Para astronom menamai bintang katai coklat ini “WD 0806-661 B” karena merupakan pasangan dari sebuah bintang katai putih bernama “WD 0806-661” yang jaraknya dari matahari adalah sekitar 63 tahun cahaya. Dalam ukuran astronomi, bintang yang terletak dalam jarak ini masih terhitung tetangga matahari.
Jarak bintang katai putih dengan pasangan bintang katai coklat ini adalah sekitar 2500 satuan astronomi sehingga orbitnya sangat jauh dibandingkan dengan orbit planet-planet di tata surya. Oleh sebab itu, ada pendapat bahwa pasangan dua bintang (bintang katai putih dan bintang katai coklat) ini terbentuk dengan cara yang sama dengan proses pembentukan bintang ganda, yang walaupun cukup jauh terpisah tetapi tetap terikat secara gravitasi.
Luhman dan rekan-rekannya menemukan bintang katai coklat WD 0806-661 B bergerak seirama dengan bintang katai putih WD 0806-661 dalam dua citra Spitzer yang diambil pada tahun 2004 dan 2009. Mereka kemudian menyimpulkan bahwa yang mereka temukan itu adalah sebuah bintang katai putih yang dikitari pasangannya, yang berupa sebuah bintang katai coklat.
Pada kesempatan lain, seorang peneliti lain bernama John Bochanski berhasil melakukan pengamatan pada kandungan amonia yang terdapat dalam atmosfer sebuah planet di luar tata surya. Hasil yang mereka peroleh akan dipakai untuk memperbaiki teori tentang atmosfer planet di luar tata surya yang memiliki temperatur tidak jauh berbeda dengan temperatur bumi.
Sumber : lapan.go.id
Luhman dan rekan-rekannya menemukan objek ini setelah melakukan pencarian pada citra infra merah lebih dari 600 bintang yang terletak di dekat tata surya kita. Mereka membandingkan citra bintang-bintang tersebut yang waktu pengambilan gambarnya terpisah beberapa tahun dalam upaya mencari titik-titik cahaya dalam panjang gelombang infra merah yang memiliki pergerakan sama dengan yang dimiliki bintang-bintang tersebut. Mereka menggunakan Teleskop Ruang Angkasa Spitzer yang merupakan teleskop infra merah yang paling sensitif. Melalui teleskop ini, objek-objek sedingin bumi akan tampak sangat terang dalam panjang gelombang infra merah.
Planet yang berhasil dipotret para astronom ini merupakan objek di luar tata surya terdingin yang pernah dipotret. Massa planet ini tidak jauh berbeda dengan massa yang dimiliki planet di luar tata surya yang sudah pernah diamati – sekitar 6 sampai 9 kali massa Jupiter – tetapi objek ini lebih mirip sebuah bintang, bintang dengan temperatur atmosfer yang mirip dengan temperatur bumi.
Bintang dengan temperatur serendah ini digolongkan ke dalam bintang “katai coklat”, di mana massa inti bintang ini tidak cukup besar untuk menghasilkan reaksi termonuklir sebagaimana yang berlangsung di bintang-bintang yang lebih panas. Temperatur permukaan bintang kata coklat ini diperkirakan sebesar 25-75 derajat celcius.
Luhman dan rekan-rekannya menemukan bintang katai coklat WD 0806-661 B bergerak seirama dengan bintang katai putih WD 0806-661 dalam dua citra Spitzer yang diambil pada tahun 2004 dan 2009. Mereka kemudian menyimpulkan bahwa yang mereka temukan itu adalah sebuah bintang katai putih yang dikitari pasangannya, yang berupa sebuah bintang katai coklat.
Pada kesempatan lain,
seorang peneliti lain bernama John Bochanski berhasil melakukan
pengamatan pada kandungan amonia yang terdapat dalam atmosfer sebuah
planet di luar tata surya. Hasil yang mereka peroleh akan dipakai untuk
memperbaiki teori tentang atmosfer planet di luar tata surya yang
memiliki temperatur tidak jauh berbeda dengan temperatur bumi.
Para astronom selalu berupaya untuk menemukan bintang katai coklat yang lebih dingin dari yang sudah mereka temukan dalam rangka mempelajari atmosfer planet-planet yang temperaturnya mirip bumi terkait dengan upaya mendapatkan kehidupan di luar tata surya.
Para astronom menamai bintang katai coklat ini “WD 0806-661 B” karena merupakan pasangan dari sebuah bintang katai putih bernama “WD 0806-661” yang jaraknya dari matahari adalah sekitar 63 tahun cahaya. Dalam ukuran astronomi, bintang yang terletak dalam jarak ini masih terhitung tetangga matahari.
Jarak bintang katai putih dengan pasangan bintang katai coklat ini adalah sekitar 2500 satuan astronomi sehingga orbitnya sangat jauh dibandingkan dengan orbit planet-planet di tata surya. Oleh sebab itu, ada pendapat bahwa pasangan dua bintang (bintang katai putih dan bintang katai coklat) ini terbentuk dengan cara yang sama dengan proses pembentukan bintang ganda, yang walaupun cukup jauh terpisah tetapi tetap terikat secara gravitasi.
Luhman dan rekan-rekannya menemukan bintang katai coklat WD 0806-661 B bergerak seirama dengan bintang katai putih WD 0806-661 dalam dua citra Spitzer yang diambil pada tahun 2004 dan 2009. Mereka kemudian menyimpulkan bahwa yang mereka temukan itu adalah sebuah bintang katai putih yang dikitari pasangannya, yang berupa sebuah bintang katai coklat.
Pada kesempatan lain, seorang peneliti lain bernama John Bochanski berhasil melakukan pengamatan pada kandungan amonia yang terdapat dalam atmosfer sebuah planet di luar tata surya. Hasil yang mereka peroleh akan dipakai untuk memperbaiki teori tentang atmosfer planet di luar tata surya yang memiliki temperatur tidak jauh berbeda dengan temperatur bumi.
Sumber : lapan.go.id
Kamis, 14 Maret 2013
Ilmu Pengetahuan dan Teknonolgi Dirgantara Membangun Kemandirian Bangsa Dalam Inovasi IPTEK Peroketan
Tak seperti biasanya, sore itu (13/11) Pusat
Teknologi Roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) yang berada di Tarogong, Kecamatan Rumpin, Bogor, Jawa
Barat, ramai oleh hiruk
pikuk kerumunan orang. Tak kurang dari seratus orang peserta Forum
Bakohumas bekerjasama dengan
Kementerian Riset dan Teknologi, antusias ingin menyaksikan demonstrasi
uji statik roket yang
pembuatan, perakitan hingga pengujiannya dilakukan oleh anak-anak bangsa
di Pusat Teknologi Roket
ini. Sukseskah uji statik roket tersebut?
Sumber : Lapa.go.id
Sebagai lembaga penelitian dan pengembangan, LAPAN
memiliki tugas pokok melaksanakan tugas
pemerintah di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan
pemanfaatannya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pelaksanaan
tugas tersebut, LAPAN
memiliki empat pilar utama yakni bidang sains antariksa, bidang
penginderaan jauh, bidang teknologi
dirgantara serta bidang pengkajian kebijakan dan informasi
kedirgantaraan. Teknologi roket,
penerbangan dan satelit merupakan bagian dari bidang teknologi
dirgantara yang hadir melalui
Kedeputian Teknologi Dirgantara LAPAN.
Mendengar kata roket, asosiasi sebagian
orang langsung tertuju pada teknologi pertahanan dan
keamanan, hulu ledak dan peluru kendali untuk tujuan perang. Padahal,
teknologi roket tak melulu soal
perang dan invasi. Didalamnya ada proses inovasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berguna bagi
hajat hidup orang banyak.
Tak kenal maka tak sayang, pepatah ini
rasanya tepat untuk memulai perkenalan lebih jauh dengan
Pusat Teknologi Roket LAPAN. Dalam menjalankan tugasnya, Pusat Teknologi
Roket mengemban fungsi
untuk penelitian, pengembangan dan perekayasaan teknologi motor roket,
teknologi struktur dan
mekanik, teknologi propelan serta teknologi kendali dan telemetri.
Fungsi tersebut dijalankan untuk
mencapai visi jangka panjang untuk mewujudkan kemandirian bangsa dalam
inovasi ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang peroketan.
Uji Statik
Dalam ranah iptek peroketan, sebuah roket
yang berhasil dibuat tak serta merta bisa langsung
diluncurkan. Tahapan yang harus dilaluinya cukup kompleks, salah satunya
harus melalui proses yang
dinamai uji statik. Beruntung, rombongan peserta Forum Bakohumas yang
hadir pada sore itu bisa
melihat proses uji statik tersebut.
Untuk uji statik, biasanya dilakukan
instalasi alat pengukur performa roket terlebih dahulu. Kepala Bidang
Teknologi Motor Roket, Saeri, menyebutkan alat tersebut terdiri dari
alat pengukur daya dorong, tekanan, vibrasi, temperatur, dan data
visual. Sejumlah peralatan itu, Saeri mengatakan, akan menentukan
kelayakan motor roket menjalani uji terbang.
“Untuk yang ingin menonton uji statik harap
mengambil jarak aman, semoga uji roket sore ini berhasil,” tegas Saeri
sebelum uji statik dilakukan. Antusias bercampur rasa was-was terlihat
dari wajah peserta Forum Bakohumas. Pasalnya, sempat beredar ‘guyonan’
bahwa roket yang akan diuji statik termasuk roket reject
karena pasokan roket yang dalam kondisi prima telah habis diuji statik.
Namun hal itu tidak terbukti karena uji statik kali ini berlangsung
sukses.
Sebelumnya uji statik, mereka disuguhi
tayangan video uji terbang berbagai roket yang berhasil dikembangkan
Lapan. Dalam video tersebut, peserta Forum Bakohumas bisa melihat
proses uji terbang yang dilakukan di Balai Produksi dan Pengujian Roket
Lapan, Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Video resolusi tinggi tersebut
mampu menampilkan uji terbang roket dari berbagai sisi serta dalam
gerak lambat hingga kecepatan 300 frame per seconds (fps).
RX 550
Pada 2012 ini, agenda besar peroketan Lapan
ialah dua kali uji statik roket RX-550 serta satu kali uji terbang
roket tersebut. Uji statik tersebut merupakan perbaikan dan kelanjutan
program uji statik yang telah dilakukan pada 2011.
Lebih jauh, nama roket RX-550 diambil dari
diameter motor roket yang mencapai 550 milimeter dengan panjang motor
roket mencapai 6 meter. Sementara itu, panjang keseluruhan roket bisa
mencapai lebih dari 9 meter. Fungsi khusus roket RX-550 adalah sebagai
pendorong (booster) utama yang akan membawa satelit ke luar
angkasa dengan kapasitas bahan bakar sebanyak 1,8 ton.
Roket ini diprediksi memiliki jarak tempuh
sejauh 150 km dengan jangkauan sepanjang 300 km. Roket RX-550 ini tidak
lain dari roket penyempurnaan beberapa roket produksi LAPAN
sebelumnya, yaitu RX-420 di tahun 2009 dan RX-320 di tahun 2008.
Sumber : Lapa.go.id
Selasa, 12 Maret 2013
Sumber Air Minum di Planet Mars
Analisis dari serbuk batu yang berhasil diambil wahana antariksa
Curiosity menunjukkan bahwa Mars memang punya materi yang mendukung
kehidupan.
Berdasarkan penelitian, serbuk batu bernama "John Klein" yang ditemukan di wilayah Mars bernama Yellowknife Bay mengandung material tanah liat, sulfat dan mineral lain yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.
John Grotzinger, pimpinan tim ilmuwan misi Curiosity, mengungkapkan bahwa wilayah Yellowknife Bay di masa lalu diduga memiliki air yang bisa diminum.
Komposisi serbuk batu Mars itu berhasil diuraikan menyusul keberhasilan Curiosity melakukan pengeboran pertama batu Mars. Batu Mars yang dibor dinamai John Klein, sesuai nama ilmuwan anggota misi Curiosity yang meninggal tahun 2011 silam.
Curiosity telah mendarat di Mars sejak Agustus 2012 lalu. Wahana ini telah membantu mengungkap adanya batu Mars yang mirip dengan batu Bumi dan bukti terkuat adanya air di Mars.
Saat ini, tantangan utama adalah menemukan senyawa organik di Mars. Penemuan senyawa organik di Mars menjadi tantangan berat. Mars yang tak punya atmosfer setebal Bumi rentan oleh radiasi kosmik yang bisa merusak senyawa organik.
Jika Mars punya senyawa organik, maka ada lebih banyak kemungkinan planet itu punya kehidupan. Tapi, jika senyawa organik tak ada, bukan berarti Mars tak pernah punya kehidupan.
"Anda tak perlu punya karbon dalam lingkungan geologis tertentu yang bisa dihuni untuk menjumpai adalanya metabolisme mikroba," ungkap Grotzinger seperti dikutip Reuters, Selasa (12/3/2013) kemarin.
Menurutnya, ada banyak mikroba di Bumi yang terbukti mampu bermetabolisme dengan memanfaatkan senyawa anorganik.
"Jelas perlu ada sumber karbon. Tetapi jika memang hanya ada CO2, anda pun bisa menemukan organisme kemoautotrof yang memakan batuan, melakukan metabolisme dan dan menghasilkan senyawa organik berbasis karbon itu," papar Grotzinger.
Batu John Klein yang jadi sampel pengeboran sendiri diduga berumur 3 miliar tahun, menghabiskan cukup waktu di lingkungan yang tak asam dan tak terlalu asin sehingga mineral bisa terbentuk.
Sumber : kompas.com
Berdasarkan penelitian, serbuk batu bernama "John Klein" yang ditemukan di wilayah Mars bernama Yellowknife Bay mengandung material tanah liat, sulfat dan mineral lain yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.
John Grotzinger, pimpinan tim ilmuwan misi Curiosity, mengungkapkan bahwa wilayah Yellowknife Bay di masa lalu diduga memiliki air yang bisa diminum.
Komposisi serbuk batu Mars itu berhasil diuraikan menyusul keberhasilan Curiosity melakukan pengeboran pertama batu Mars. Batu Mars yang dibor dinamai John Klein, sesuai nama ilmuwan anggota misi Curiosity yang meninggal tahun 2011 silam.
Curiosity telah mendarat di Mars sejak Agustus 2012 lalu. Wahana ini telah membantu mengungkap adanya batu Mars yang mirip dengan batu Bumi dan bukti terkuat adanya air di Mars.
Saat ini, tantangan utama adalah menemukan senyawa organik di Mars. Penemuan senyawa organik di Mars menjadi tantangan berat. Mars yang tak punya atmosfer setebal Bumi rentan oleh radiasi kosmik yang bisa merusak senyawa organik.
Jika Mars punya senyawa organik, maka ada lebih banyak kemungkinan planet itu punya kehidupan. Tapi, jika senyawa organik tak ada, bukan berarti Mars tak pernah punya kehidupan.
"Anda tak perlu punya karbon dalam lingkungan geologis tertentu yang bisa dihuni untuk menjumpai adalanya metabolisme mikroba," ungkap Grotzinger seperti dikutip Reuters, Selasa (12/3/2013) kemarin.
Menurutnya, ada banyak mikroba di Bumi yang terbukti mampu bermetabolisme dengan memanfaatkan senyawa anorganik.
"Jelas perlu ada sumber karbon. Tetapi jika memang hanya ada CO2, anda pun bisa menemukan organisme kemoautotrof yang memakan batuan, melakukan metabolisme dan dan menghasilkan senyawa organik berbasis karbon itu," papar Grotzinger.
Batu John Klein yang jadi sampel pengeboran sendiri diduga berumur 3 miliar tahun, menghabiskan cukup waktu di lingkungan yang tak asam dan tak terlalu asin sehingga mineral bisa terbentuk.
Sumber : kompas.com
Komplek Penampungan Alien di Bumi
Alien datang ke bumi? Tema tersebut pastinya bukanlah tema yang asing
bagi para penggemar cerita fiksi ilmiah. Sudah tak terhitung lagi
banyaknya buku cerita, film, & game yang menampilkan alien di mana
cerita yang paling banyak diangkat adalah seputar alien yang terlibat
konflik dengan manusia karena alien yang bersangkutan ingin menguasai
bumi. Nah, sekarang bagaimana kalau ada alien yang datang ke bumi bukan
karena ingin menjajah, tapi hanya sebatas ingin tinggal tanpa mau
mengganggu siapapun. Apakah manusia akan tetap memperlakukan alien
secara kasar? Ide itulah yang diangkat dalam film "District 9".
District 9 (D9) adalah judul film fiksi ilmiah dari Afrika Selatan yang dirilis pada tahun 2009. Film tersebut bercerita tentang District 9, sebuah kamp atau kompleks penampungan yang dibangun oleh manusia untuk menampung alien-alien yang memerlukan tempat tinggal di bumi. D9 bisa dikatakan unik karena alih-alih menampilkan alien sebagai makhluk kuat yang haus kekuasaan, film ini justru menampilkan alien sebagai makhluk yang mengharapkan bantuan & perlindungan manusia, namun di saat bersamaan kerap menjadi sasaran kecurigaan & kesewenang-wenangan mereka. Berkat tema ceritanya yang tidak lazim & gaya penyampaiannya yang menarik, film ini berhasil meraih respon positif dari para pensnya
SEJARAH (VERSI DUNIA NYATA)
Kreator dari film District 9 (D9) adalah sutadara kelahiran Afrika Selatan (Afsel) yang bernama Neill Blomkamp. Awalnya Blomkamp diminta oleh sutradara terkenal AS, Peter Jackson, untuk membuat film yang diangkat dari game "Halo". Namun karena keterbatasan dana, proyek film Halo akhirnya urung dibuat & sebagai gantinya, Blomkamp membuat film D9 di mana Jackson bertindak sebagai penyedia dananya. Film D9 sendiri merupakan pengembangan dari film pendek keluaran tahun 2005 buatan Blomkamp yang berjudul "Alive in Joburg".
Aktivitas pengambilan gambar film D9 dilakukan di Johannesburg, Afsel, saat musim dingin tengah berlangsung karena Blomkamp ingin menampilkan pemandangan di film segersang & semuram mungkin. Untuk menambah kesan realistik bagi penotonnya, film ini dibuat dengan memakai metode ala dokumenter seperti kamera bergoyang untuk memvisualisasikan sudut pandang orang pertama, penyisipan cuplikan wawancara tokoh-tokoh dalam film, & penambahan klip ala reportase berita untuk menjelaskan perkembangan terkini situasi D9. Selain William Allen Young yang berkebangsaan AS, semua pemeran dalam film ini adalah orang-orang Afrika.
Sejak awal pembuatannya, film D9 banyak mengambil setting & elemen dari Afsel, negara kelahiran Blomkamp yang hingga pertengahan 90-an terkenal dengan sistem politik berdasarkan pembedaan warna kulit (apartheid). Pemakaian nama "District 9" sebagai judul filmnya contohnya, terinspirasi dari nama Distrik 6, area dalam kota Cape Town, Afsel, yang pada era apartheid hanya diperuntukkan untuk warga kulit putih. Konsep D9 sebagai kompleks penampungan khusus alien juga sedikit banyak terinspirasi dari bantustan, kompleks pemu****n kumuh di era apartheid yang dikhususkan untuk penduduk kulit hitam.
Bicara soal apartheid, film D9 sendiri memang mengangkat tema utama seputar saling menghargai antar golongan dengan memakai sosok alien untuk menggantikan ras tertentu sebagai sosok korbannya. Karena film D9 memakai sosok alien sebagai fokus utamanya, maka aksi-aksi kekerasan berbau rasial & kebencian oleh manusia terhadap kaum alien pun bisa ditampilkan secara terang-terangan tanpa perlu khawatir menghadapi tuduhan mempromosikan kebencian terhadap golongan tertentu. Tema lain yang ingin diangkat dalam film ini adalah mengenai bahaya militerisme & potensi penyalahgunaan wewenang bila terlalu mempercayai perusahaan swasta yang notabene berorientasi profit untuk mengerjakan proyek kemanusiaan.
Melihat perubahan fisik yang dialami Wikus, pihak MNU memutuskan untuk mengkarantina Wikus & menjadikannya kelinci percobaan untuk menguji senjata-senjata buatan alien yang dirampas oleh MNU. Namun, Wikus berhasil melarikan diri & menyelinap ke rumah alien Johnson untuk mencari penyembuhan. Sesampainya di sana, Wikus baru mengetahui kalau di bawah rumah Jonnson selama ini terdapat pesawat mini tersembunyi yang hendak digunakan oleh Johnson untuk kembali ke piring terbang & cairan hitam yang mengkontaminasi Wikus aslinya adalah bahan bakar pesawat alien yang memiliki efek mutasi jika terkena sel-sel manusia.
Johnson mengatakan kalau dia bisa mendapatkan kembali cairan bahan bakarnya, dia bisa menyalakan pesawat & menyembuhkan Wikus. Tawaran tersebut diterima Wikus & keduanya berhasil menerobos markas MNU untuk mendapatkan kembali cairan bahan bakar yang dimaksud. Namun di markas MNU itu pula, Johnson mengetahui kalau selama ini teman-teman aliennya banyak yang dibawa paksa oleh orang-orang MNU untuk dijadikan kelinci percobaan hingga tewas. Merasa khawatir dengan keselamatan teman-teman aliennya yang masih tersisa, Johnson memutuskan untuk memakai seluruh bahan bakar tersebut untuk memulangkan seluruh alien di D9 ke planet asal mereka.
Sumber : teknologi.viva.co.id
District 9 (D9) adalah judul film fiksi ilmiah dari Afrika Selatan yang dirilis pada tahun 2009. Film tersebut bercerita tentang District 9, sebuah kamp atau kompleks penampungan yang dibangun oleh manusia untuk menampung alien-alien yang memerlukan tempat tinggal di bumi. D9 bisa dikatakan unik karena alih-alih menampilkan alien sebagai makhluk kuat yang haus kekuasaan, film ini justru menampilkan alien sebagai makhluk yang mengharapkan bantuan & perlindungan manusia, namun di saat bersamaan kerap menjadi sasaran kecurigaan & kesewenang-wenangan mereka. Berkat tema ceritanya yang tidak lazim & gaya penyampaiannya yang menarik, film ini berhasil meraih respon positif dari para pensnya
SEJARAH (VERSI DUNIA NYATA)
Kreator dari film District 9 (D9) adalah sutadara kelahiran Afrika Selatan (Afsel) yang bernama Neill Blomkamp. Awalnya Blomkamp diminta oleh sutradara terkenal AS, Peter Jackson, untuk membuat film yang diangkat dari game "Halo". Namun karena keterbatasan dana, proyek film Halo akhirnya urung dibuat & sebagai gantinya, Blomkamp membuat film D9 di mana Jackson bertindak sebagai penyedia dananya. Film D9 sendiri merupakan pengembangan dari film pendek keluaran tahun 2005 buatan Blomkamp yang berjudul "Alive in Joburg".
Aktivitas pengambilan gambar film D9 dilakukan di Johannesburg, Afsel, saat musim dingin tengah berlangsung karena Blomkamp ingin menampilkan pemandangan di film segersang & semuram mungkin. Untuk menambah kesan realistik bagi penotonnya, film ini dibuat dengan memakai metode ala dokumenter seperti kamera bergoyang untuk memvisualisasikan sudut pandang orang pertama, penyisipan cuplikan wawancara tokoh-tokoh dalam film, & penambahan klip ala reportase berita untuk menjelaskan perkembangan terkini situasi D9. Selain William Allen Young yang berkebangsaan AS, semua pemeran dalam film ini adalah orang-orang Afrika.
Sejak awal pembuatannya, film D9 banyak mengambil setting & elemen dari Afsel, negara kelahiran Blomkamp yang hingga pertengahan 90-an terkenal dengan sistem politik berdasarkan pembedaan warna kulit (apartheid). Pemakaian nama "District 9" sebagai judul filmnya contohnya, terinspirasi dari nama Distrik 6, area dalam kota Cape Town, Afsel, yang pada era apartheid hanya diperuntukkan untuk warga kulit putih. Konsep D9 sebagai kompleks penampungan khusus alien juga sedikit banyak terinspirasi dari bantustan, kompleks pemu****n kumuh di era apartheid yang dikhususkan untuk penduduk kulit hitam.
Bicara soal apartheid, film D9 sendiri memang mengangkat tema utama seputar saling menghargai antar golongan dengan memakai sosok alien untuk menggantikan ras tertentu sebagai sosok korbannya. Karena film D9 memakai sosok alien sebagai fokus utamanya, maka aksi-aksi kekerasan berbau rasial & kebencian oleh manusia terhadap kaum alien pun bisa ditampilkan secara terang-terangan tanpa perlu khawatir menghadapi tuduhan mempromosikan kebencian terhadap golongan tertentu. Tema lain yang ingin diangkat dalam film ini adalah mengenai bahaya militerisme & potensi penyalahgunaan wewenang bila terlalu mempercayai perusahaan swasta yang notabene berorientasi profit untuk mengerjakan proyek kemanusiaan.
Film D9 mulai ditayangkan di bioskop-bioskop AS pada bulan Agustus 2009.
Sejak penayangannya, film ini sukses meraih respon positif dari pens
karena metode penyampaiannya yang unik untuk genre film alien &
keberhasilannya mengkombinasikan aspek drama serta action secara
berimbang. Situs hiburan "Rotten Tomatoes" contohnya, memberikan nilai
91% alias nyaris sempurna untuk film ini. Puncak dari respon positif
untuk D9 adalah ketika film tersebut menerima 4 nominasi Academy Awards
& 1 nominasi Golden Globe. Dari segi finansial, D9 juga terbilang
sukses karena sukses meraup pemasukan 210 juta dollar AS alias 7 kali
lipat dari biaya produksi filmnya.
Respon yang diterima oleh D9 tidak semuanya positif. Sebagian orang menilai adegan kekerasan & pembedahan yang ditampilkan dalam film D9 terlalu vulgar sehingga filmnya jadi sulit dikonsumsi oleh mereka yang belum cukup umur atau mereka yang tidak tahan akan pemandangan menjijikan. Kritikus kawakan Roger Ebert walaupun di satu sisi memuji film ini, namun di sisi lain juga mengkritik ending filmnya yang terkesan menggantung / tidak jelas. Sementara itu di Nigeria, film ini bahkan dilarang tayang di bioskop-bioskop setempat karena film yang bersangkutan menampilkan orang-orang Nigeria sebagai sekumpulan preman kanibal dalam wujud geng Obesandjo.
SEJARAH (VERSI FIKSI)
Tahun 1982 (versi cerita dalam film tentunya), sebuah piring terbang raksasa secara tiba-tiba menampakkan diri di atas kota Johannesburg, Afrika Selatan (Afsel). Saat diselidiki, belakangan diketahui bahwa penghuni piring terbang tersebut adalah rombongan alien yang sedang sekarat & memerlukan tempat tinggal sementara di bumi. Merasa bersimpati dengan kondisi mereka, pemerintah Afsel akhirnya mengizinkan para alien tersebut untuk tinggal sementara di bumi dengan membuatkan suatu kompleks pemu****n khusus yang bernama "District 9" (D9) yang berlokasi tepat di bawah piring terbang raksasa tersebut.
Tahun demi tahun berlalu. Kawanan alien yang tinggal di D9 berhasil menyesuaikan diri dengan kehidupan ala manusia & bahkan beranak pinak. Kendati demikian, kehidupan para alien tersebut bukan tanpa masalah karena mereka kerap terlibat konflik dengan manusia-manusia di sekitar mereka yang merasa curiga & tidak nyaman dengan keberadaan para alien tersebut yang notabene bukan manusia. Salah satu geng bersenjata setempat bahkan ada yang dengan sengaja menjebak & membunuh alien-alien setempat karena percaya kalau daging alien tersebut mendatangkan khasiat bila dimakan.
Merespon perkembangan situasi yang menimpa para alien, pemerintah Afsel
akhirnya memutuskan untuk merelokasi alien-alien di D9 ke kompleks
pemu****n yang baru dengan cara meminta bantuan perusahaan militer
swasta Multinational United (MNU) pada tahun 2010. Saat sedang
menyelidiki rumah seorang(?) alien yang bernama Christopher Johnson,
seorang staf MNU bernama Wikus van de Merwe tanpa sengaja terkontaminasi
oleh cairan hitam misterius yang disembunyikan dalam rumah tersebut.
Perlahan tapi pasti, cairan tersebut mengubah penampilannya menjadi
setengah manusia - setengah alien, sementara cairan itu sendiri disita
oleh pihak MNU.Respon yang diterima oleh D9 tidak semuanya positif. Sebagian orang menilai adegan kekerasan & pembedahan yang ditampilkan dalam film D9 terlalu vulgar sehingga filmnya jadi sulit dikonsumsi oleh mereka yang belum cukup umur atau mereka yang tidak tahan akan pemandangan menjijikan. Kritikus kawakan Roger Ebert walaupun di satu sisi memuji film ini, namun di sisi lain juga mengkritik ending filmnya yang terkesan menggantung / tidak jelas. Sementara itu di Nigeria, film ini bahkan dilarang tayang di bioskop-bioskop setempat karena film yang bersangkutan menampilkan orang-orang Nigeria sebagai sekumpulan preman kanibal dalam wujud geng Obesandjo.
SEJARAH (VERSI FIKSI)
Tahun 1982 (versi cerita dalam film tentunya), sebuah piring terbang raksasa secara tiba-tiba menampakkan diri di atas kota Johannesburg, Afrika Selatan (Afsel). Saat diselidiki, belakangan diketahui bahwa penghuni piring terbang tersebut adalah rombongan alien yang sedang sekarat & memerlukan tempat tinggal sementara di bumi. Merasa bersimpati dengan kondisi mereka, pemerintah Afsel akhirnya mengizinkan para alien tersebut untuk tinggal sementara di bumi dengan membuatkan suatu kompleks pemu****n khusus yang bernama "District 9" (D9) yang berlokasi tepat di bawah piring terbang raksasa tersebut.
Tahun demi tahun berlalu. Kawanan alien yang tinggal di D9 berhasil menyesuaikan diri dengan kehidupan ala manusia & bahkan beranak pinak. Kendati demikian, kehidupan para alien tersebut bukan tanpa masalah karena mereka kerap terlibat konflik dengan manusia-manusia di sekitar mereka yang merasa curiga & tidak nyaman dengan keberadaan para alien tersebut yang notabene bukan manusia. Salah satu geng bersenjata setempat bahkan ada yang dengan sengaja menjebak & membunuh alien-alien setempat karena percaya kalau daging alien tersebut mendatangkan khasiat bila dimakan.
Melihat perubahan fisik yang dialami Wikus, pihak MNU memutuskan untuk mengkarantina Wikus & menjadikannya kelinci percobaan untuk menguji senjata-senjata buatan alien yang dirampas oleh MNU. Namun, Wikus berhasil melarikan diri & menyelinap ke rumah alien Johnson untuk mencari penyembuhan. Sesampainya di sana, Wikus baru mengetahui kalau di bawah rumah Jonnson selama ini terdapat pesawat mini tersembunyi yang hendak digunakan oleh Johnson untuk kembali ke piring terbang & cairan hitam yang mengkontaminasi Wikus aslinya adalah bahan bakar pesawat alien yang memiliki efek mutasi jika terkena sel-sel manusia.
Johnson mengatakan kalau dia bisa mendapatkan kembali cairan bahan bakarnya, dia bisa menyalakan pesawat & menyembuhkan Wikus. Tawaran tersebut diterima Wikus & keduanya berhasil menerobos markas MNU untuk mendapatkan kembali cairan bahan bakar yang dimaksud. Namun di markas MNU itu pula, Johnson mengetahui kalau selama ini teman-teman aliennya banyak yang dibawa paksa oleh orang-orang MNU untuk dijadikan kelinci percobaan hingga tewas. Merasa khawatir dengan keselamatan teman-teman aliennya yang masih tersisa, Johnson memutuskan untuk memakai seluruh bahan bakar tersebut untuk memulangkan seluruh alien di D9 ke planet asal mereka.
Minggu, 10 Maret 2013
Bentuk UFO Purba
Unidentified flying objek atau UFO identik dengan teknologi
tingkat tinggi. Tetapi jauh sebelum dunia mengenal ufo, ribuan tahun
lalu sebenarnya telah ada catatan perjumpaan manusia dengan sky ship
yang menggunakan jangkar
Sejak jaman dark ages atau sebelum masehi diketahui telah banyak sejarah menuliskan tentang UFO yang menjatuhkan jangkar seperti kapal saat berlabuh, orang jaman dahulu menyebutnya sebagai sky ship atau cloud ship. Sekedar informasi saja catatan yang terkenal tentang adanya UFO pada masa dark ages adalah catatan alexander the great saat melakukan penyerangan ke Tyre pada 329 SM, kala itu mereka melihat 3 buah UFO berbentuk disk yang terbang tinggi. Yang paling kontrovesial adalah sebuah pahatan dari Hans Glaser, seniman jerman pada 4 april 1561 yang menggambarkan peperangan di angkasa oleh beberapa sky ship. Kejadian ini terjadi pada pagi hari setelah matahari terbit dimana ribuan warga jerman menjadi saksi kejadian yang mereka sebut "war in the heaven" itu.
Sejak saat itulah orang mulai banyak melihat ufo dan puncaknya pada tahun 1800an hingga sekarang. Untuk cerita tentang sky ship dan jangkarnya kita mulai dari irlandia
956 SM - Cloera, Irlandia
dalam buku "UFO: operation trojan horse" yang ditulis oleh John Keel pada 1970 di dalamnya tertulis sebuah bahasan mengenai sebuah arca dari irlandia kuno yang bernama "speculum regali" atau "the king's mirror". Dalam bukunya John menulis arca itu berasal dari 956 SM menceritakan perjumpaan massal penduduk lokal dengan seorang kru sky ship.
Kisah itu terjadi pada minggu pagi saat penduduk berkumpul di gereja. Tiba tiba saja sebuah jangkar menghantam dan tersangkut di bangunan itu. Orang orang yang berhamburan keluar melihat sebuah jangkar tersangkut dan sebuah kapal diangkasa mirip seperti kapal laut. Kemudian terlihat seseorang menjatuhkan diri dari kapal dan menuju jangkar. Anehnya kru kapal itu terlihat seolah2 berenang di udara. Saat sampai didekat gereja penduduk merasa marah karena jangkarnya merusak gereja itu berusaha menangkap kru kapal itu tetapi pastur melarangnya. Karena tak mampu melepaskan jangkar yang tersangkut itu akhirnya kru kapal itu ke kapalnya dan memotong tali jangkar itu lalu terbang pergi meninggalkan orang orang. Hal yang serupa juga di bahas dalam introductory space science, volume 2, departement of physic USAF
548 SM - Country Offaly, Irlandia
dari sebuah arca di komplek arca clonmacnoise di muara sungai shannon ditemukan beberapa epik pertempuran dan beberapa kejadian besar dalam sejarah irlandia. Salah satunya kisah seorang biarawan dan seorang dari sky ship yang ditulis ulang oleh Seamus Henney, Profesor dari universitas oxford dan harvard dalam bukunya "seeing things" yang terbit pada 1991. Berikut penggalan epik itu.
Sejak jaman dark ages atau sebelum masehi diketahui telah banyak sejarah menuliskan tentang UFO yang menjatuhkan jangkar seperti kapal saat berlabuh, orang jaman dahulu menyebutnya sebagai sky ship atau cloud ship. Sekedar informasi saja catatan yang terkenal tentang adanya UFO pada masa dark ages adalah catatan alexander the great saat melakukan penyerangan ke Tyre pada 329 SM, kala itu mereka melihat 3 buah UFO berbentuk disk yang terbang tinggi. Yang paling kontrovesial adalah sebuah pahatan dari Hans Glaser, seniman jerman pada 4 april 1561 yang menggambarkan peperangan di angkasa oleh beberapa sky ship. Kejadian ini terjadi pada pagi hari setelah matahari terbit dimana ribuan warga jerman menjadi saksi kejadian yang mereka sebut "war in the heaven" itu.
Sejak saat itulah orang mulai banyak melihat ufo dan puncaknya pada tahun 1800an hingga sekarang. Untuk cerita tentang sky ship dan jangkarnya kita mulai dari irlandia
956 SM - Cloera, Irlandia
dalam buku "UFO: operation trojan horse" yang ditulis oleh John Keel pada 1970 di dalamnya tertulis sebuah bahasan mengenai sebuah arca dari irlandia kuno yang bernama "speculum regali" atau "the king's mirror". Dalam bukunya John menulis arca itu berasal dari 956 SM menceritakan perjumpaan massal penduduk lokal dengan seorang kru sky ship.
Kisah itu terjadi pada minggu pagi saat penduduk berkumpul di gereja. Tiba tiba saja sebuah jangkar menghantam dan tersangkut di bangunan itu. Orang orang yang berhamburan keluar melihat sebuah jangkar tersangkut dan sebuah kapal diangkasa mirip seperti kapal laut. Kemudian terlihat seseorang menjatuhkan diri dari kapal dan menuju jangkar. Anehnya kru kapal itu terlihat seolah2 berenang di udara. Saat sampai didekat gereja penduduk merasa marah karena jangkarnya merusak gereja itu berusaha menangkap kru kapal itu tetapi pastur melarangnya. Karena tak mampu melepaskan jangkar yang tersangkut itu akhirnya kru kapal itu ke kapalnya dan memotong tali jangkar itu lalu terbang pergi meninggalkan orang orang. Hal yang serupa juga di bahas dalam introductory space science, volume 2, departement of physic USAF
548 SM - Country Offaly, Irlandia
dari sebuah arca di komplek arca clonmacnoise di muara sungai shannon ditemukan beberapa epik pertempuran dan beberapa kejadian besar dalam sejarah irlandia. Salah satunya kisah seorang biarawan dan seorang dari sky ship yang ditulis ulang oleh Seamus Henney, Profesor dari universitas oxford dan harvard dalam bukunya "seeing things" yang terbit pada 1991. Berikut penggalan epik itu.
Ini Wajah Komet Langka
Komet Pan-STARRS yang ditemukan pada Juni 2011 akan menampakkan diri di
Indonesia pada Minggu (10/3/2013). Saat itu, komet ini akan mencapai
jarak terdekatnya dengan Matahari atau titik perihelionnya.
Sudah tampak di beberapa wilayah lain sejak Februari lalu, banyak astronom amatir yang telah mengabadikan komet ini. Komet langka ini dipotret dari berbagai wilayah, seperti Brasil, Selandia Baru, dan Australia.
Astronom amatir Michael Mattiazzo and Jim Gifford, keduanya dari Australia, mengabadikan penampakan komet ini pada Kamis (28/2/2013) lalu. Komet saat itu sebenarnya masih sangat redup, hanya bermagnitud +2,6.
Mattiazzo menangkap citra komet beserta ekor debunya di langit barat. Komet Pan-STARRS memiliki ekor komet kedua yang lebih redup. Ekor komet itu disebut ekor Tipe III. Foto-foto yang diambil Mattiazzo ditunjukkan pada gambar di atas.
Sementara Gifford mengambil penampakan Pan-STARRS di Australia barat pada Rabu (27/2/2013). Foto jepretan Gifford mengagumkan karena berhasil menangkap ekor ion yang hingga hari ini tak bisa ditangkap mata telanjang.
Selasa (5/3/2013) ini, Pan-STARRS mencapai jarak terdekat dengan Bumi, tetapi tak teramati dari Indonesia. Komet akan terus bergerak mendekati Matahari. Semakin dekat dengan Matahari, maka ekor komet makin panjang.
Selain Mattiazzo dan Gifford, astronom amatir lain dari Argentina, Luis Argerich, berhasil mengabadikan Pan-STARRS dari Argentina. Komet tampak sebagai bola dengan ekor yang melebar di bagian belakangnya.
Pan-STARRS adalah komet langka. Komet ini baru mendekati Tata Surya dan tampak kali ini. Untuk menyaksikan komet ini, mungkin dibutuhkan 110.000 tahun lagi. Jika langit cerah dan memiliki binokuler, komet bisa diamati pada Minggu nanti sekitar pukul 18.30 WIB.
Sumber : kompas.com
Sudah tampak di beberapa wilayah lain sejak Februari lalu, banyak astronom amatir yang telah mengabadikan komet ini. Komet langka ini dipotret dari berbagai wilayah, seperti Brasil, Selandia Baru, dan Australia.
Astronom amatir Michael Mattiazzo and Jim Gifford, keduanya dari Australia, mengabadikan penampakan komet ini pada Kamis (28/2/2013) lalu. Komet saat itu sebenarnya masih sangat redup, hanya bermagnitud +2,6.
Mattiazzo menangkap citra komet beserta ekor debunya di langit barat. Komet Pan-STARRS memiliki ekor komet kedua yang lebih redup. Ekor komet itu disebut ekor Tipe III. Foto-foto yang diambil Mattiazzo ditunjukkan pada gambar di atas.
Sementara Gifford mengambil penampakan Pan-STARRS di Australia barat pada Rabu (27/2/2013). Foto jepretan Gifford mengagumkan karena berhasil menangkap ekor ion yang hingga hari ini tak bisa ditangkap mata telanjang.
Selasa (5/3/2013) ini, Pan-STARRS mencapai jarak terdekat dengan Bumi, tetapi tak teramati dari Indonesia. Komet akan terus bergerak mendekati Matahari. Semakin dekat dengan Matahari, maka ekor komet makin panjang.
Selain Mattiazzo dan Gifford, astronom amatir lain dari Argentina, Luis Argerich, berhasil mengabadikan Pan-STARRS dari Argentina. Komet tampak sebagai bola dengan ekor yang melebar di bagian belakangnya.
Pan-STARRS adalah komet langka. Komet ini baru mendekati Tata Surya dan tampak kali ini. Untuk menyaksikan komet ini, mungkin dibutuhkan 110.000 tahun lagi. Jika langit cerah dan memiliki binokuler, komet bisa diamati pada Minggu nanti sekitar pukul 18.30 WIB.
Sumber : kompas.com
Jumat, 08 Maret 2013
Asap Misterius di Wuhan Cina
Kantor berita Perancis, AFP melaporkan bahwa kota Wuhan di Cina tertutup
asap misterius (http://id.berita.yahoo.com/kota-wuhan-cina--terselubung-asap-misterius.html).
Sebenarnya pemandangan seperti itu tidaklah asing di negeri dengan
sebutan “Tirai Bambu” itu. Banyak kota di Cina juga telah terserang
asap. Kasus serupa terjadi juga di kota Beijing, Ningbo, dan Linfen
(seperti ditunjukan pada Gambar di bawah ini).
Dalam membicarakan tentang asap atau sering disebut dengan istilah kabut. Terdapat beberapa istilah yang digunakan terkait dengan jenis, sumber dan sifatnya, yaitu sebagai berikut:
Dalam membicarakan tentang asap atau sering disebut dengan istilah kabut. Terdapat beberapa istilah yang digunakan terkait dengan jenis, sumber dan sifatnya, yaitu sebagai berikut:
1.
|
Fog (kabut)
adalah butiran air atau kristal es yang tersuspensi dalam udara dekat
dengan permukaan tanah. Fog ini berbentuk mirip seperti awan tipis yang
letaknya di dekat permukaan tanah. Fog banyak terjadi di dataran tinggi.
|
2.
|
Smoke (asap) merupakan
salah satu hasil dari proses pembakaran. Smoke dihasilkan dari
pembakaran biomasa (kebakaran hutan dan lahan, pembakaran sampah
pertanian) dan pembakaran bahan bakar fosil. Smoke tersusun dari
senyawa-senyawa dalam bentuk padat (partikulat), cair (uap air), dan gas
(CO, CO2, NOx). Kebakaran hutan sering menimbulkan smoke
dengan tingkat yang membahayakan transportasi darat dan mengganggu lalu
lintas penerbangan karena mengurangi daya visibilitas pengguna jalan dan
penerbang.
|
3.
|
Smog berasal dari dua
kata yaitu smoke dan fog sehingga disingkat menjadi bentuk akronim smog.
Selanjutnya smog lebih disebut dengan photochemical smog (smog
fotokimia atau kabut asap fotokimia). Smog fotokimia merupakan kabut
asap yang dapat terbentuk dari beberapa senyawa kimia berikut: aldehide
(R-CHO), nitrogen oksida (NO dan NO2), ozon troposfer (O3),
peroxyacyl nitrates (PAN), dan volatile organic compound
(VOC). Senyawa-senyawa tersebut bersifat sangat reaktif dan mudah
teroksidasi di troposfer. Smog fotokimia terjadi ketika senyawa-senyawa
tersebut berinteraksi dengan radiasi ultraviolet dari matahari. Smog
banyak terjadi di kota-kota besar. Hal ini dikarenakan senyawa-senyawa
pembentuk smog fotokimia tersebut banyak dihasilkan dari kegiatan
industri dan transportasi.
|
4.
|
Vog merupakan kependekan
dari volcano smog, yaitu kabut yang terbentuk dari beberapa zat kimia
yang dihasilkan dari aktifitas gunung api. Senyawa utama pembentuk vog
adalah aerosol yang terbentuk dari SO2 (sulfur dioksida) dan
uap air. Vog terjadi di sekitar daerah gunung api yang memiliki tingkat
keaktifan tinggi.
|
Dapat diduga bahwa kabut di Wuhan, Cina, yang
dilaporkan misterius oleh AFP adalah fenomena smog fotokimia biasa.
Beberapa kota besar di Cina memang terkenal dengan tingkat polusi udara
yang tinggi, bahkan dampak dari polusi udara juga sudah ada yang menerpa
warganya. Barangkali untuk kasus kejadian kabut misterius yang baru
saja terjadi ini dianggap misterius karena fenomena itu baru muncul pada
bulan Juni ini.
Adalah hal yang wajar jika
fenomena itu tidak muncul di Wuhan sebelum bulan Juni. Kota Wuhan
terletak pada lintang geografis 30,50 LU, di luar garis balik
atau di luar garis edar matahari. Garis balik Lintang Utara dan garis
balik Lintang Selatan berturut-turut terdapat pada 23,50 LU
dan 23,50 LS. Kota Wuhan mendapat intensitas radiasi matahari
tinggi ketika matahari beredar mendekati garis balik utara (23,45 0 LU)
yang terjadi sekitar bulan Juni. Oleh karena itu pada bulan Juni kota
Wuhan mendapat paparan radiasi matahari, termasuk radiasi ultraviolet,
yang tinggi. Radiasi ultraviolet yang tinggi ini berinteraksi dengan
polutan udara di kota Wuhan sehingga muncul fenomena smog fotokimia.
Jika tidak ada penanganan terhadap masalah polusi udara di Wuhan, maka
setiap sekitar bulan Juni akan muncul fenomena smog fotokimia ini lagi.
Smog fotokimia bukan hanya
fenomena di Cina saja. Banyak kota besar di dunia telah dilanda smog
fotokimia ini seperti Moscow, Los Angeles, New York, Sydney, Mesir,
Mexico dan Vancouver. Indonesia, seperti Jakarta dan Bandung, juga sudah
menunjukkan fenomena itu meskipun tidak separah apa yang telah terjadi
di Cina.
Meskipun fenomena smog fotokimia
sudah lazim terjadi di kota-kota besar bukan berarti kita tidak
mewaspadai. Smog fotokimia menunjukkan tingginya tingkat pencemaran
udara, seperti NOx, O3, VOC, R-CHO, dan PAN. Adanya fenomena
smog fotokimia, menjadi peringatan bagi pihak terkait yang wajib
mengatasi masalah polusi udara untuk segera mengambil tindakan
antisipasi, dengan cara mengurangi sumber emisi penyebab fenomena
tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar kejadian seperti di Cina tidak
terulang di kota lain. Tidak kalah pentingnya adalah bahwa program
pengelolaan kualitas udara harus didukung oleh semua pihak terkait
dengan sumber emisi.
sumber : Sumaryati (maryati@bdg.lapan.go.id)
Kamis, 07 Maret 2013
Negara Harus Lebih Memperhatikan Keantariksaan
Panitia Kerja RUU
Keantariksaan Komisi VII DPR RI mengunjungi Balai Pengamatan
Dirgantara Lapan di Watukosek, Jawa Timur, Kamis (28/2). Kegiatan ini
merupakan kunjungan terakhir rangkaian lawatan ke fasilitas Lapan
terkait pembahasan RUU Keantariksaan.
Dalam pembukaan diskusi pembahasan RUU,
Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Prof. Dr. Soewarto
Hardhienata, mengatakan bahwa hasil kunjungan ke Lapan ini akan menjadi
dasar dan pertimbangan komisi VII DPR RI untuk mengambil kebijakan
terkait RUU tersebut.
Ia juga menyampaikan bahwa salah satu manfaat RUU
Keantariksaan adalah sebagai payung hukum untuk melindungi masyarakat
terhadap bahaya dan dampak kerugian yang ditimbulkan akibat kegiatan
keantariksaan.
Sementara dalam sambutannya, Wakil Ketua
Komisi VII DPR RI, Zainudin Amali, menyampaikan bahwa isu mengenai
keantariksaan saat ini sudah mulai ditingkatkan. Hal tersebut terlihat
dari lahirnya Undang-undang Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial dan diprioritaskannya pembahasan RUU keantariksaan pada
2012-2013. Saat inipun DPR memberikan dukungan penuh kepada Lapan.
Setelah RUU ini diratifikasi, ia berharap teknologi keantariksaan
Indonesia akan lebih maju dan dapat diaplikasikan dengan maksimal.
Ia melanjutkan, kebutuhan negara untuk
memiliki undang-undang yang mengatur keantariksaan sangat penting.
Negara-negara lain yang berada di garis khatulistiwa juga telah lama
memiliki undang-undang tersebut. “Namun tidak ada kata terlambat untuk
kemajuan negara dan kemakmuran bangsa. Undang-undang Keantariksaan
merupakan turunan dan keinginan bangsa,” ujarnya.
Diskusi dalam kunjungan Komisi VII DPR RI
ini menghasilkan bahwa sebagai lembaga negara yang memiliki tugas dan
fungsi khusus di bidang antariksa, Lapan harus terus meningkatkan
penguasaan teknologi keantariksaan. Selain menguasai teknologi
antariksa, Lapan juga diharapkan tidak melupakan kewajiban untuk
memberikan layanan kepada masyarakat terkait kebutuhan data, informasi,
dan peringatan dini terkait bencana.
Dalam kunjungan ini, Sekretaris Utama Lapan, Sri
Kaloka Prabotosari menyampaikan mengenai berbagai kegiatan penelitian
antariksa di Lapan. ia juga menjelaskan bahwa Balai Pengamatan
Dirgantara Lapan di Watukosek melaksanakan penelitian aktivitas
matahari dan lapisan ozon.
Sumber : Lapan.go.id
Ditemukan Gua dan Kayu di Planet Mars
Penemuan Kayu dan Goa Misterius Di Planet Mars ~ Gambar yang diambil
NASA ini menunjukkan adanya sebuah gua seperti pintu yang misterius pada
dasar sebuah formasi bukit di Mars. Orang yang pertama mengidentifikasi
pintu tersebut bukanlah ilmuwan NASA melainkan seorang pembaca web
Cnews dari Rusia bernama Alexander Novgorodov. Ia melihat sebuah
struktur seperti buatan manusia di kaki bukit. Gambar ini diambil oleh
pesawat Reconnaissance Orbiter.
Kayu ? Foto dibawah ini diambil oleh Mars Rover, dan yang terekam di dalam foto tersebut membuat para ahli kebingungan. Apakah itu sepotong kayu ? Foto itu pertama kali dirilis pada tahun 2004.
Segera dunia internet menjadi ramai dengan perbincangan dan teori konspirasi. Sebuah situs bernama TheCrit.com bahkan mengatakan bahwa NASA pernah menyatakan bahwa Mars adalah sebuah dunia gurun yang memiliki hutan lebat. Dan itu tidak pernah dibuka kepada publik.
Para peneliti yang skeptis menyatakan bahwa gambar kayu tersebut kemungkinan didapat dari hasil pareidolia - sebuah stimulus acak yang dipersepsikan memiliki signifikasi bentuk. Seperti awan yang kadang terlihat memiliki bentuk tertentu.
Sumber : forum.viva.co.id
Perhatikan gambar dibawah untuk lebih jelasnya
Kayu ? Foto dibawah ini diambil oleh Mars Rover, dan yang terekam di dalam foto tersebut membuat para ahli kebingungan. Apakah itu sepotong kayu ? Foto itu pertama kali dirilis pada tahun 2004.
Segera dunia internet menjadi ramai dengan perbincangan dan teori konspirasi. Sebuah situs bernama TheCrit.com bahkan mengatakan bahwa NASA pernah menyatakan bahwa Mars adalah sebuah dunia gurun yang memiliki hutan lebat. Dan itu tidak pernah dibuka kepada publik.
Para peneliti yang skeptis menyatakan bahwa gambar kayu tersebut kemungkinan didapat dari hasil pareidolia - sebuah stimulus acak yang dipersepsikan memiliki signifikasi bentuk. Seperti awan yang kadang terlihat memiliki bentuk tertentu.
Sumber : forum.viva.co.id
Rabu, 06 Maret 2013
Keindahan Luar Angkasa
Secercah sinar cahaya merah yang dinamis dari sebuah
Galaksi Messier 82, atau yang dikenal sebagai M82 dan Galaksi Cigar,
berhasil ditangkap keindahannya pada saat malam hari.
Galaksi ini mengalami ledakan bintang yang menghasilkan kilauan cahaya merah akibat gas hidrogen yang terionisasi. Cahaya merah itu pun meluas terbawa angin dan berkolaborasi dengan bintang lainnya.
Adalah astronom Bob dan Janice Fera yang berhasil menangkap citra angkasa yang elok itu pada tanggal 11 Februari sampai 15 Februari 2013 lalu. Mereka melakukan pengamatan di Eagle Ridge Observatory di Foresthill, California.
Dalam pengamatannya, Bob dan Janice menggunakan teleskop Ritchey Chretien yang memiliki sistem optik Cassegrain berlensa Officina Stellare RC-360AST 14 inci f/8, yang spesial dibuat untuk mengamati nebula. Untuk mengambil fotonya, astronom itu menggunakan kamera Apogee Alta U16M CCD dengan filter Astrodon.
Space melansir, Rabu 6 Maret 2013, Messier 82 memiliki jarak sekitar 12 juta tahun cahaya yang berasal dari bintang biduk, sebuah konstelasi yang terlihat sepanjang tahun di sebagian besar belahan bumi bagian utara.
Pemandangan ini merupakan sinar cahaya dari sebuah galaksi yang memiliki tingkat yang tinggi dalam membentuk bintang-bintang baru.
Kilauan cahaya Galaksi Messier 82 diperkirakan lima kali lebih terang dari Bima Sakti, dan melahirkan bintang-bintang 10 kali lebih cepat. Hal itulah yang membuat galaksi Messier 82 memiliki kilauan sinar cahaya merah yang sangat indah.
Sumber : teknologi.news.viva.co.id
Galaksi ini mengalami ledakan bintang yang menghasilkan kilauan cahaya merah akibat gas hidrogen yang terionisasi. Cahaya merah itu pun meluas terbawa angin dan berkolaborasi dengan bintang lainnya.
Adalah astronom Bob dan Janice Fera yang berhasil menangkap citra angkasa yang elok itu pada tanggal 11 Februari sampai 15 Februari 2013 lalu. Mereka melakukan pengamatan di Eagle Ridge Observatory di Foresthill, California.
Dalam pengamatannya, Bob dan Janice menggunakan teleskop Ritchey Chretien yang memiliki sistem optik Cassegrain berlensa Officina Stellare RC-360AST 14 inci f/8, yang spesial dibuat untuk mengamati nebula. Untuk mengambil fotonya, astronom itu menggunakan kamera Apogee Alta U16M CCD dengan filter Astrodon.
Space melansir, Rabu 6 Maret 2013, Messier 82 memiliki jarak sekitar 12 juta tahun cahaya yang berasal dari bintang biduk, sebuah konstelasi yang terlihat sepanjang tahun di sebagian besar belahan bumi bagian utara.
Pemandangan ini merupakan sinar cahaya dari sebuah galaksi yang memiliki tingkat yang tinggi dalam membentuk bintang-bintang baru.
Kilauan cahaya Galaksi Messier 82 diperkirakan lima kali lebih terang dari Bima Sakti, dan melahirkan bintang-bintang 10 kali lebih cepat. Hal itulah yang membuat galaksi Messier 82 memiliki kilauan sinar cahaya merah yang sangat indah.
Sumber : teknologi.news.viva.co.id
Selasa, 05 Maret 2013
NASA Temukan Planet Alien dalam 2 Tahun Lagi
Selama ini, para ilmuwan hanya mengira-ngira ratusan planet yang
memiliki zona habitat dan disebut-disebut sebagai kandidat pengganti
bumi. Namun, dalam dua tahun mendatang, Badan Antariksa Amerika Serikat
(NASA) yakin akan menemukan planet tersebut.
Astronom sudah menemukan 750 planet yang diduga memiliki kehidupan asing alias planet alien. Sementara Teleskop Antariksa milik NASA, Kepler, menambah daftar 2300 kandidat planet berpenghuni yang menunggu studi lanjutan. Jumlah ini belum termasuk planet-planet mirip Bumi yang ada di luar sistem tata surya kita.
"Saya percaya Kepler akan menemukan sebuah planet yang memiliki zona habitat atau Goldilocks planet dalam dua tahun mendatang," kata seorang peneliti khusus biologi exoplanet NASA, Shawn Domagal-Goldman, seperti dikutip dari Livescience.
Dia juga hakulyakin, NASA akan mampu menunjuk satu planet secara spesifik, "Planet yang bisa ditinggali makhluk hidup," kata dia.
Studi Goldilocks planetBeberapa pejabat NASA tampaknya ingin membagi optimisme Domagal-Goldman bahwa badan antariksa tersebut siap mencari jalan untuk mempelajari bumi alien, begitu dia ditemukan.
Sejauh ini, peneliti masih kesulitan mengivestigasi bumi asing tersebut karena jauh dan serta ukuran mereka yang kecil. Cahaya yang terpancar dari planet berzona habitat ini pun redup dan tertutupi cahaya dari bintang induk mereka. Tapi peneliti ini hakulyakin dengan teknik pendekatan transit spectroscopy, dunia ini akan segera diungkap.
Teknik ini mendalami cahaya bintang yang memantul dari atmosfer bumi alien tersebut ke lingkungan kosmik manusia. Menurut peneliti, cahaya ini mengandung 'sidik jari' dari atmosfer bumi alien. Nah, sidik jari inilah yang akan dipelajari astronom. Bagaimana komposisi atmosfer bumi alien ini. "Cahaya refleksi dari exoplanet ini akan bercerita banyak," kata Doug Hudgins, peneliti NASA lainnya.
NASA sedang menimbang untuk meluncurkan satu misi khusus bernama Fast Infrared Exoplanet Spectroscopy Survey Explorer atau Finesse, yang menggunakan metode transit spectroscopy. Misi ini akan mengukur spektrum bintang dan planet-planet mereka di dua situasi, saat planet terlihat dan lagi saat planet ada di balik bintang induk.
NASA juga menimbang observasi yang disebut Transiting Exoplanet Survey Satellite atau Tess yang dibantu perusahaan mesin mencari raksasa, Google. Misi ini dirancang untuk menemukan planet alien di tetangga Bumi.
Sumber : http://teknologi.news.viva.co.id
Astronom sudah menemukan 750 planet yang diduga memiliki kehidupan asing alias planet alien. Sementara Teleskop Antariksa milik NASA, Kepler, menambah daftar 2300 kandidat planet berpenghuni yang menunggu studi lanjutan. Jumlah ini belum termasuk planet-planet mirip Bumi yang ada di luar sistem tata surya kita.
"Saya percaya Kepler akan menemukan sebuah planet yang memiliki zona habitat atau Goldilocks planet dalam dua tahun mendatang," kata seorang peneliti khusus biologi exoplanet NASA, Shawn Domagal-Goldman, seperti dikutip dari Livescience.
Dia juga hakulyakin, NASA akan mampu menunjuk satu planet secara spesifik, "Planet yang bisa ditinggali makhluk hidup," kata dia.
Studi Goldilocks planetBeberapa pejabat NASA tampaknya ingin membagi optimisme Domagal-Goldman bahwa badan antariksa tersebut siap mencari jalan untuk mempelajari bumi alien, begitu dia ditemukan.
Sejauh ini, peneliti masih kesulitan mengivestigasi bumi asing tersebut karena jauh dan serta ukuran mereka yang kecil. Cahaya yang terpancar dari planet berzona habitat ini pun redup dan tertutupi cahaya dari bintang induk mereka. Tapi peneliti ini hakulyakin dengan teknik pendekatan transit spectroscopy, dunia ini akan segera diungkap.
Teknik ini mendalami cahaya bintang yang memantul dari atmosfer bumi alien tersebut ke lingkungan kosmik manusia. Menurut peneliti, cahaya ini mengandung 'sidik jari' dari atmosfer bumi alien. Nah, sidik jari inilah yang akan dipelajari astronom. Bagaimana komposisi atmosfer bumi alien ini. "Cahaya refleksi dari exoplanet ini akan bercerita banyak," kata Doug Hudgins, peneliti NASA lainnya.
NASA sedang menimbang untuk meluncurkan satu misi khusus bernama Fast Infrared Exoplanet Spectroscopy Survey Explorer atau Finesse, yang menggunakan metode transit spectroscopy. Misi ini akan mengukur spektrum bintang dan planet-planet mereka di dua situasi, saat planet terlihat dan lagi saat planet ada di balik bintang induk.
NASA juga menimbang observasi yang disebut Transiting Exoplanet Survey Satellite atau Tess yang dibantu perusahaan mesin mencari raksasa, Google. Misi ini dirancang untuk menemukan planet alien di tetangga Bumi.
Sumber : http://teknologi.news.viva.co.id
Batu Istimewa Ditemukan di Planet Mars
Minggu lalu dilaporkan bahwa benda kemilau kembali ditemukan di Mars.
Kini, ilmuwan mengonfirmasi bahwa benda itu asli Mars dan istimewa, lain
daripada yang lain.
Ronald Sletten, anggota tim misi Mars Science Laboratory dan ilmuwan University of Washington, mengatakan bahwa benda kemilau itu adalah bagian batuan yang lebih keras dan resisten dari erosi dibandingkan batuan sekitarnya.
Menurut Sletten, tonjolan di permukaan batuan yang lebih keras dan tahan erosi juga sering dijumpai di Bumi.
Batu bisa tampak kemilau karena komposisinya. "Permukaan yang kemilau menunjukkan bahwa batu ini punya butiran halus dan relatif keras. Batu yang keras dan punya butiran halus bisa 'dikilatkan' oleh angin membentuk permukaan yang sangat halus," urai Sletten.
Sleten seperti dikutip Universe Today, Selasa (12/2/2012), mengungkapkan bahwa batu itu juga tampak kemilau karena angin membersihkannya dari debu.
"Sementara bagian permukaan yang tak langsung tererosi oleh angin mungkin memiliki lapisan berwarna kemerahan atau mengalami pelapukan. Permukaan yang 'dibersihkan' oleh pasir mengungkap warna dan tekstur batuan itu," terang Sletten.
Sletten mengatakan, fenomena benda kemilau ini menarik. Lewat fenomena ini, ilmuwan bisa mempelajari bagaimana faktor alam, seperti angin dan erosi, memengaruhi batuan.
Mengamati lebih detail pada tonjolan kemilau pada batuan Mars tersebut, Sletten mengungkapkan, "Tonjolan ini punya jenis batuan berbeda pada ujung tonjolannya. Batu ini mungkin bervariasi komposisinya atau butiran batuannya semakin halus."
Area di mana tonjolan itu terdapat disebut ventifacted. Permukaan tererosi oleh debu dan pasir sehingga lama-kelamaan terpahat.
Ronald Sletten, anggota tim misi Mars Science Laboratory dan ilmuwan University of Washington, mengatakan bahwa benda kemilau itu adalah bagian batuan yang lebih keras dan resisten dari erosi dibandingkan batuan sekitarnya.
Menurut Sletten, tonjolan di permukaan batuan yang lebih keras dan tahan erosi juga sering dijumpai di Bumi.
Batu bisa tampak kemilau karena komposisinya. "Permukaan yang kemilau menunjukkan bahwa batu ini punya butiran halus dan relatif keras. Batu yang keras dan punya butiran halus bisa 'dikilatkan' oleh angin membentuk permukaan yang sangat halus," urai Sletten.
Sleten seperti dikutip Universe Today, Selasa (12/2/2012), mengungkapkan bahwa batu itu juga tampak kemilau karena angin membersihkannya dari debu.
"Sementara bagian permukaan yang tak langsung tererosi oleh angin mungkin memiliki lapisan berwarna kemerahan atau mengalami pelapukan. Permukaan yang 'dibersihkan' oleh pasir mengungkap warna dan tekstur batuan itu," terang Sletten.
Sletten mengatakan, fenomena benda kemilau ini menarik. Lewat fenomena ini, ilmuwan bisa mempelajari bagaimana faktor alam, seperti angin dan erosi, memengaruhi batuan.
Mengamati lebih detail pada tonjolan kemilau pada batuan Mars tersebut, Sletten mengungkapkan, "Tonjolan ini punya jenis batuan berbeda pada ujung tonjolannya. Batu ini mungkin bervariasi komposisinya atau butiran batuannya semakin halus."
Area di mana tonjolan itu terdapat disebut ventifacted. Permukaan tererosi oleh debu dan pasir sehingga lama-kelamaan terpahat.
Lapan Kerja Sama Dengan Kedirgantaraan
Kepala Lapan, Bambang S. Tejasukmana dan Kepala Badan Informasi
Geospasial (BIG), Dr. Asep Karsidi menandatangani naskah Nota
Kesepahaman tentang kerja sama Pemanfaatan Kedirgantaraan dan Informasi
Geospasial. Penandatanganan berlangsung di Aula Utama Gedung BIG di
Cibinong, Bogor.
Nota Kesepahaman tersebut meliputi ruang lingkup penyediaan dan pemanfaatan data, penelitian dan pengembangan, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kedirgantaraan dan informasi geospasial. Kedua instansi sepakat untuk saling bekerja sama, mengembangkan dan meningkatkan potensi yang dimiliki
Kepala Lapan (kanan) memberikan cinderamata kepada Kepala Badan Informasi Geospasial (kiri) usai penandatangan naskah kesepakatan kerja sama tentang pemanfaatan kedirgantaraan dan informasi geospasial.
masing-masing, serta berkolaborasi sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional.
Dalam sambutannya, Bambang menjelaskan bahwa Lapan dan BIG (dulu Bakosurtanal) merupakan dua instansi yang tidak terpisahkan. "Secara natural, Lapan dengan BIG sudah bekerja sama. Dengan adanya MoU ini, semoga menjadi dasar untuk memperkuat kerja sama Lapan dengan BIG," ucap Bambang. Lebih jauh, tambah Bambang, dengan adanya kerja sama ini maka data remote sensing via satelit yang dimiliki Lapan dan data geospasial akan jadi data ’kembar’ yang dibutuhkan masyarakat dan pemerintah.
Hal tersebut juga diamini oleh Asep Karsidi. "Diharapkan dengan adanya kerjasama ini, dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, kedua instansi dapat melaksanakan data sharing sehingga dapat lebih optimal berpartisipasi dalam pembangunan nasional," tutur Asep.
Selain itu, sebagai wujud kerja sama ini kedua instansi juga mendorong terbitnya Inpres tentang Pengadaan Data Satelit. Sampai saat ini, Inpres tersebut telah memasuki taraf penting pengesahannya. Diharapkan pasca lahirnya Inpres tersebut, dengan dilandasi semangat kerja sama sudah diresmikan, kedua instansi dapat lebih bersinergi untuk mewujudkan cita-cita pengadaan citra nasional yang efektif dan efisien dalam pembangunan nasional.
Sumber : lapan.go.id
Nota Kesepahaman tersebut meliputi ruang lingkup penyediaan dan pemanfaatan data, penelitian dan pengembangan, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kedirgantaraan dan informasi geospasial. Kedua instansi sepakat untuk saling bekerja sama, mengembangkan dan meningkatkan potensi yang dimiliki
Kepala Lapan (kanan) memberikan cinderamata kepada Kepala Badan Informasi Geospasial (kiri) usai penandatangan naskah kesepakatan kerja sama tentang pemanfaatan kedirgantaraan dan informasi geospasial.
masing-masing, serta berkolaborasi sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional.
Dalam sambutannya, Bambang menjelaskan bahwa Lapan dan BIG (dulu Bakosurtanal) merupakan dua instansi yang tidak terpisahkan. "Secara natural, Lapan dengan BIG sudah bekerja sama. Dengan adanya MoU ini, semoga menjadi dasar untuk memperkuat kerja sama Lapan dengan BIG," ucap Bambang. Lebih jauh, tambah Bambang, dengan adanya kerja sama ini maka data remote sensing via satelit yang dimiliki Lapan dan data geospasial akan jadi data ’kembar’ yang dibutuhkan masyarakat dan pemerintah.
Hal tersebut juga diamini oleh Asep Karsidi. "Diharapkan dengan adanya kerjasama ini, dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, kedua instansi dapat melaksanakan data sharing sehingga dapat lebih optimal berpartisipasi dalam pembangunan nasional," tutur Asep.
Selain itu, sebagai wujud kerja sama ini kedua instansi juga mendorong terbitnya Inpres tentang Pengadaan Data Satelit. Sampai saat ini, Inpres tersebut telah memasuki taraf penting pengesahannya. Diharapkan pasca lahirnya Inpres tersebut, dengan dilandasi semangat kerja sama sudah diresmikan, kedua instansi dapat lebih bersinergi untuk mewujudkan cita-cita pengadaan citra nasional yang efektif dan efisien dalam pembangunan nasional.
Sumber : lapan.go.id
Minggu, 03 Maret 2013
Aplikasi Teknik Elektro di LAPAN Bandung
Sebagai lembaga litbang, LAPAN khususnya Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer (PSTA) telah lama mengembangkan aplikasi teknik elektro.
Pengembangan tersebut lebih diarahkan kepada bidang teknologi atmosfer.
Informasi pengembangan dan penerapan teknik elektro dalam mendukung
litbang Sains dan Teknologi Atmosfer sifatnya terbuka untuk umum.
Hal demikian dilakukan seperti pada saat menerima kunjungan Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Bina Darma. Acara kunjungan dilakukan pada hari Jum’at, 15 Februari 2013 pukul 09.00 sampai pukul 11.30, diikuti 44 orang, terdiri 40 orang mahasiswa beserta 4 orang dosen pembimbing.
Rombongan yang berkunjung dipimpin langsung oleh Ketua Program Studi Teknik Elektronika, Yessy Marniati, ST. Dalam sambutannya menyatakan terima kasih dan bangga bisa mendapatkan kesempatan berkunjung ke kantor LAPAN untuk mendapatkan ilmu dan informasi tentang aplikasi teknik elektro. “Kunjungan ini merupakan program yang dirancang untuk mahasiswa agar mendapatkan informasi dan ilmu praktis, dan pengalaman dalam berinteraksi dengan institusi dan industri yang memanfaatkan teknik elektro”, ungkap Yessy dalam sambutannya.
Pimpinan LAPAN yang diwakili oleh Kepala Bidang Komposisi Atmosfer, Drs. Saipul Hamdi, M.Sc. menyambut baik acara kunjungan ini. “Kami menyambut baik kegiatan seperti ini. Kami siap memberikan informasi, ilmu pengetahuan yang dibutuhkan sesuai dengan tugas fungsi institusi kami. Semoga para mahasiswa dapat menggali informasi seperti yang diharapkan dan kerjasama ini terus berlanjut untuk kedepannya. ”, kata Saipul Hamdi.
Dalam layanan informasi ini, diawali dengan pemaparan tentang profil LAPAN yang disampaikan oleh Pranata Humasnya, Sudirman, SH., MAP. Berikutnya pemaparan tentang penerapan teknik elektro yang dibagi 2 (dua) sesi, pertama tentang pengembangan intrumen CO2 dan kedua, tentang pemanfaatan teknologi satelit. Materi pertama disampaikan oleh Asif Awaludin, S.Si., M.Si., dan materi kedua disampaikan oleh Risyanto, S.Si. Setelah pemaparan materi kegiata litbang teknik elektro, dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab. Kegiatan kunjungan ditutup dengan peninjauan peralatan penelitian di LAPAN Bandung. Kunjungan berakhir sekitar pukul 11.30.
Sumber : lapan.go.id
Hal demikian dilakukan seperti pada saat menerima kunjungan Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Bina Darma. Acara kunjungan dilakukan pada hari Jum’at, 15 Februari 2013 pukul 09.00 sampai pukul 11.30, diikuti 44 orang, terdiri 40 orang mahasiswa beserta 4 orang dosen pembimbing.
Rombongan yang berkunjung dipimpin langsung oleh Ketua Program Studi Teknik Elektronika, Yessy Marniati, ST. Dalam sambutannya menyatakan terima kasih dan bangga bisa mendapatkan kesempatan berkunjung ke kantor LAPAN untuk mendapatkan ilmu dan informasi tentang aplikasi teknik elektro. “Kunjungan ini merupakan program yang dirancang untuk mahasiswa agar mendapatkan informasi dan ilmu praktis, dan pengalaman dalam berinteraksi dengan institusi dan industri yang memanfaatkan teknik elektro”, ungkap Yessy dalam sambutannya.
Pimpinan LAPAN yang diwakili oleh Kepala Bidang Komposisi Atmosfer, Drs. Saipul Hamdi, M.Sc. menyambut baik acara kunjungan ini. “Kami menyambut baik kegiatan seperti ini. Kami siap memberikan informasi, ilmu pengetahuan yang dibutuhkan sesuai dengan tugas fungsi institusi kami. Semoga para mahasiswa dapat menggali informasi seperti yang diharapkan dan kerjasama ini terus berlanjut untuk kedepannya. ”, kata Saipul Hamdi.
Dalam layanan informasi ini, diawali dengan pemaparan tentang profil LAPAN yang disampaikan oleh Pranata Humasnya, Sudirman, SH., MAP. Berikutnya pemaparan tentang penerapan teknik elektro yang dibagi 2 (dua) sesi, pertama tentang pengembangan intrumen CO2 dan kedua, tentang pemanfaatan teknologi satelit. Materi pertama disampaikan oleh Asif Awaludin, S.Si., M.Si., dan materi kedua disampaikan oleh Risyanto, S.Si. Setelah pemaparan materi kegiata litbang teknik elektro, dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab. Kegiatan kunjungan ditutup dengan peninjauan peralatan penelitian di LAPAN Bandung. Kunjungan berakhir sekitar pukul 11.30.
Sumber : lapan.go.id
Langganan:
Postingan (Atom)