Jumat, 08 Maret 2013

Asap Misterius di Wuhan Cina

Kantor berita Perancis, AFP melaporkan bahwa kota Wuhan di Cina tertutup asap misterius (http://id.berita.yahoo.com/kota-wuhan-cina--terselubung-asap-misterius.html). Sebenarnya pemandangan seperti itu tidaklah asing di negeri dengan sebutan “Tirai Bambu” itu. Banyak kota di Cina juga telah terserang asap. Kasus serupa terjadi juga di kota Beijing, Ningbo, dan Linfen (seperti ditunjukan pada Gambar di bawah ini).


Dalam membicarakan tentang asap atau sering disebut dengan istilah kabut. Terdapat beberapa istilah yang digunakan terkait dengan jenis, sumber dan sifatnya, yaitu sebagai berikut:

1.
Fog (kabut) adalah butiran air atau kristal es yang tersuspensi dalam udara dekat dengan permukaan tanah. Fog ini berbentuk mirip seperti awan tipis yang letaknya di dekat permukaan tanah. Fog banyak terjadi di dataran tinggi.
2.
Smoke (asap) merupakan salah satu hasil dari proses pembakaran. Smoke dihasilkan dari pembakaran biomasa (kebakaran hutan dan lahan, pembakaran sampah pertanian) dan pembakaran bahan bakar fosil. Smoke tersusun dari senyawa-senyawa dalam bentuk padat (partikulat), cair (uap air), dan gas (CO, CO2, NOx). Kebakaran hutan sering menimbulkan smoke dengan tingkat yang membahayakan transportasi darat dan mengganggu lalu lintas penerbangan karena mengurangi daya visibilitas pengguna jalan dan penerbang.
3.
Smog berasal dari dua kata yaitu smoke dan fog sehingga disingkat menjadi bentuk akronim smog. Selanjutnya smog lebih disebut dengan photochemical smog (smog fotokimia atau kabut asap fotokimia). Smog fotokimia merupakan kabut asap yang dapat terbentuk dari beberapa senyawa kimia berikut: aldehide (R-CHO), nitrogen oksida (NO dan NO2), ozon troposfer (O3), peroxyacyl nitrates (PAN), dan volatile organic compound (VOC). Senyawa-senyawa tersebut bersifat sangat reaktif dan mudah teroksidasi di troposfer. Smog fotokimia terjadi ketika senyawa-senyawa tersebut berinteraksi dengan radiasi ultraviolet dari matahari. Smog banyak terjadi di kota-kota besar. Hal ini dikarenakan senyawa-senyawa pembentuk smog fotokimia tersebut banyak dihasilkan dari kegiatan industri dan transportasi.
4.
Vog merupakan kependekan dari volcano smog, yaitu kabut yang terbentuk dari beberapa zat kimia yang dihasilkan dari aktifitas gunung api. Senyawa utama pembentuk vog adalah aerosol yang terbentuk dari SO2 (sulfur dioksida) dan uap air. Vog terjadi di sekitar daerah gunung api yang memiliki tingkat keaktifan tinggi.

Dapat diduga bahwa kabut di Wuhan, Cina, yang dilaporkan misterius oleh AFP adalah fenomena smog fotokimia biasa. Beberapa kota besar di Cina memang terkenal dengan tingkat polusi udara yang tinggi, bahkan dampak dari polusi udara juga sudah ada yang menerpa warganya. Barangkali untuk kasus kejadian kabut misterius yang baru saja terjadi ini dianggap misterius karena fenomena itu baru muncul pada bulan Juni ini.

Adalah hal yang wajar jika fenomena itu tidak muncul di Wuhan sebelum bulan Juni. Kota Wuhan terletak pada lintang geografis 30,50 LU, di luar garis balik atau di luar garis edar matahari. Garis balik Lintang Utara dan garis balik Lintang Selatan berturut-turut terdapat pada 23,50 LU dan 23,50 LS. Kota Wuhan mendapat intensitas radiasi matahari tinggi ketika matahari beredar mendekati garis balik utara (23,45 0 LU) yang terjadi sekitar bulan Juni. Oleh karena itu pada bulan Juni kota Wuhan mendapat paparan radiasi matahari, termasuk radiasi ultraviolet, yang tinggi. Radiasi ultraviolet yang tinggi ini berinteraksi dengan polutan udara di kota Wuhan sehingga muncul fenomena smog fotokimia. Jika tidak ada penanganan terhadap masalah polusi udara di Wuhan, maka setiap sekitar bulan Juni akan muncul fenomena smog fotokimia ini lagi.

Smog fotokimia bukan hanya fenomena di Cina saja. Banyak kota besar di dunia telah dilanda smog fotokimia ini seperti Moscow, Los Angeles, New York, Sydney, Mesir, Mexico dan Vancouver. Indonesia, seperti Jakarta dan Bandung, juga sudah menunjukkan fenomena itu meskipun tidak separah apa yang telah terjadi di Cina.

Meskipun fenomena smog fotokimia sudah lazim terjadi di kota-kota besar bukan berarti kita tidak mewaspadai. Smog fotokimia menunjukkan tingginya tingkat pencemaran udara, seperti NOx, O3, VOC, R-CHO, dan PAN. Adanya fenomena smog fotokimia, menjadi peringatan bagi pihak terkait yang wajib mengatasi masalah polusi udara untuk segera mengambil tindakan antisipasi, dengan cara mengurangi sumber emisi penyebab fenomena tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar kejadian seperti di Cina tidak terulang di kota lain. Tidak kalah pentingnya adalah bahwa program pengelolaan kualitas udara harus didukung oleh semua pihak terkait dengan sumber emisi.

sumber : Sumaryati (maryati@bdg.lapan.go.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar