Jumat, 15 Maret 2013

Kemarau di Beberapa Daerah Lebih Cepat

Beberapa wilayah di Indonesia akan memasuki musim kemarau lebih cepat dari biasanya. Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Meteorlogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam konferensi pers, Kamis (28/2/2013).

"Ada beberapa daerah yang kemaraunya lebih dulu dibandingkan kebiasaannya, diikuti dengan sifat curah hujan yang dibawah normal," ungkap Sri Woro.

Sri Woro mengutarakan, sebagian besar wilayah Indonesia akan mulai mengalami musim kemarau pada bulan April hingga Juni 2013. Namun demikian, terdapat beberapa daerah di 15 zona musim yang akan memngalami kemarau mulai bulan Februari hingga Maret 2013.

Terkait dengan pentingnya prakiraan permulaan musim dengan pertanian, Sri Woro mengatakan, "Daerah-daerah ini harus lebih berhati-hati dalam menentukan kalender tanamnya."

Sri Woro mengungkapkan, beberapa daerah mengalami kemajuan musim kemarau pertama kali dalam 30 tahun terakhir (1981-2010). Kemajuan berkisar dari seminggu hingga sebulan dari permulaan kemarau biasanya.

Wilayah yang mengalami kemajuan musim kemarau antara lain Gunung Kidul bagian utara dan Wonogiri bagian barat. Bila biasanya kemarau dimulai bulan Mei, tahun ini kemarau di daerah tersebut dimulai akhir April.

Wilayah lain adalah Sukabumi bagian utara Kupang bagian utara dan Belu bagian barat akan memasuki kemarau. Daerah itu akan mulau memasuki musim kemarau awal Mei, lebih cepat dari biasanya.

Sementara, daerah Kampar bagian tenggara, Pekanbaru bagian selatan, Singingi bagian tengah dan timur, Indragiri Hulu, Palewalan bagian tengah dan barat serta Lampung Selatan bagian selatan, memasuki kemarau pada akhir bulan Mei 2013.

Daerah Maluku Tenggara, Kota Tomohon/Minahasa utara bagian selatan, Minahasa bagian tengah dan selatan, Minahasa tenggara bagian utara dan Bolaang Mongondow bagian timur, diperkirakan mulai memasuki kemarau pada pertengahan dan akhir bulan Juni 2013.

Wilayah yang tak disebutkan akan memasuki musim kemarau seperti biasanya. Hanya beberaoa wilayah Indonesia timur akan mengalami keterlambatan karena penambahan curah hujan dari fenomena La Nina.

"Daerah-daerah yang perkiraan musim kemaraunya maju, bukan berarti periodenya lebih lama. Perlu ada kajian tersendiri untuk menentukan akhir periode musim kemarau. Sebab bila dipaksakan saat ini, dikhawatirkan data yang dihasilkan tingkat validitas datanya akan menurun," jelas Sri.

Saat ditanya mengenai potensi kekeringan yang mungkin terjadi selama kemarau, Sri menyatakan masih perlu dilakukan kajian lebih mendalam mengenai hal tersebut.

Menghadapi masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, Sri juga mengingatkan pentingnya meningkatkan kewaspadaan akan terjadinya angin yang relatif kencang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar