This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Keanehan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keanehan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 Maret 2013

Api Abadi di Jawa Tengah

   Siapa sangka kalau Indonesia memiliki api abadi yang tidak pernah padam. Uniknya, walaupun hujan turun, api yang terletak di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah ini tidak akan padam.

   Api tersebut dikenal dengan nama Api Abadi Merapen, sebuah kompleks yang terletak di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, atau sekitar 26 km dari Kota Purwodadi.

   Api yang sering digunakan sebagai sumber api berbagai acara olahraga di Tanah Air ini merupakan fenomena geologi gas alam. Gas alam tersebut keluar ke permukaan tanah dan kemudian tersulut oleh api. Hal tersebut lah yang membuat api tidak pernah padam walaupun hujan turun.

   Selain sebagai sumber api untuk acara-acara olahraga, Api Abadi Merapen juga digunakan sebagai sumber api untuk upacara hari raya umat Budha, yaitu Waisak. Para biksu perwakilan dari berbagai Sangha mengambil Api Abadi Merapen. Dari Grobogan, api suci dibawa ke Candi Borobudur yang menjadi tempat pusat peringatan Hari Suci Waisak di Indonesia.

   Untuk bisa masuk ke Kompleks Api Abadi Merapen, Anda hanya perlu membayar Rp 500. Sayangnya, sebagai sebuah obyek wisata yang berbasis legenda, kondisi Api Abadi Merapen tak sebanding dengan nama besar yang disandangnya. Lokasinya juga kurang terawat.

   Selain api abadi, Grobogan juga memiliki keunikan lainnya. Tidak jauh dari lokasi ini, terdapat sebuah batu besar yang dikenal dengan nama Batu Bobot. Batu tersebut diyakini mampu mengabulkan semua permintaan siapa saja yang bisa mengangkat batu tersebut dengan posisi duduk.

   Batu yang memiliki berat kurang lebih 20 kg ini sangat dikeramatkan oleh warga setempat. Jelas saja, karena batu ini merupakan peninggalan dari Sunan Kalijaga pada abad ke-15.
Di samping Batu Bobot, di lokasi wisata Api Abadi Merapen juga terdapat kolam kecil yang dikenal dengan nama Sendang Dudo. Kolam tersebut berisi air berwarna hijau dengan gelembung-gelembung air di tengahnya. Meskipun tampak seperti mendidih, namun ternyata air tersebut tidak panas karena gelembung-gelembung udara tersebut berasal dari gas yang berada dalam tanah.

   Letupan gas atau gelembung-gelembung air itu akan menyala bila terkena api. Mungkin gas tersebut  merupakan gas yang sama dengan yang ada pada Api Abadi Merapen. Dari hasil penelitian di laboratorium, terbukti air di Sendang Dudo mengandung banyak mineral mulai dari kalsium hingga magnesium.

   Karena kaya kandungan mineral air, Sendang Dudo kerap digunakan untuk mengobati berbagai penyakit di kulit, seperti gatal-gatal atau eksim. Tak heran jika banyak wisatawan yang datang untuk mengobati beragam penyakit.

Sumber : travel.detik.com

Senin, 25 Maret 2013

Letusan Gunung Terdasyat La Garita

Paranoid - Gunung berapi telah meletus selama miliaran tahun. Akan tetapi, manusia baru bisa mencatat letusan tersebut dengan berbagai tingkat akurasi sejak letusan yang terjadi sekitar puluhan ribu tahun lalu. Adapun untuk pengukuran dengan akurasi tepat baru bisa dilakukan di abad ke-20.

Meski banyak letusan dahsyat di planet ini terjadi di masa lalu, tetapi para ilmuwan telah mengembangkan berbagai cara untuk memberikan peringkat. Peneliti dari U.S Geological Survey menggunakan Volcano Explosivity Index (VEI) untuk mengukur tingkat letusan gunung api dengan skala 1 sampai 8.

Letusan gunung dengan skala 1 memuntahkan partikel terdiri dari debu dan batuan berjumlah hingga 10 ribu meter kubik. Adapun letusan dengan skala 8 memuntahkan lebih dari 1000 kilometer kubik debu dan batu.

Sebagai gambaran, letusan gunung Eyjafjallajokull di Islandia dan Merapi di Indonesia mencapai skala 4. Gunung St. Helens yang meletus tahun 1980 sendiri tercatat mencapai skala 5 VEI.

Dengan mempelajari sampel batu-batuan, peta geografis, lapisan debu dan es, peneliti berhasil merekonstruksi sebagian dari letusan gunung yang paling besar. Termasuk yang meletus dalam hitungan ratusan juta tahun yang lalu.

Dan ternyata, letusan gunung terdahsyat sepanjang sejarah planet Bumi adalah letusan gunung La Garita di pegunungan San Juan di barat daya Colorado. Gunung tersebut meletus sekitar 27 juta tahun yang lalu. Ketika itu, gunung memuntahkan 5 ribu kilometer kubik lava yang cukup untuk menutup seluruh wilayah California hingga ketebalan 12 meter.

Menurut data USGS, seperti dikutip dari Livescience, 11 November 2010, letusan itu juga merupakan letusan yang terbesar sejak era Ordovician yang berlangsung antara 504 hingga 438 juta tahun lalu. Saking dahsyatnya letusan, pada laporan Bulletin of Volcanology 2004, ilmuwan merekomendasikan angka 9 pada skala VEI dan menyebutkan letusan La Garita mencapai skala 9,2.

Meski masih diperdebatkan, dan mengingat aktivitas vulkanik di masa purba sebagian hanya dalam perkiraan, letusan La Garita merupakan satu-satunya letusan yang bisa mencapai skala 9. La Garita  berpotensi menggeser letusan gunung Taupo di Selandia Baru yang meletus sekitar 26 ribu tahun lalu sebagai letusan terhebat sepanjang masa.

Saat ini, sabuk ‘Ring of Fire’ yang mengelilingi Pasifik menjadi tempat berkumpulnya lebih dari separuh gunung berapi aktif di seluruh dunia. Alasannya adalah karena posisi ‘Ring of Fire’ yang berada di perbatasan lempeng benua atau zona subduksi.

Seperti diketahui, di area subduksi lempeng tektonik, di mana satu lempeng dipaksa bergeser ke bawah lempeng lainnya, kerap memproduksi gempa bumi hebat dan aktivitas vulkanik.

Sumber : teknologi.news.viva.co.id

Minggu, 24 Maret 2013

Meletusnya Gunung Krakatau

   Pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat jam 10.20, terjadi ledakan pada gunung tersebut. Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National Geographic mengatakan bahwa ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern.
   Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu.

   Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama ledakan Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.

   Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencapai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru.

   Letusan itu menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta sebagian Gunung Rakata dimana setengah kerucutnya hilang, membuat cekungan selebar 7 km dan sedalam 250 meter. Gelombang laut naik setinggi 40 meter menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai. Tsunami ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah laut.

   Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung kawasan pantai mulai dari Merak (Serang) hingga Cilamaya di Karawang, pantai barat Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan (Ujung Kulon serta Sumatera Bagian selatan. Di Ujungkulon, air bah masuk sampai 15 km ke arah barat. Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tidak lagi melihat matahari. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer.

Sumber : id.wikipedia.org

Rabu, 20 Maret 2013

Kehidupan di Luar Bumi

   Kehidupan ekstraterestrial didefinisikan sebagai kehidupan yang tidak berasal dari planet bumi. Keberadaan kehidupan di luar planet ini masih sebatas teori dan perkiraan-perkiraan mengenai kehidupan tersebut masih terus dicetuskan. Stephen Hawking dan Carl Sagan berpendapat bahwa tidak mungkin kehidupan hanya ada di bumi saja.

   Hipotesis-hipotesis mengenai asal muasal kehidupan ekstraterestrial, jika ada, adalah sebagai berikut: ada yang mengusulkan bahwa kehidupan mungkin muncul secara mandiri dari berbagai tempat di alam semesta. Hipotesis alternatif adalah panspermia, yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari satu lokasi, kemudian menyebar antara planet-planet berpenghuni. Kedua hipotesis ini tidak saling eksklusif. Studi dan teori dari kehidupan ekstraterestrial dikenal sebagai astrobiologi, eksobiologi atau xenobiologi. Bentuk-bentuk kehidupan ekstraterestrial berkisar dari kehidupan berskala bakteri sampai pada mahluk cerdas.

   Gagasan mengenai tempat tinggal kehidupan ekstraterestrial terus berkembang, seperti di Venus dan Mars, bulan-bulan Yupiter dan Saturnus seperti Europa, Enceladus dan Titan, dan planet luar surya seperti Gliese 581 c dan d yang dikatakan berada di zona layak huni.
Kepercayaan bahwa benda terbang aneh (BETA) berasal dari kehidupan ekstraterestrial dan klaim penculikan oleh alien dianggap palsu oleh para ilmuwan. Kebanyakan penampakan BETA merupakan pesawat buatan bumi, objek astronomik atau hanya berupa hoax, namun beberapa penampakan tidak dapat dijelaskan.

Usaha pencarian

   Ilmuwan berusaha mencari bukti kehidupan uniselular di Tata Surya dengan melakukan penelitian terhadap permukaan planet Mars dan batu meteor yang jatuh ke bumi. Sebuah misi ke Europa, salah satu bulan Yupiter yang diduga memiliki air dibawah permukaannya, juga digagaskan.

   Terdapat bukti terbatas bahwa kehidupan mikrobial mungkin ada di Mars. Eksperimen pada program Viking melaporkan adanya proses emisi gas dari lapisan tanah panas Mars yang diduga sebagai bukti kehadiran mikroba, namun tidak ada bukti kuat mengenai hipotesis tersebut. Pada tahun 1996, suatu struktur yang menyerupai nanobakteria dilaporkan ditemukan di meteor ALH84001. Laporan ini kontroversial, dan perdebatan terus berlanjut.

   Pada Februari 2005, ilmuwan NASA melaporkan bahwa mereka menemukan bukti kuat adanya kehidupan di Mars. Ilmuwan Carol Stoker dan Larry Lemke mengklaim bahwa tanda metana yang ditemukan di atmosfer Mars menyerupai proses produksi metana oleh kehidupan primitif di Bumi. NASA menolak klaim kedua ilmuwan tersebut.

   Pada tahun 2010, dari data satelit Cassini, para ahli NASA menemukan bukti penting yang menunjukkan adanya kehidupan alien primitif di Titan, bulan dari Saturnus. Ahli-ahli tersebut menyimpulkan dalam dua makalah. Pada makalah pertama, dalam jurnal Icarus, dinyatakan bahwa hidrogen yang mengalir di atmosfer planet menghilang di permukaan, yang menunjukkan bahwa alien mungkin bernapas. Pada makalah kedua, dalam Journal of Geophysical Research, disimpulkan bahwa terjadi kekurangan bahan kimia di permukaan. Zat-zat tersebut mungkin dikonsumsi oleh suatu kehidupan. Chris McKay, astrobiolog di Pusat Penelitian NASA, menyatakan bahwa proses konsumsi hidrogen ini mirip dengan proses manusia mengonsumsi oksigen di bumi.

   Terdapat gagasan bahwa alien mungkin mengeluarkan sinyal ke angkasa. Gagasan ini tidak pasti, namun proyek-proyek seperti SETI (Search for Extra-Terrestrial Intelligence) dibuat untuk mencari sinyal radio dari kehidupan ekstraterestrial.

   Astronom juga mencari planet luar surya yang dapat dihuni seperti bumi. Planet-planet yang diduga dapat dihuni adalah Gliese 581 c, Gliese 581 d dan OGLE-2005-BLG-390Lb. Teknologi yang ada tidak cukup untuk mempelajari planet-planet luar surya tersebut.

Sumber : id.wikipedia.org

Selasa, 19 Maret 2013

Mahluk Penghuni Atmosfer

Benarkah ada makhluk yang tinggal di atmosfer kita?

Atmospheric beast adalah organisme tidak bersayap yang tinggal di atmosfer suatu planet. Mereka terbang atau melayang tanpa sayap dikarenakan mungkin berat mereka lebih ringan dari udara.juga dikatakan tubuh mereka tidak padat.

Beberapa penampakan atmospheric beast ini diklasifikasikan sebagai penampakan UFO yang tidak biasa.kadang hewan ini dinyatakan sebagai alien.

PENAMPAKAN

salah satu Penampakan makhluk ini yang paling terkenal adalah sebagai Crawfordsville Monster,monster di daerah Indiana pada tahun 1891.sampai saat ini hanya ada dua penampakan makhluk ini dan keduanya pada abad ke-19. pertama kali kasus ini dipublikasikan oleh indianapolis journal. penampakan pertama terjadi pada pukul 2 pagi tanggal 4 september 1891 "hantu mengerikan" muncul di langit,ketika dua pria yang sedang bekerja di mobilnya melihatnya. mereka memperkirakan makhluk itu berada 100 kaki di udara,panjangnya 20 kaki dan lebar 8 kaki.dan terlihat hidup!dia mendorong dirinya dengan beberapa pasang sirip dan mengelilingi rumah sekitar. tetapi,makhluk itu menghilang setelah pergi ke timur. akan tetapi,tidak hanya mereka yang melihat makhluk mengerikan itu,seorang metodis Rev.G.W. Switzer dan istrinya juga melihat makhluk yang sama. makhluk itu ternyata kembali pada saat malam hari ,dan kali ini dengan banyak saksi mata. dikatakan makhluk itu seperti sedang menggelepar kesakitan pada ketinggian 300 kaki.juga mengeluarkan suara aneh.
apakah makhluk itu benar-benar atmospheric beast? atau makhluk aneh lainnya?
selain itu ada juga peristiwa yang dikira pebuatan makhluk tersebut...

peristiwa lainnya yang dianggap perbuatan atmospheric beast atau yang biasa disebut atmospheric jellyfish...adalah
saat musim panas di tahun 1939 ketika salah satu pesawat angkatan udara amerika yang membawa 12 penumpang dan seorang kru dari markas militer di san diego,california. pesawat itu baru terbang sekitar satu jam sebelum mengirimkan panggilan darurat. setelah mengirim panggilan darurat ke markas,pesawat itu kembali ke markas di san diego. ketika seseorang tentara membuka bagian dalam pesawat itu,dia kaget melihat 12 penumpangnya meninggal juga pilotnya..pilot lainnya,adalah seseorang yang masih hidup tapi dia juga meninggal setelah beberapa menit. investigator tentara memeriksa mereka lalu, ketahuan bahwa ada bekas terbakar di kulit mereka. juga ditemukan bekas senapan di pintu keluar, mereka menyimpulkan para penumpang itu menembak makhluk tak terlihat yang sangat cepat.

berdasarkan peneliti amerika Charles fort,yang membuat buku The book of the damned. dia mengatakan ada makhluk seperti jeli yang tinggal di atmosfer bumi yang memiliki sengatan dan tentakel.

DESKRIPSI

makhluk atmosfer ini dikatakan bisa menurunkan berat jenisnya dan menjadi kecil
juga bisa membesar seperti awan. habitat mereka sepertinya adalah langit, ada yang mengatakan jika atmospheric beast mati,mereka akan jatuh dalam bentuk sesuatu yang kenyal yang biasa kita kenal sebagai star jelly. mereka sangat ringan. jika berdasarkan Crawfordsville Monster, makhluk ini memiliki mata merah menyala,tubuhnya seperti belut dengan beberapa sirip di pinggir ubuhnya.

ada juga yang menyatakan "jika mereka meningkatkan berat jenis mereka,mereka akan bisa terlihat" . beberapa orang menyatakan makhluk ini yang menculik dan memutilasi hewan ternak. dan sepertinya mereka punya hubungan dengan space jelly.

KESIMPULAN

Kesimpulanya menurut saya adalah, makhluk ini berbentuk gas, atau awan. mungkin juga mereka adalah makhluk dari dimensi lain atau alien yang datang ke bumi.
mungkin saja, awan aneh yang sering kita lihat sebenarnya adalah makhluk ini.
sejak abad-20 mereka sudah dilupakan.
mungkinkah mereka benar-benar ada?

Monyet Penakluk Luar Angkasa

   Abad 20 merupakan tonggak sejarah umat manusia dalam pencapaian di bidang penerbangan luar angkasa. Pada abad inilah manusia benar-benar memulai ambisinya untuk dapat terbang menjelajah luar angkasa. Uni Soviet dan Amerika Serikat merupakan negara-negara pelopor dari proyek-proyek ambisius ini. Ketegangan pada masa perang dingin menjadikan salah satu pemicu kedua negara tersebut untuk hanyut dalam kompetisi sarat gengsi pada berbagai bidang. Tidak hanya pada ideologi dan militer (alutsista), tetapi juga pengembangan teknologi.

    Pada tanggal 12 April 1961, Uni Soviet memulai menabuh genderang kompetisi teknologi antariksa dengan mengirimkan Yuri Gagarin sebagai menusia pertama yang pergi ke luar angksa dengan roket Vostok 1. Tak mau dikatakan tertinggal oleh rivalnya Uni Soviet, Amerika serikat juga telah mempersiapkan proyek luar angkasanya yang tak kalah hebatnya yaitu mendaratkan manusia di Bulan. Inilah proyek ambisius Amerika Serikat pada masa pemerintahan Presiden J.F Kennedy.

    Kini penerbangan manusia ke luar angkasa bukanlah menjadi sesuatu hal yang spektakuler lagi. Baru-baru ini kita dapat melihat NASA mengirimkan astronot-astronotnya keluar angkasa dalam misi perbaikan teleskop Hubble.

    Sejarah panjang penerbangan luar angkasa jika kita telusuri memiliki banyak hal yang menarik. Salah satunya ialah dikirimnya hewan-hewan keluar angksa dalam berbagai eksperimen jauh sebelum pengiriman manusia itu sendiri. Monyet terbukti menjadi hewan favorit oleh para ilmuwan sebagai kelinci percobaan. Berikut ini merupakan sekelumit foto-foto dokumentasi mengenai para monyet “penakluk” luar angkasa.






   Monyet mungil dalam gambar diatas bernama Baker. Foto yang diambil di tahun 1959 ini memperlihatkan Baker sedang berada didalam biokapsul NASA dengan tatapan mata yang saya sangat yakin mengisyaratkan ketidak nyamanan serta rasa takut. Gambar ini diambil sesaat sebelum Baker akan melakukan misi keluar angkasanya. Baker berserta seekor monyet yang lainnya bernama Able diterbangkan menggunakan roket Jupiter AM-18 pada 28 Mei 1959.

   Ia kembali ke bumi dalam keadaaan hidup setelah terbang selama 15 menit. Hal ini menjadikannya sebagai perimata pertama yang dapat bertahan hidup selama misi-misi percobaaan semacam ini. Namun sebenarnya, sepuluh tahun sebelum penerbangan Baker, seekor monyet bernama Albert II menjadi monyet yang mampu bertahan hidup selama misi di luar angkasa. Namun sayang kehidupannya berakhir setelah roket yang ditumpanginya hancur menabrak bumi karena tidak dapat mendarat dengan sempurna.




   Sam, monyet pemberani ( pemberani atau terpaksa ya?) pada gambar diatas dikirim menggunakan roket Mercury pada bulan Desember 1959. Ia mengikuti jejak pendahulunya Baker dan Able dalam misi luar angkasa di tahun 1959. Sam ditugaskan dalam misi percobaan sistem kemanan dan keselamatan pesawat. Roket Mercury melepaskan biokapsul – dimana Sam berada didalamnya – beberapa menit setelah penerbangan. Kapsul yang ditumpangi Sam berhasil mendarat di Samudera Atlantik setelah pada ketinggian 82 km ia dijatuhkan kemudian melayang-layang di udara. Sam berhasil selamat dalam misi ini dan ia hidup hingga tahun 1982.

    Tiga simpanse bernama Duane, Jim , dan Chu pada foto diatas sedang dibaringkan didalam kapsul saat berada di pangkalan udara Holloman, New Mexico, pada Januari 1961. Mereka dikirim untuk penelitian mengenai tingkat kelelahan saraf serta tekanan psikologis selama di luar angkasa.


    Pada 31 Januari 1961, seekor Simpanse bernama Ham diterbangkan pada ketinggian 185 kilometer ke angkasa dengan kecepatan 7080 km/jam. Ham manaiki roket Mercury-Redstone. Ia juga berhasil selamat setelah mendarat di Samudera Atlantik setelah misi selama 16,5 menit. Delapan bulan kemudian setelah penerbangan Ham, simpanse lainnya bernama Enos berhasil menjadi simpanse pertama yang terbang hingga ke Orbit Bumi.

   Tidak hanya Amerika serikat dan Uni Soviet saja yang melibatkan hewan sebagai percobaan-percobaan penerbangan keluar angkasa, program luar angkasa Prancis juga melakukannya. Mereka menggunakan jasa ketiga monyet pada gambar di atas. Penerbangan ini dilakukan pada tahun 1967.  

Sumber : viva.co.id

Selasa, 12 Maret 2013

Sumber Air Minum di Planet Mars

Analisis dari serbuk batu yang berhasil diambil wahana antariksa Curiosity menunjukkan bahwa Mars memang punya materi yang mendukung kehidupan.

Berdasarkan penelitian, serbuk batu bernama "John Klein" yang ditemukan di wilayah Mars bernama Yellowknife Bay mengandung material tanah liat, sulfat dan mineral lain yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.

John Grotzinger, pimpinan tim ilmuwan misi Curiosity, mengungkapkan bahwa wilayah Yellowknife Bay di masa lalu diduga memiliki air yang bisa diminum.

Komposisi serbuk batu Mars itu berhasil diuraikan menyusul keberhasilan Curiosity melakukan pengeboran pertama batu Mars. Batu Mars yang dibor dinamai John Klein, sesuai nama ilmuwan anggota misi Curiosity yang meninggal tahun 2011 silam.

Curiosity telah mendarat di Mars sejak Agustus 2012 lalu. Wahana ini telah membantu mengungkap adanya batu Mars yang mirip dengan batu Bumi dan bukti terkuat adanya air di Mars.

Saat ini, tantangan utama adalah menemukan senyawa organik di Mars. Penemuan senyawa organik di Mars menjadi tantangan berat. Mars yang tak punya atmosfer setebal Bumi rentan oleh radiasi kosmik yang bisa merusak senyawa organik.

Jika Mars punya senyawa organik, maka ada lebih banyak kemungkinan planet itu punya kehidupan. Tapi, jika senyawa organik tak ada, bukan berarti Mars tak pernah punya kehidupan.

"Anda tak perlu punya karbon dalam lingkungan geologis tertentu yang bisa dihuni untuk menjumpai adalanya metabolisme mikroba," ungkap Grotzinger seperti dikutip Reuters, Selasa (12/3/2013) kemarin.

Menurutnya, ada banyak mikroba di Bumi yang terbukti mampu bermetabolisme dengan memanfaatkan senyawa anorganik.

"Jelas perlu ada sumber karbon. Tetapi jika memang hanya ada CO2, anda pun bisa menemukan organisme kemoautotrof yang memakan batuan, melakukan metabolisme dan dan menghasilkan senyawa organik berbasis karbon itu," papar Grotzinger.

Batu John Klein yang jadi sampel pengeboran sendiri diduga berumur 3 miliar tahun, menghabiskan cukup waktu di lingkungan yang tak asam dan tak terlalu asin sehingga mineral bisa terbentuk.

Sumber : kompas.com

Minggu, 10 Maret 2013

Bentuk UFO Purba

    Unidentified flying objek atau UFO identik dengan teknologi tingkat tinggi. Tetapi jauh sebelum dunia mengenal ufo, ribuan tahun lalu sebenarnya telah ada catatan perjumpaan manusia dengan sky ship yang menggunakan jangkar

   Sejak jaman dark ages atau sebelum masehi diketahui telah banyak sejarah menuliskan tentang UFO yang menjatuhkan jangkar seperti kapal saat berlabuh, orang jaman dahulu menyebutnya sebagai sky ship atau cloud ship. Sekedar informasi saja catatan yang terkenal tentang adanya UFO pada masa dark ages adalah catatan alexander the great saat melakukan penyerangan ke Tyre pada 329 SM, kala itu mereka melihat 3 buah UFO berbentuk disk yang terbang tinggi. Yang paling kontrovesial adalah sebuah pahatan dari Hans Glaser, seniman jerman pada 4 april 1561 yang menggambarkan peperangan di angkasa oleh beberapa sky ship. Kejadian ini terjadi pada pagi hari setelah matahari terbit dimana ribuan warga jerman menjadi saksi kejadian yang mereka sebut "war in the heaven" itu.


    Sejak saat itulah orang mulai banyak melihat ufo dan puncaknya pada tahun 1800an hingga sekarang. Untuk cerita tentang sky ship dan jangkarnya kita mulai dari irlandia
  
956 SM - Cloera, Irlandia
dalam buku "UFO: operation trojan horse" yang ditulis oleh John Keel pada 1970 di dalamnya tertulis sebuah bahasan mengenai sebuah arca dari irlandia kuno yang bernama "speculum regali" atau "the king's mirror". Dalam bukunya John menulis arca itu berasal dari 956 SM menceritakan perjumpaan massal penduduk lokal dengan seorang kru sky ship.

Kisah itu terjadi pada minggu pagi saat penduduk berkumpul di gereja. Tiba tiba saja sebuah jangkar menghantam dan tersangkut di bangunan itu. Orang orang yang berhamburan keluar melihat sebuah jangkar tersangkut dan sebuah kapal diangkasa mirip seperti kapal laut. Kemudian terlihat seseorang menjatuhkan diri dari kapal dan menuju jangkar. Anehnya kru kapal itu terlihat seolah2 berenang di udara. Saat sampai didekat gereja penduduk merasa marah karena jangkarnya merusak gereja itu berusaha menangkap kru kapal itu tetapi pastur melarangnya. Karena tak mampu melepaskan jangkar yang tersangkut itu akhirnya kru kapal itu ke kapalnya dan memotong tali jangkar itu lalu terbang pergi meninggalkan orang orang. Hal yang serupa juga di bahas dalam introductory space science, volume 2, departement of physic USAF

548 SM - Country Offaly, Irlandia
dari sebuah arca di komplek arca clonmacnoise di muara sungai shannon ditemukan beberapa epik pertempuran dan beberapa kejadian besar dalam sejarah irlandia. Salah satunya kisah seorang biarawan dan seorang dari sky ship yang ditulis ulang oleh Seamus Henney, Profesor dari universitas oxford dan harvard dalam bukunya "seeing things" yang terbit pada 1991. Berikut penggalan epik itu.

Ini Wajah Komet Langka

Komet Pan-STARRS yang ditemukan pada Juni 2011 akan menampakkan diri di Indonesia pada Minggu (10/3/2013). Saat itu, komet ini akan mencapai jarak terdekatnya dengan Matahari atau titik perihelionnya.

Sudah tampak di beberapa wilayah lain sejak Februari lalu, banyak astronom amatir yang telah mengabadikan komet ini. Komet langka ini dipotret dari berbagai wilayah, seperti Brasil, Selandia Baru, dan Australia.

Astronom amatir Michael Mattiazzo and Jim Gifford, keduanya dari Australia, mengabadikan penampakan komet ini pada Kamis (28/2/2013) lalu. Komet saat itu sebenarnya masih sangat redup, hanya bermagnitud +2,6.

Mattiazzo menangkap citra komet beserta ekor debunya di langit barat. Komet Pan-STARRS memiliki ekor komet kedua yang lebih redup. Ekor komet itu disebut ekor Tipe III. Foto-foto yang diambil Mattiazzo ditunjukkan pada gambar di atas.

Sementara Gifford mengambil penampakan Pan-STARRS di Australia barat pada Rabu (27/2/2013). Foto jepretan Gifford mengagumkan karena berhasil menangkap ekor ion yang hingga hari ini tak bisa ditangkap mata telanjang.

Selasa (5/3/2013) ini, Pan-STARRS mencapai jarak terdekat dengan Bumi, tetapi tak teramati dari Indonesia. Komet akan terus bergerak mendekati Matahari. Semakin dekat dengan Matahari, maka ekor komet makin panjang.

Selain Mattiazzo dan Gifford, astronom amatir lain dari Argentina, Luis Argerich, berhasil mengabadikan Pan-STARRS dari Argentina. Komet tampak sebagai bola dengan ekor yang melebar di bagian belakangnya.

Pan-STARRS adalah komet langka. Komet ini baru mendekati Tata Surya dan tampak kali ini. Untuk menyaksikan komet ini, mungkin dibutuhkan 110.000 tahun lagi. Jika langit cerah dan memiliki binokuler, komet bisa diamati pada Minggu nanti sekitar pukul 18.30 WIB.

Sumber : kompas.com

Jumat, 08 Maret 2013

Asap Misterius di Wuhan Cina

Kantor berita Perancis, AFP melaporkan bahwa kota Wuhan di Cina tertutup asap misterius (http://id.berita.yahoo.com/kota-wuhan-cina--terselubung-asap-misterius.html). Sebenarnya pemandangan seperti itu tidaklah asing di negeri dengan sebutan “Tirai Bambu” itu. Banyak kota di Cina juga telah terserang asap. Kasus serupa terjadi juga di kota Beijing, Ningbo, dan Linfen (seperti ditunjukan pada Gambar di bawah ini).


Dalam membicarakan tentang asap atau sering disebut dengan istilah kabut. Terdapat beberapa istilah yang digunakan terkait dengan jenis, sumber dan sifatnya, yaitu sebagai berikut:

1.
Fog (kabut) adalah butiran air atau kristal es yang tersuspensi dalam udara dekat dengan permukaan tanah. Fog ini berbentuk mirip seperti awan tipis yang letaknya di dekat permukaan tanah. Fog banyak terjadi di dataran tinggi.
2.
Smoke (asap) merupakan salah satu hasil dari proses pembakaran. Smoke dihasilkan dari pembakaran biomasa (kebakaran hutan dan lahan, pembakaran sampah pertanian) dan pembakaran bahan bakar fosil. Smoke tersusun dari senyawa-senyawa dalam bentuk padat (partikulat), cair (uap air), dan gas (CO, CO2, NOx). Kebakaran hutan sering menimbulkan smoke dengan tingkat yang membahayakan transportasi darat dan mengganggu lalu lintas penerbangan karena mengurangi daya visibilitas pengguna jalan dan penerbang.
3.
Smog berasal dari dua kata yaitu smoke dan fog sehingga disingkat menjadi bentuk akronim smog. Selanjutnya smog lebih disebut dengan photochemical smog (smog fotokimia atau kabut asap fotokimia). Smog fotokimia merupakan kabut asap yang dapat terbentuk dari beberapa senyawa kimia berikut: aldehide (R-CHO), nitrogen oksida (NO dan NO2), ozon troposfer (O3), peroxyacyl nitrates (PAN), dan volatile organic compound (VOC). Senyawa-senyawa tersebut bersifat sangat reaktif dan mudah teroksidasi di troposfer. Smog fotokimia terjadi ketika senyawa-senyawa tersebut berinteraksi dengan radiasi ultraviolet dari matahari. Smog banyak terjadi di kota-kota besar. Hal ini dikarenakan senyawa-senyawa pembentuk smog fotokimia tersebut banyak dihasilkan dari kegiatan industri dan transportasi.
4.
Vog merupakan kependekan dari volcano smog, yaitu kabut yang terbentuk dari beberapa zat kimia yang dihasilkan dari aktifitas gunung api. Senyawa utama pembentuk vog adalah aerosol yang terbentuk dari SO2 (sulfur dioksida) dan uap air. Vog terjadi di sekitar daerah gunung api yang memiliki tingkat keaktifan tinggi.

Dapat diduga bahwa kabut di Wuhan, Cina, yang dilaporkan misterius oleh AFP adalah fenomena smog fotokimia biasa. Beberapa kota besar di Cina memang terkenal dengan tingkat polusi udara yang tinggi, bahkan dampak dari polusi udara juga sudah ada yang menerpa warganya. Barangkali untuk kasus kejadian kabut misterius yang baru saja terjadi ini dianggap misterius karena fenomena itu baru muncul pada bulan Juni ini.

Adalah hal yang wajar jika fenomena itu tidak muncul di Wuhan sebelum bulan Juni. Kota Wuhan terletak pada lintang geografis 30,50 LU, di luar garis balik atau di luar garis edar matahari. Garis balik Lintang Utara dan garis balik Lintang Selatan berturut-turut terdapat pada 23,50 LU dan 23,50 LS. Kota Wuhan mendapat intensitas radiasi matahari tinggi ketika matahari beredar mendekati garis balik utara (23,45 0 LU) yang terjadi sekitar bulan Juni. Oleh karena itu pada bulan Juni kota Wuhan mendapat paparan radiasi matahari, termasuk radiasi ultraviolet, yang tinggi. Radiasi ultraviolet yang tinggi ini berinteraksi dengan polutan udara di kota Wuhan sehingga muncul fenomena smog fotokimia. Jika tidak ada penanganan terhadap masalah polusi udara di Wuhan, maka setiap sekitar bulan Juni akan muncul fenomena smog fotokimia ini lagi.

Smog fotokimia bukan hanya fenomena di Cina saja. Banyak kota besar di dunia telah dilanda smog fotokimia ini seperti Moscow, Los Angeles, New York, Sydney, Mesir, Mexico dan Vancouver. Indonesia, seperti Jakarta dan Bandung, juga sudah menunjukkan fenomena itu meskipun tidak separah apa yang telah terjadi di Cina.

Meskipun fenomena smog fotokimia sudah lazim terjadi di kota-kota besar bukan berarti kita tidak mewaspadai. Smog fotokimia menunjukkan tingginya tingkat pencemaran udara, seperti NOx, O3, VOC, R-CHO, dan PAN. Adanya fenomena smog fotokimia, menjadi peringatan bagi pihak terkait yang wajib mengatasi masalah polusi udara untuk segera mengambil tindakan antisipasi, dengan cara mengurangi sumber emisi penyebab fenomena tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar kejadian seperti di Cina tidak terulang di kota lain. Tidak kalah pentingnya adalah bahwa program pengelolaan kualitas udara harus didukung oleh semua pihak terkait dengan sumber emisi.

sumber : Sumaryati (maryati@bdg.lapan.go.id)

Kamis, 07 Maret 2013

Ditemukan Gua dan Kayu di Planet Mars

Penemuan Kayu dan Goa Misterius Di Planet Mars ~ Gambar yang diambil NASA ini menunjukkan adanya sebuah gua seperti pintu yang misterius pada dasar sebuah formasi bukit di Mars. Orang yang pertama mengidentifikasi pintu tersebut bukanlah ilmuwan NASA melainkan seorang pembaca web Cnews dari Rusia bernama Alexander Novgorodov. Ia melihat sebuah struktur seperti buatan manusia di kaki bukit. Gambar ini diambil oleh pesawat Reconnaissance Orbiter.


 Perhatikan gambar dibawah untuk lebih jelasnya


Kayu ? Foto dibawah ini diambil oleh Mars Rover, dan yang terekam di dalam foto tersebut membuat para ahli kebingungan. Apakah itu sepotong kayu ? Foto itu pertama kali dirilis pada tahun 2004.


Segera dunia internet menjadi ramai dengan perbincangan dan teori konspirasi. Sebuah situs bernama TheCrit.com bahkan mengatakan bahwa NASA pernah menyatakan bahwa Mars adalah sebuah dunia gurun yang memiliki hutan lebat. Dan itu tidak pernah dibuka kepada publik.




Para peneliti yang skeptis menyatakan bahwa gambar kayu tersebut kemungkinan didapat dari hasil pareidolia - sebuah stimulus acak yang dipersepsikan memiliki signifikasi bentuk. Seperti awan yang kadang terlihat memiliki bentuk tertentu.

Sumber : forum.viva.co.id

10 Fakta Menarik Tentang Bumi Kita

   Sejak lahir, kita hidup bersama di antara keberagaman bumi bersama makhluk hidup lainnya. Ada sejumlah fakta-fakta menarik tentang rumah kita ini, seperti dikutip dari laman Livescience.

1. Ukuran
Rumah kita ini memiliki ukuran 'pinggang' yang cukup lebar. Jika mengukur garis khatulistiwa, Bumi memiliki diameter 24.901 mil atau 40.075 kilometer.
 
2. Selalu bergerak
Anda merasa sedang berdiri dan tak bergerak. Tapi, sebenarnya manusia ikut bergerak cepat mengikuti rotasi bumi. Kecepatannya, tergantung anda berada di mana. Orang yang tinggal di garis khatulistiwa bisa bergerak paling cepat, bisa lebih dari 1.000 mil atau 1.600 kilometer per jam!

Orang yang tinggal di kutub tak bergerak. Bayangkan jika anda memutar bola basket di ujung jari anda. Titik bola yang ada di ujung jari anda hanya berputar di jari anda saja.
Tak hanya bergerak di porosnya, bumi juga mengitari matahari. Kecepatannya pun lumayan: 107.826 km per jam.
 
3. Tua
Ilmuwan memperkirakan usia bumi dengan menghitung umur batu tertua di planet ini dan meteorit yang ditemukan di bumi. Meteorit dan bumi terbentuk di waktu yang sama, saat sistem tata surya terbentuk. Hasilnya: bumi berusia 4,54 miliar tahun. Batu tertua yang diketahui bernama Nuvvuagittuq Belt di pesisir Teluk Hudson, Kanada. Usia bebatuan ini berumur sekitar 4,28 miliar.
 
4. Gempa bulan
Bulan sebagai satelit bumi juga dilanda gempa. Meski gempa di bulan lebih jarang dibanding gempa di bumi. Menurut ahli, gempa di bulan berkaitan dengan pasang surut jarak bumi dan bulan. Gempa di bulan juga biasanya terjadi di kedalaman, tengah-tengah permukaan dan pusat bulan.

5. Gempa terkuat
Sepanjang sejarah manusia, gempa terkuat yang pernah tercatat adalah 9,5 SR yang terjadi Chile pada 22 Mei 1960, menurut US Geological Survey (USGS).

6. Terpanas
Tempat terpanas di muka bumi ada di El Azizia, Libya. NASA Earth Observatory mencatat, daerah ini pernah dilanda suhu hingga 57,8 derajat Celcius pada 13 September 1922.

7. Terdingin
Mungkin anda berpikir jika 'penghargaan' tempat terdingin di bumi jatuh kepada Antartika yang memang terkenal sangat dingin hingga suhu bisa mencapai minus 73 derajat C. Tapi, suhu lebih rendah pernah tercatat di Vostok Station, Rusia. Pada 21 Juli 1983 suhu di tempat ini mencapai minus 89,2 derajat C.

8. Punya dua bulan
Bumi mungkin pernah punya dua bulan. Satu bulan kecil berdiameter sekitar 1.200 km pernah mengitari bumi sebelum bertumbukan dengan bulan yang kita ketahui saat ini. Bentrokan ini bisa menjelaskan dua sisi wajah bulan kita yang berbeda.

9. Batu berjalan
Bebatuan bisa berjalan di bumi, setidaknya mereka bisa berjalan di Racetrack Playa,  Death Valley. Di sini, badai bisa memindahkan bebatuan yang kadang beratnya bisa puluhan hingga ratusan pound, Menurut peneliti Badan Antariksa AS (NASA).

10. Danau Meledak
Di Kamerun dan perbatasan Rwanda dan Republik Demokratik Kongo ada tiga danau mematikan: Nyos, Monoun dan Kivu. Ketiganya adalah danau kawah yang duduk di atas bumi vulkanik. Magma di bawah permukaan melepaskan karbondioksida ke danau. Karbondioksida ini bisa dilepas ke udara dalam bentuk ledakan. Siapapun yang lewat bisa lemas karena sesak napas dan kekurangan oksigen.

Rabu, 06 Maret 2013

Keindahan Luar Angkasa

Secercah sinar cahaya merah yang dinamis dari sebuah Galaksi Messier 82, atau yang dikenal sebagai M82 dan Galaksi Cigar, berhasil ditangkap keindahannya pada saat malam hari.

Galaksi ini mengalami ledakan bintang yang menghasilkan kilauan cahaya merah akibat gas hidrogen yang terionisasi. Cahaya merah itu pun meluas terbawa angin dan berkolaborasi dengan bintang lainnya.

Adalah astronom Bob dan Janice Fera yang berhasil menangkap citra angkasa yang elok itu pada tanggal 11 Februari sampai 15 Februari 2013 lalu. Mereka melakukan pengamatan di Eagle Ridge Observatory di Foresthill, California.

Dalam pengamatannya, Bob dan Janice menggunakan teleskop Ritchey Chretien yang memiliki sistem optik Cassegrain berlensa Officina Stellare RC-360AST 14 inci f/8, yang spesial dibuat untuk mengamati nebula. Untuk mengambil fotonya, astronom itu menggunakan kamera Apogee Alta U16M CCD dengan filter Astrodon.

Space melansir, Rabu 6 Maret 2013, Messier 82 memiliki jarak sekitar 12 juta tahun cahaya yang berasal dari bintang biduk, sebuah konstelasi yang terlihat sepanjang tahun di sebagian besar belahan bumi bagian utara.

Pemandangan ini merupakan sinar cahaya dari sebuah galaksi yang memiliki tingkat yang tinggi dalam membentuk bintang-bintang baru.

Kilauan cahaya Galaksi Messier 82 diperkirakan lima kali lebih terang dari Bima Sakti, dan melahirkan bintang-bintang 10 kali lebih cepat. Hal itulah yang membuat galaksi Messier 82 memiliki kilauan sinar cahaya merah yang sangat indah.

Sumber : teknologi.news.viva.co.id

Selasa, 05 Maret 2013

NASA Temukan Planet Alien dalam 2 Tahun Lagi

Selama ini, para ilmuwan hanya mengira-ngira ratusan planet yang memiliki zona habitat dan disebut-disebut sebagai kandidat pengganti bumi. Namun, dalam dua tahun mendatang, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yakin akan menemukan planet tersebut.

Astronom sudah menemukan 750 planet yang diduga memiliki kehidupan asing alias planet alien. Sementara Teleskop Antariksa milik NASA, Kepler, menambah daftar 2300 kandidat planet berpenghuni yang menunggu studi lanjutan. Jumlah ini belum termasuk planet-planet mirip Bumi yang ada di luar sistem tata surya kita.

"Saya percaya Kepler akan menemukan sebuah planet yang memiliki zona habitat atau Goldilocks planet dalam dua tahun mendatang," kata seorang peneliti khusus biologi exoplanet NASA, Shawn Domagal-Goldman, seperti dikutip dari Livescience.

Dia juga hakulyakin, NASA akan mampu menunjuk satu planet secara spesifik, "Planet yang bisa ditinggali makhluk hidup," kata dia.

Studi Goldilocks planetBeberapa pejabat NASA tampaknya ingin membagi optimisme Domagal-Goldman bahwa badan antariksa tersebut siap mencari jalan untuk mempelajari bumi alien, begitu dia ditemukan.

Sejauh ini, peneliti masih kesulitan mengivestigasi bumi asing tersebut karena jauh dan serta ukuran mereka yang kecil. Cahaya yang terpancar dari planet berzona habitat ini pun redup dan tertutupi cahaya dari bintang induk mereka. Tapi peneliti ini hakulyakin dengan teknik pendekatan transit spectroscopy, dunia ini akan segera diungkap.

Teknik ini mendalami cahaya bintang yang memantul dari atmosfer bumi alien tersebut ke lingkungan kosmik manusia. Menurut peneliti, cahaya ini mengandung 'sidik jari' dari atmosfer bumi alien. Nah, sidik jari inilah yang akan dipelajari astronom. Bagaimana komposisi atmosfer bumi alien ini. "Cahaya refleksi dari exoplanet ini akan bercerita banyak," kata Doug Hudgins, peneliti NASA lainnya.

NASA sedang menimbang untuk meluncurkan satu misi khusus bernama Fast Infrared Exoplanet Spectroscopy Survey Explorer atau Finesse, yang menggunakan metode transit spectroscopy. Misi ini akan mengukur spektrum bintang dan planet-planet mereka di dua situasi, saat planet terlihat dan lagi saat planet ada di balik bintang induk.

NASA juga menimbang observasi yang disebut Transiting Exoplanet Survey Satellite atau Tess yang dibantu perusahaan mesin mencari raksasa, Google. Misi ini dirancang untuk menemukan planet alien di tetangga Bumi.

Sumber : http://teknologi.news.viva.co.id

Batu Istimewa Ditemukan di Planet Mars

Minggu lalu dilaporkan bahwa benda kemilau kembali ditemukan di Mars. Kini, ilmuwan mengonfirmasi bahwa benda itu asli Mars dan istimewa, lain daripada yang lain.

Ronald Sletten, anggota tim misi Mars Science Laboratory dan ilmuwan University of Washington, mengatakan bahwa benda kemilau itu adalah bagian batuan yang lebih keras dan resisten dari erosi dibandingkan batuan sekitarnya.

Menurut Sletten, tonjolan di permukaan batuan yang lebih keras dan tahan erosi juga sering dijumpai di Bumi.

Batu bisa tampak kemilau karena komposisinya. "Permukaan yang kemilau menunjukkan bahwa batu ini punya butiran halus dan relatif keras. Batu yang keras dan punya butiran halus bisa 'dikilatkan' oleh angin membentuk permukaan yang sangat halus," urai Sletten.

Sleten seperti dikutip Universe Today, Selasa (12/2/2012), mengungkapkan bahwa batu itu juga tampak kemilau karena angin membersihkannya dari debu.

"Sementara bagian permukaan yang tak langsung tererosi oleh angin mungkin memiliki lapisan berwarna kemerahan atau mengalami pelapukan. Permukaan yang 'dibersihkan' oleh pasir mengungkap warna dan tekstur batuan itu," terang Sletten.

Sletten mengatakan, fenomena benda kemilau ini menarik. Lewat fenomena ini, ilmuwan bisa mempelajari bagaimana faktor alam, seperti angin dan erosi, memengaruhi batuan.

Mengamati lebih detail pada tonjolan kemilau pada batuan Mars tersebut, Sletten mengungkapkan, "Tonjolan ini punya jenis batuan berbeda pada ujung tonjolannya. Batu ini mungkin bervariasi komposisinya atau butiran batuannya semakin halus."

Area di mana tonjolan itu terdapat disebut ventifacted. Permukaan tererosi oleh debu dan pasir sehingga lama-kelamaan terpahat.

Minggu, 03 Maret 2013

ada 160 Miliar Planet di Galaksi. PERCAYA ?

ESO
    Ilustrasi Bimasakti yang lebih dipadati planet daripada bintang. Studi mengungkap bahwa ada 160 miliar planet di Bimasakti.

   Galaksi Bimasakti ternyata merupakan galaksi padat planet. Studi terbaru menyatakan bahwa Bimasakti memiliki lebih banyak planet daripada bintang. Jumlah planet diperkirakan mencapai 160 miliar, sedangkan jumlah bintang adalah 100 miliar.

    "Statistik ini menunjukkan bahwa planet di sekeliling bintang adalah biasa, tak istimewa. Mulai sekarang, kita harus melihat bahwa galaksi tidak hanya dipadati miliaran bintang, bayangkan bahwa mereka dikelilingi planet ekstrasurya," kata Arnaud Cassan dari Paris Institute of Astrophysics.

    Tercatat sebelumnya telah ada lebih dari 700 planet di luar tata surya kita yang terkonfirmasi. Sementara itu, masih ada lagi 2.300 kandidat planet yang ditemukan wahana Kepler milik NASA yang menunggu kepastian.

    Planet-planet itu ditemukan dengan dua metode, transit fotometri dan radial velocity. Metode pertama mendeteksi planet dari kedipan cahaya bintang sebagai tanda adanya planet yang mengelilingi. Cara kedua dengan melihat "goyangan" bintang sebagai hasil gravitasi planet.

    Dalam studi ini, peneliti memakai metode baru yang disebut gravitational microlensing. Dalam metode ini, planet dideteksi dengan adanya cahaya bintang yang dibiaskan atau dimagnifikasi oleh obyek yang mengelilinginya.

    Peneliti mengungkapkan, gravitational microlensing memiliki kelebihan dibanding transit fotometri dan radial velocity. Gravitational velocity bisa mendeteksi adanya planet yang terletak jauh dari bintangnya, berbeda dengan kedua teknik lain yang bias pada planet yang dekat bintang.

    Berdasarkan riset, peneliti menunjukkan bahwa seperenam Bimasakti dihuni oleh planet seukuran Jupiter, setengahnya oleh planet seukuran Neptunus dan dua pertiganya oleh super-Earth. Itu pun hanya yang ada pada jarak yang sudah terdeteksi.

    "Lebih lanjut, kami menemukan bahwa planet bermassa rendah, seperti super-Earth (1-10 kali massa Bumi) dan serupa Neptunus, lebih melimpah daripada planet raksasa seperti Jupiter dan Saturnus (kira-kira 6-7 kali lebih banyak dari planet massa rendah)," kata Cassan seperti dikutip Space, Rabu (11/1/2012).

   Planet yang sebenarnya ada di Bimasakti mungkin sedikit lebih banyak daripada yang telah terhitung. Pada jarak yang belum bisa terdeteksi, mungkin masih ada banyak planet lagi.

    Penemuan lain yang dipublikasikan tahun lalu dan dilakukan dengan teknik microlensing menunjukkan adanya planet seukuran Jupiter yang melayang sendirian, yatim piatu, tidak mengorbit bintang. Jumlah planet ini diperkirakan melebihi planet "normal" hingga 50 persen.

    "Kedua hasil penelitian dengan microlensing menunjukkan bahwa planet ada di mana saja, tidak selalu mengorbit bintang," jelas Cassan.

    Sementara itu, "anomali" lain adalah ditemukannya planet yang berada pada sistem bintang ganda. Ini dulu hanya bisa dibayangkan dalam film fiksi ilmiah Star Wars.

    William Welsh, astronom dari San Diego State University, seperti dikutip AP, Rabu, mengungkapkan, "Alam sepertinya suka membentuk planet sebab planet itu ditemukan di tempat yang diperkirakan sulit mendukung pembentukan planet."

Kamis, 28 Februari 2013

Jilatan Api Matahari TerTangkap Kamera

Para ilmuwan NASA mengatakan, Sebuah tempat kolosal di permukaan matahari cukup besar untuk menelan enam Bumi, dan bisa memicu jilatan api matahari minggu ini.

The sunspot raksasa tertangkap kamera oleh Dinamika Surya NASA Observatory seperti membengkak menjadi proporsi yang sangat besar selama 48 jam mencakup Selasa dan Rabu (19 dan 20 Februari). SDO adalah salah satu dari pesawat ruang angkasa beberapa yang terus-menerus memantau lingkungan ruang cuaca matahari.

"Hal ini telah berkembang menjadi lebih dari enam diameter bumi di seluruh, tetapi sepenuhnya adalah sulit untuk menilai karena tempat terletak pada bola, bukan disk datar," tulis juru bicara NASA Karen Fox, badan Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Md , dalam sebuah deskripsi gambar..

  Sebuah sunspot kolosal di permukaan matahari cukup besar untuk menelan enam Bumi, dan bisa memicu jilatan api matahari minggu ini, menurut para ilmuwan NASA.

Matahari saat ini di tengah-tengah fase aktif 11-tahun siklus cuaca matahari dan diperkirakan akan mencapai puncak aktivitas kadang tahun ini. Siklus matahari saat cuaca dikenal sebagai Solar Cycle 24.

NASA Solar Dynamics Observatory diluncurkan pada 2010 dan merupakan salah satu dari armada pesawat ruang angkasa menjaga mencermati matahari untuk tanda-tanda dari jilatan api matahari, letusan dan acara ruang lainnya cuaca.

Senin, 25 Februari 2013

Planet Zombie. BENARKAH ADA ?

Sumber : http://paranoid-site.blogspot.com/
Astronom mengonfirmasi eksistensi planet Fomalhaut b, planet yang terletak 25 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Piscis Austrinus.

Fomalhaut b disebut planet "zombie" karena pernah mati dan kemudian bangkit dalam pengetahuan. Planet ini kali pertama terdeteksi lewat citra Hubble pada tahun 2004 dan 2006. Tahun 2010, adanya planet ini tak berhasil dibuktikan. Akhirnya, planet ini dinyatakan "mati".

Namun, observasi pada tahun 2012 membuktikan adanya benda yang bergerak mengelilingi bintang Fomalhaut. Astronom kemudian mengonfirmasi bahwa adanya planet yang kemudian dinamai Fomalhaut b. Jadilah, planet ini bangkit kembali dalam dunia pengetahuan.

Diberitakan Space, Rabu (9/1/2013), Fomalhaut b unik karena orbitnya yang lebar dan periode revolusinya yang luar biasa lamanya, 2.000 tahun.

Fomalhaut b mengorbit secara tidak lazim. Menurut astronom, hal ini bisa dipengaruhi oleh adanya planet lain yang kini belum diketahui. Keberadaan planet itulah yang mungkin melemparkan Fomalhaut b ke orbitnya sekarang.

Observasi menunjukkan, kabut debu di sekitar bintang Fomalhaut merentang 22,5-32,1 miliar km keluar. Fomalhaut b mengorbit bintangnya dengan menembus kabut itu. Jarak terdekat Fomalhaut b dengan bintangnya 4,6 miliar km, sementara yang terjauh 27 miliar km.

Konfirmasi adanya Fomalhaut b diungkapkan oleh astronom dari University of California, Berkeley, Paul Kalas, dalam pertemuan ke-221 American Astronomical Society, Selasa (8/1/2013).

Meski demikian, beberapa astronom belum sependapat jika Fomalhaut b dinyatakan sebagai planet. Tim pimpinan Raphael Galicher dari Dominion Astrophysical Observatory di Victoria, Kanada, misalnya, menyatakan bahwa obyek itu mungkin saja hasil tumbukan.

Apa pun Fomahault b, astronom punya kesempatan untuk mengidentifikasinya, walau masih 20 tahun lagi. Seperti diberitakan Science, Kamis (10/1/2013), tahun 2032, Fomalhaut akan mencapai titik terdekat dengan bintangnya. Tahun itu adalah tahun pembuktian.

Sumber artikel : kompas.com

Baca juga artikel Lainya :

Minggu, 17 Februari 2013

Kapan Berakhirnya Semburan Lumpur Lapindo ?


Sumber : http://paranoid-site.blogspot.com/





Para Peneliti memperkirakan semburan lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur mungkin masih akan terus terjadi 26 tahun ke depan. Para peneliti ini juga mengatakan semburan tersebut berasal dari gunung berapi lumpur yang meletus Mei 2006 dan memuntahkan 180.000 meter kubik per hari atau setara dengan kapasitas air 50 kolam renang standard Olimpiade.

Temuan-temuan ini diterbitkan dalam penerbitan ilmiah Journal of the Geological Society.

Ini taksiran paling andal pertama mengenai seberapa lama semburan lumpur Sidoarjo akan berlanjut.

Salah seorang penulis laporan ilmiah tersebut, Richard Davies, geolog dari Jurusan Sains Kebumian pada Durham University, Inggris mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan perkiraan ini baru bisa dibuat sekarang.

Kami melakukan penaksiran sementara, tapi kami melakukan penyempurnaan metodologi secara signifikan, kata Davies kepada BBC News. “Juga, selama dua atau tiga tahun ada banyak debat mengenai penyebab semburan.

Saya rasa ada banyak orang yang ikut merumuskan peristiwa yang terjadi – jadi kini kami telah menyaksikan kemajuan alamiah dari keinginan untuk mengetahui penyebabnya ke berapa lama itu akan berlanjut.


Penyebab erupsi menjadi topik debat ilmiah berlarut-larut. Kalangan ahli berselisih soal apakah semburan itu akibat sumur bor Lapindo di kawasan yang sama, atau gempa berkekuatan 6,3 yang mengguncang kawasan beberapa hari sebelumnya.

Pada tahun 2008, dalam suatu konferensi di Afrika Selatan, pendukung kedua hipotesis menyampaikan argumentasi mereka di depan panel ahli independen.

Perdebatan tersebut diketuai oleh Profesor John Underhill, yang juga wasit senior di dunia sepak bola, dari Edinburgh University

Sebagian besar dari pakar dalam panel tersebut, 42 dari 74 orang, menerima argumentasi bahwa penyebab semburan adalah kegiatan pemboran.

Profesor Davies mendukung hipotesis pemboran tersebut. “Ada banyak bukti kini yang menunjukkan semburan disebabkan oleh pemboran – yaitu ledakan tidak terkendali.

Pada tahun 2008, perusahaan yang melakukan pemboran di tempat itu dan dipersalahkan telah menjadi pemicu semburan gunung berapi itu setuju untuk membayi gantirugi bagi 50.000 orang yang harus mengungsi.

Namun, argumentasi tersebut tidak menyatakan kegiatan pemboran sebagai satu-satunya penyebab.

Profesor Davies menambahkan bahwa timnya kini mendapatkan keyakinan untuk berani menerbitkan taksiran, sebab mereka juga memiliki data empat tahun tentang jumlah material yang menyembur dari gunung berapi tersebut, dan itu memungkinkan mereka melakukan kalibrasi terhadap model komputer yang dikembangkan oleh salah seorang anggota tim penulis laporan Simon Mathias, peneliti di Durham University.
Lubang

Dia menjelaskan bahwa semburan gunung berapi itu didorong oleh carbonated water di lapisan aquifer, yang ditaksir berada pada kedalaman sekitar 2,5km hingga 3,5km dari permukaan tanah yang menerobos melalui lubang pemboran dan menembus lapisan bahan lumpur (Kalibeng Atas) sebelum menyembur ke permukaan melalui lubang tengah berdiameter 50m.

Input yang dipergunakan dalam model untuk mereka ulang peristiwa di bawah tanah itu berasal dari dua sumur. Satu berada di lokasi lubang tengah, dan satu lagi sekitar 6km dari lubang pertama, tempat ada gunung berapi lumpur alamiah yang lebih kecil.

Ini memberi kami [besaran] tekanan di aquifer sebenarnya, jelas Profesor Davies.

Kemudian kami memperhitungkan faktor-faktor seperti permeabilitas dan porositas batuan untuk memperkirakan waktu yang diperlukan oleh tekanan fluida untuk turun sehingga tidak ada lagi cairan yang akan keluar dari lubang, katanya.

Ini bisa dikatakan metodologi standard, tapi belum pernah benar-benar diterapkan terhadap gunung berapi lumpur sebelum ini, jelasnya.

Dia menambahkan tim menggunakan beragam probabilitas dan menggabungkannya, sehingga menghasilkan jumlah output yang sangat besar. Proses ini disebut realisasi.

Dari 10.000 realisasi, kami benar-benar menolak banyak realisasi, sebab kami ingin mencocokkan laju lumpur yang benar-benar keluar dari gunung berapi dengan data-data tersebut, kata Davies.

Tim peneliti akhirnya menetapkan 381 realisasi dan jumlah itu memungkinkan mereka mencapai taksiran 26 tahun.

Namun, Profesor Davies menambahkan: Dalam perumusan model, ada 10 persen kemungkinan semburan akan berlangsung lebih dari 100 tahun, dan ada 90 persen kemungkinan semburan akan berlangsung lebih dari 10 tahun.

Tim peneliti bekerja dengan asumsi aquifer tidak terisi lagi dari sumber lain atau tidak mengalami recharging, sehingga tidak mungkin tekanan akan kembali begitu tekanan terkuras.

Sejak menyemburkan lumpur, gunung berapi tersebut telah mengubur rumah, sekolah, tempat ibadah dan lahan pertanian dengan luasan sekitar tujuh kilometer persegi.

Jika recharge terjadi, maka taksiran 26 tahun pasti akan terlalu pendek, aku Profesor Davies. Pada dasarnya, Lusi masih menyisakani kejutan-kejutan untuk kita.

Sumber : kaskus.us

Kamis, 14 Februari 2013

Kutub Bumi Pindah ? MUNGKINKAH

Sumber : http://paranoid-site.blogspot.com/

BUKTI PERPINDAHAN KUTUB-KUTUB BUMI

    Kutub utara bermagnet negatif, ke arah itulah molekul-molekul permukaan Bumi yang masih berkembang bergerak tertarik sambil membentuk dataran-dataran tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan dataran tinggi di Afrika Utara, Pegunungan Alpen, Kaukasus, Himalaya, dan Bukit Barisan di Sumatera, sementara di belakangnya terhampar daratan luas. Demikian pula kepulauan Tuamoto terkenal dengan Dangerous Island di Pasifik menjadi titik pusat selatan Bumi dulunya dengan magnet positif yang menarik molekul-molekul permukaan Bumi ke arahnya hingga terbentuk dataran tinggi di Australia Timur, di Benua Antartik, Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan Rocky Mountain di Amerika Utara, sementara di belakang semua daerah itu terhampar dataran rendah yang luas.

    Pasifik menjadi lautan terbesar dan paling dalam di muka Bumi, sementara kepulauan Tuamoto di tengahnya berupa daerah-daerah paling aktif dalam bidang vulkanis yang memuntahkan lava. Dulunya daerah ini merupakan kutub selatan bermagnet positif.

    Kenapa Pasifik memiliki lingkaran gunung berapi sedangkan Atlatik tidak? Dari berbagai catatan diketahui bahwa di Indonesia terdapat 78 gunung berapi yang masih aktif, 49 di Jepang dan 37 di Alaska. Dan di Atlantik sendiri juga ada 28 gunung berapi tetapi tidak lagi aktif, juga pada tempat-tempat lain di permukaan Bumi. Kalau orang sudi memperhatikan daratan planet ini, maka gunung berapi yang 192 tadi akan terletak pada daerah yang dulunya meliputi garis ekuator keliling Bumi.

    Sebagai daerah ekuator pada masa itu tentulah kulit Buminya tipis karena molekul-molekul permukaannya banyak tertarik ke arah utara yang bermagnet negatif dan ke arah selatan yang bermagnet positif. Hal demikian berlaku sampai masa pembekuannya dan di dinginkan lagi sewaktu tsunami raksasa di zaman Atlantis yang sekaligus menutup celah daratan rendah dan sebagian kawah-kawah gunung berapi. Kini daratan rendah itu sebagai daerah yang banyak gunung berapi dan daerah di mana banyak terdapat sumber gas Bumi, karena permukaan daerah itu lebih dekat ke inti Bumi dibandingkan dengan daerah lainnya yang dulu termasuk daerah kutub.

    Walaupun kebanyakan dari gunung-gunung berapi tidak aktif lagi, tetapi masih termasuk gunung berapi, pada umumnya berada di daerah yang menjadi jalur gempa Bumi. Jadi jalur gunung berapi dan gempa Bumi terdapat pada daerah ekuator Bumi dulu. Sementara di pasifik Tengah itu sendiri sampai kini masih terdapat gunung berapi dan gempa bumi ialah karena daerah itu dulunya kutub magnet positif selatan Bumi.


    Dalam teori Drifting Continents yaitu benua-benua yang senantiasa bergerak telah mengetahui adanya gempa bumi setiap tahun, tetapi Bumi ini telah sangat kukuh malah masif, oleh karena itu terdapat lautan air dua pertiga dari seluruh permukaannya.

    Continental Drift, pertama kali diterbitkan oleh Alfred Wegener, metorologis Jerman (th 1912) menjelaskan bahwa dulunya kira-kira 200 juta tahun yang lalu benua besar Pangeae telah terpecah, masing-masing hingga kini menjadi beberapa benua dan pulau-pulau. Teori ini baru dugaan yang timbul oleh keadaan dan fakta pengalaman yang dilihat dan hanya berdasarkan bentuk benua yang ujung-ujungnya cocok dihubungkan, serta fosil-fosil hewan yang hampir bersamaan pada benua-benua itu. Sampai kini daratan-daratan Bumi tersebut masih bergerak lalu menimbulkan gempa yang mendatangkan bencana dan kematian.
Tetapi pada tahun 1950 timbul pula tantangan hebat dari kalangan ahli geofisika terhadap teori Continental Drift tersebut dengan alasan bahwa kulit Bumi di dasar lautan telah sangat keras dan kuat hingga tidak memungkinkan terjadinya pergerseran benua-benua.

    Teori Continental Drift tidak punya alasan kuat dan tidak dapat diterima, karena jarak antara masing-masing benua dan pulau-pulau begitu jauh bahkan ada yang ribuan mil. Lagipula permukaan Bumi terdiri dari 2 per 3 lautan bukan daratan.