This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Pengertian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengertian. Tampilkan semua postingan

Minggu, 24 Maret 2013

Meletusnya Gunung Krakatau

   Pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat jam 10.20, terjadi ledakan pada gunung tersebut. Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National Geographic mengatakan bahwa ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern.
   Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu.

   Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama ledakan Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.

   Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencapai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru.

   Letusan itu menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta sebagian Gunung Rakata dimana setengah kerucutnya hilang, membuat cekungan selebar 7 km dan sedalam 250 meter. Gelombang laut naik setinggi 40 meter menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai. Tsunami ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah laut.

   Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung kawasan pantai mulai dari Merak (Serang) hingga Cilamaya di Karawang, pantai barat Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan (Ujung Kulon serta Sumatera Bagian selatan. Di Ujungkulon, air bah masuk sampai 15 km ke arah barat. Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tidak lagi melihat matahari. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer.

Sumber : id.wikipedia.org

Rabu, 20 Maret 2013

Organisasi Antar Galaksi

   Kehidupan luar angkasa sepertinya telah menjadi persoalan yang melekat dan mendarah daging bagi peradaban Bumi. Mulai dari teori astronot kuno hingga abad modern ini. Entah itu Hoax atau Nyata. Namun suatu hal yang pasti adalah bagaimana manusia bisa membedakan antara yang khayalan dan kenyataan. Hanya waktu yang bisa menemukan jawabannya. Organisasi persatuan tidak hanya ada di Bumi, Namun ada sebuah situs web mengkalim diri mereka sebagai wakil Bumi dalam persatuan Galaksi " Planetary Activation Organization".


   Organisasi ini dibuat oleh seseorang yang mengaku sebagai wakil dari Bumi untuk menjaga persatuan antar Galaksi. Dia bernama "Sheldan Nidle"

Sheldan Nidle

   Sheldan Nidle lahir di New York City pada 11 November, 1946, dan dibesarkan di Buffalo, New York. Pengalaman pertamanya menganai extraterrestrial dan UFO dimulai ketika dia lahir. Sejak itu dia sudah menikmati komunikasinya secara langsung dan secara telepati terhadap makhluk-makhluk extraterisial.

    Ketika dia menginjak usia sekitar empat belas tahun, Sheldan yang selama ini mendapatkan kontak terhadap dunia asing, meminta para Sirians dan Galactic Federation of Light Allies menghentikan komunikasi dengan dia. karena Sheldan mengalami konflik besar antara pengetahuan ilmiah mereka(alien) dan apa yang ia pelajari di Bumi. Untuk beberapa saat mereka meninggalkan Sheldan. Tetapi Sirians dan Galactic Federation of Light Allies mengatakan kepadanya bahwa mereka akan kembali ketika tiba saatnya untuk menyelesaikan misi mereka untuk planet Bumi dan bangsanya. Di sekolahnya, dia ditempatkan dalam program Advance Sains di bidang mata pelajaran seperti fisika, kimia, dan kalkulus.

    Sheldan menerima gelar M.A. dalam Ilmu Politik dari Universitas di Buffalo pada tahun 1968. Dia juga menerima gelar M.A. di Asia Tenggara dari Ohio University Pemerintah pada tahun 1970 dan M.A. di Politik Amerika dan International Public Administration dari University of Southern California, dimana ia juga mengejar gelar Ph.D. (1974-1976). Pada 1970-an, ia adalah Wakil Presiden untuk Scientific Programming at Syntar Productions, di mana ia turut membuat dokumenter tentang kehidupan dan pencapaian Nikola Tesla. Dari tahun 1970-an melalui pertengahan 1980-an, ia terlibat dalam penelitian ilmiah tentang sumber energi listrik alternatif. Pada pertengahan 1980-an, kontak extraterrestrial nya kembali. Saat ini, Sheldan adalah representatif dan dosen untuk Galactic Federation of Light dan, pada bulan November 1997, mendirikan Planetary Activation Organization (PAO).


Misi Mereka

1. Menyiapkan dunia untuk kontak pertama dengan Federasi Galaksi.
2. Untuk menyebarkan pesan Federasi Galaksi.
3. Untuk membangun jaringan Aktivasi Group antar Planet.
4. Untuk mempromosikan peran kita sebagai pelayan -------

Planet Activation Aktivasi planet Groups (PAGs) bekerja dalam koordinasi dengan PAO. Mereka dipandu dalam hati dan secara aktif terlibat dalam kebangkitan orang untuk transformasi global dalam kesadaran.

Anggota Galactic Federation

    Galactic Federation of Light didirikan lebih dari 4.500.000 tahun yang lalu untuk mencegah kekuatan gelap antar-dimensi dari hal yang mendominasi dan mengeksploitasi galaksi ini. Saat ini, hanya ada lebih dari 200.000 negara anggota perbintangan.,konfederasi atau serikat buruh. Sekitar 40% adalah humanoids dan bentuk lainnya bervariasi. Kebanyakan anggota Federasi Galactic adalah makhluk sepenuhnya sadar.

    Organisasi ini dibuat untuk membiasakan kita dengan keluarga angkasa kami, kami secara berkala akan menyajikan informasi mengenai spesies anggota Federasi Galaksi. Mereka berharap bahwa informasi ini akan membantu kita mengidentifikasi atau memvalidasi suatu pengalaman yang mungkin Anda alami dengan beberapa makhluk. Tujuan mereka adalah untuk mendorong pemahaman tentang bintang bangsa yang menjawab panggilan Bumi Spiritual Hierarchy untuk membantu kami dalam kenaikan kita / proses transformasi.

Berikut Sebagian Anggotanya :

ANDROMEDANS :

Nama Anggota : Andromedan Star Nations.

Diterima dalam Federasi : Sekitar 3,5 juta tahun yang lalu.

Lokasi : The Constellation dari Andromeda.

Jarak Dari Bumi : Sekitar 150 sampai lebih dari 4.000 Tahun Cahaya.

Bentuk : Humanoid.








   Penampilan Fisik : humanoids sangat mirip dengan manusia Bumi. Mereka biasanya memakai pakaian warna-warni tradisional Federasi Galaksi. Andromedans terdiri dari dua jenis Penampakkan Manusia Bumi :

    Yang pertama adalah kulit putih yang berkisar dari apa yang disebut "Nordic" tipe (rambut pirang, mata biru, kulit pucat), untuk tipe Mediterania (rambut cokelat tua bercahaya , abu-abu untuk mata cokelat, kulit tampak kecokelatan) .

    Yang kedua adalah khas Oriental, dengan rambut gelap, mata gelap Asia dan warna kulit yang sangat pucat bervariasi dari coklat sampai berwarna coklat gelap.

    Mata seluruh Andromedans sedikit lebih besar daripada manusia Bumi. Bibir yang tipis dan berwarna hampir merah muda, sementara telinga terpasang sedikit lebih rendah di sisi kepala dan sedikit lebih kecil ukurannya. Tangan dan kaki yang halus dalam penampilan dengan jari-jari yang panjang.

    Tinggi orang-orang Andromedans bervariasi dari 1,7-2,12 meter. Para wanita berkisar antara 1,63-1,93 meter. Andromedan perempuan terkenal akan energi pemikat mereka dan kemontokkan mereka.

    Sifat dan Kemampuan Khusus : Andromedans dicatat dalam Federasi Galactic untuk penguasaan mereka dari segala bentuk usaha ilmiah.

Rata-rata Jumlah tidur yang dibutuhkan: Sekitar 2 jam per hari.

    Bahasa: Andromedans berbicara bahasa dialek yang berbeda dari suara-Spanyol atau Italia-seperti, untuk satu nada lebih dan intonasi yang parau dalam.

    Kapal Induk dan kerajinan: kapal Andromedan berbagai bentuk dari kapal tradisional mereka Sombrero- shaped scout ships dengan ukuran 50-65 kaki (15-20 meter). Untuk Kapal Komandonya berbentuk seperti atmosfer yang besarnya sampai setengah mil ( 805 meter).


 

Senin, 18 Maret 2013

Menikmati Suasana Luar Angkasa di Planetarium

   Planetarium adalah gedung teater untuk memperagakan simulasi susunan bintang dan benda-benda langit. Atap gedung biasanya berbentuk kubah setengah lingkaran. Di planetarium, penonton bisa belajar mengenai pergerakan benda-benda langit di malam hari dari berbagai tempat di bumi dan sejarah alam semesta. Planetarium berbeda dari observatorium. Kubah planetarium tidak bisa dibuka untuk meneropong bintang.

   Di dalam ruang pertunjukan terdapat sumber gambar berupa proyektor planetarium yang umumnya diletakkan di tengah ruangan. Proyektor dapat memperagakan pergerakan benda-benda langit sesuai dengan waktu dan lokasi.

  Pertunjukan berlangsung dengan narasi yang diiringi musik. Kursi memiliki sandaran bisa direbahkan agar penonton bisa melihat ke layar di bagian dalam langit-langit kubah. Layar berbentuk setengah bola, dan biasanya disusun dari panel aluminum. Materi pertunjukan bisa berbeda-beda bergantung kepada judul pertunjukan dan jadwal.

Sejarah

   Planetarium mulanya adalah alat peraga mekanik untuk memperlihatkan pergerakan benda-benda langit seperti bintang, planet, Bulan, dan matahari. Hingga abad ke-19, planetarium berarti alat peraga mekanik yang disebut orrery.
Proyektor planetarium yang pertama dibuat pada tahun 1919 berdasarkan ide Walther Bauersfeld dari Carl Zeiss. Pada bulan Agustus 1923, proyektor pertama yang diberi nama Model I dipasang di pabrik Carl Zeiss di Jena. Bauersfeld untuk pertama kali mengadakan pertunjukan di depan publik dengan proyektor tersebut di Deutsches Museum, München, 21 Oktober 1923.

  Deutsches Museum menjadi planetarium pertama di dunia setelah proyektor dipasang secara permanen pada bulan Mei 1925. Di awal Perang Dunia II, proyektor dibongkar dan disembunyikan. Setelah Deutsches Museum yang hancur akibat Perang Dunia II dibangun kembali, proyektor Model I kembali dipasang pada 7 Mei 1951.


Baca Juga Artikel Lainya :

Minggu, 17 Maret 2013

Neil Armstrong

   Neil Alden Armstrong Ia merupakan orang pertama yang berjalan di Bulan. Sebelum menjadi astronot, Armstrong adalah perwira Angkatan Laut Amerika Serikat dan pernah berdinas di Perang Korea. Pascaperang, ia menjadi pilot uji coba di Stasiun Penerbangan Kecepatan Tinggi Komite Penasihat Penerbangan Nasional, sekarang Pusat Penelitian Penerbangan Dryden, tempat ia mencatatkan hampir 900 penerbangan. Ia lulus dari Universitas Purdue dan menyelesaikan studi sarjananya di Universitas California Selatan.

   Sebagai peserta program penerbangan antariksa manusia Man In Space Soonest Angkatan Udara Amerika Serikat dan X-20 Dyna-Soar, Armstrong bergabung dengan Korps Astronot NASA tahun 1962. Penerbangan antariksa pertamanya adalah misi Gemini 8 NASA tahun 1966, yang saat itu ia menjadi pilot komandonya dan menjadi warga negara A.S. pertama di luar angkasa. Pada misi ini, ia melakukan perapatan dua wahana antariksa berawak pertama bersama pilot David Scott.

   Penerbangan antariksa kedua dan terakhir Armstrong adalah sebagai komandan misi pendaratan bulan Apollo 11 bulan Juli 1969. Pada misi ini, Armstrong dan Buzz Aldrin turun ke permukaan bulan dan menghabiskan 2½ jam menjelajahi Bulan, sementara Michael Collins tetap di orbit di dalam Modul Komando. Armstrong dihadiahkan Medali Kebebasan Presiden oleh Presiden Richard Nixon bersama Collins dan Aldrin, Medali Kehormatan Antariksa Kongres oleh Presiden Jimmy Carter tahun 1978, dan Medali Emas Kongres tahun 2009.

   Pada tanggal 25 Agustus 2012, Armstrong meninggal dunia di Cincinnati, Ohio, pada usia 82 tahun akibat komplikasi dari penyumbatan arteri koroner.

Jumat, 15 Maret 2013

Bintang yang Mempunyai Temperatur Seperti Bumi

   Para astronom berhasil memotret sebuah bintang yang temperaturnya cukup rendah, mirip temperatur di negara kita saat kemarau. Hal ini dikemukakan oleh Kevin Luhman,  Professor Astronomi dan Astrofisika dari Penn State University saat mengikuti sebuah konferensi di Goddard Space Flight Center, NASA. Penemuan ini merupakan langkah penting dalam upaya menemukan kriteria planet-planet di luar tata surya yang memiliki kemungkinan untuk didiami makhluk hidup.

   Luhman dan rekan-rekannya menemukan objek ini setelah melakukan pencarian pada citra infra merah lebih dari 600 bintang yang terletak di dekat tata surya kita. Mereka membandingkan citra bintang-bintang tersebut yang waktu pengambilan gambarnya terpisah beberapa tahun dalam upaya mencari titik-titik cahaya dalam panjang gelombang infra merah yang memiliki pergerakan sama dengan yang dimiliki bintang-bintang tersebut. Mereka menggunakan Teleskop Ruang Angkasa Spitzer yang merupakan teleskop infra merah yang paling sensitif. Melalui teleskop ini, objek-objek sedingin bumi akan tampak sangat terang dalam panjang gelombang infra merah. 

   Planet yang berhasil dipotret para astronom ini merupakan objek di luar tata surya terdingin yang pernah dipotret. Massa planet ini tidak jauh berbeda dengan massa yang dimiliki planet di luar tata surya yang sudah pernah diamati – sekitar 6 sampai 9 kali massa Jupiter – tetapi objek ini lebih mirip sebuah bintang, bintang dengan temperatur atmosfer yang mirip dengan temperatur bumi.

   Bintang dengan temperatur serendah ini digolongkan ke dalam bintang “katai coklat”, di mana massa inti bintang ini tidak cukup besar untuk menghasilkan reaksi termonuklir sebagaimana yang berlangsung di bintang-bintang yang lebih panas. Temperatur permukaan bintang kata coklat ini diperkirakan sebesar 25-75 derajat celcius.

   Luhman dan rekan-rekannya menemukan bintang katai coklat WD 0806-661 B bergerak seirama dengan bintang katai putih WD 0806-661 dalam dua citra Spitzer yang diambil pada tahun 2004 dan 2009. Mereka kemudian menyimpulkan bahwa yang mereka temukan itu adalah sebuah bintang katai putih yang dikitari pasangannya, yang berupa sebuah bintang katai coklat.

Pada kesempatan lain, seorang peneliti lain bernama John Bochanski berhasil melakukan pengamatan pada kandungan amonia yang terdapat dalam atmosfer sebuah planet di luar tata surya. Hasil yang mereka peroleh akan dipakai untuk memperbaiki teori tentang atmosfer planet di luar tata surya yang memiliki temperatur tidak jauh berbeda dengan temperatur bumi.

   Para astronom selalu berupaya untuk menemukan bintang katai coklat yang lebih dingin dari yang sudah mereka temukan dalam rangka mempelajari atmosfer planet-planet yang temperaturnya mirip bumi terkait dengan upaya mendapatkan kehidupan di luar tata surya.  

   Para astronom menamai bintang katai coklat ini “WD 0806-661 B” karena merupakan pasangan dari sebuah bintang katai putih bernama “WD 0806-661” yang jaraknya dari matahari adalah sekitar 63 tahun cahaya. Dalam ukuran astronomi, bintang yang terletak dalam jarak ini masih terhitung tetangga matahari. 

   Jarak bintang katai putih dengan pasangan bintang katai coklat ini adalah sekitar 2500 satuan astronomi sehingga orbitnya sangat jauh dibandingkan dengan orbit planet-planet di tata surya. Oleh sebab itu, ada pendapat bahwa pasangan dua bintang (bintang katai putih dan bintang katai coklat) ini terbentuk dengan cara yang sama dengan proses pembentukan bintang ganda, yang walaupun cukup jauh terpisah tetapi tetap terikat secara gravitasi.

    Luhman dan rekan-rekannya menemukan bintang katai coklat WD 0806-661 B bergerak seirama dengan bintang katai putih WD 0806-661 dalam dua citra Spitzer yang diambil pada tahun 2004 dan 2009. Mereka kemudian menyimpulkan bahwa yang mereka temukan itu adalah sebuah bintang katai putih yang dikitari pasangannya, yang berupa sebuah bintang katai coklat.

   Pada kesempatan lain, seorang peneliti lain bernama John Bochanski berhasil melakukan pengamatan pada kandungan amonia yang terdapat dalam atmosfer sebuah planet di luar tata surya. Hasil yang mereka peroleh akan dipakai untuk memperbaiki teori tentang atmosfer planet di luar tata surya yang memiliki temperatur tidak jauh berbeda dengan temperatur bumi. 

Sumber : lapan.go.id

Senin, 04 Maret 2013

Kelahiran Planet Alien Alias Planet Ekstrasolar

    Kelahiran planet alien alias planet ekstrasolar berhasil diabadikan untuk pertama kalinya. Astronom berhasil mengabadikannya dengan Very Large Telescope di European Southern Observatory, Cile.

   Foto menunjukkan gumpalan di sekitar piringan gas dan debu, di sekitar bintang HD 100546. Menurut astronom, gumpalan tersebut merupakan bayi planet gas raksasa, jenis planet seperti Jupiter yang merupakan terbesar di tata surya.

   "Sejauh ini, pembentukan planet merupakan sesuatu yang biasa ditangani dengan simulasi komputer saja," kata Sascha Quanz, astronom dari ETH Zurich di Swiss, yang memimpin proyek ini, seperti dikutip Space, Kamis (28/2/2013).

   "Jika penemuan ini memang planet yang sedang terbentuk, untuk pertama kali, ilmuwan bisa mempelajari bagaimana proses pembentukan planet serta interaksi planet yang sedang terbentuk dengan lingkungannya," tambahnya.

   Bintang HD 10546, yang berada pada jarak 335 tahun cahaya dari Bumi, diketahui telah memiliki sebuah planet, berjarak 6 kali jarak Bumi-Matahari dari bintangnya. Sementara planet yang baru terbentuk ini punya jarak 10 kali lebih jauh dibandingkan saudaranya.

   Foto menunjukkan bahwa proses pembentukan planet serupa dengan gambaran para astronom. Bintang terbentuk di awan gas dan debu. Setelahnya, material sisanya mengorbit bintang. Material ini yang berpotensi terbentuk menjadi planet.

   Foto menunjukkan adanya struktur di piringan yang mengelilingi bintang, diduga terbentuk akibat interaksi material dengan planet yang sedang terbentuk. Data menunjukkan, gumpalan planet mengalami pemanasan, persis seperti hipotesis proses pembentukan planet.

   Gambaran pembentukan planet pertama ini bisa didapatkan berkat instrumen optik NACO di Very Large Telescope. Instrumen menggunakan koronagraf spesial yang mengobservasi langit berbasis inframerah serta mampu menyaring terang cahaya bintang.

   Observasi planet ekstrasolar merupakan wilayah astronomi yang kini berkembang. Sementara pencitraan proses kelahiran planet sendiri masih sangat baru. Hasil riset ini dipublikasikan di Astrophysical Journal, Kamis kemarin.

Sumber : Kompas.com

Minggu, 03 Maret 2013

Mengamati Matahari Tanpa Teleskop

   Melihat dan atau mengamati matahari pada siang hari bisa menjadi subjek surgawi ketika kita bisa melihat lebih dekat dengan merubah cara yang biasanya digunakan kebanyakan orang untuk melihatnya (pagi dan sore) sunrise dan sunset. karena pada saat siang hari matahari hanya menjadi tempat yang menyilaukan di atas kepala kita yang mana pada saat itu sinar matahari jauh terlalu kuat untuk dilihat / diamati. 

   Matahari pada siang hari memiliki keindahan yang tiada tara dan menjadi suatu yang menakjubkan seperti bola yang terus-menerus terbakar dan mengeluarkan letusan serta percikan api. Banyak dari mereka yang gagal untuk terus berpikir dan menemukan cara tentang bagaimana melihat matahari ketika kita berada disiang hari yang terang dan mutlak di atas kita.

   Hanya karena sedikit fakta dari mereka yang gagal dan kemudian menceritakan pengalaman pahit ketika mencoba melihat matahari disiang hari, bukan berarti lantas membuat kita tidak mau mencoba mencari dan menemukan bagaimana melihat keindahan matahari yang terbakar dan terus menerus mengeluarkan lidah api.

   Matahari benar-benar sebuah sumber fantastis dan kenikmatan bagi pengamat ketika langkah-langkah keselamatan yang tepat diambil untuk memastikan bahwa nol cedera pada pandangan mata itu terjadi. Cukup melihat matahari dengan menggunakan mata telanjang dapat menyebabkan kerusakan penglihatan yang abadi, dan mencoba untuk mengamati dengan cara teropong atau teleskop, dalam busana tradisional, tidak aman karena ini pasti akan menyebabkan hilangnya penglihatan seseorang sangat cepat. Untungnya ada metode yang aman melihat Matahari dan memungkinkan seseorang untuk mengamati permukaan matahari sangat meriah.

   Saat melihat Matahari mungkin anda perhatikan salah satu fenomena yang lebih menarik, bintik matahari pada bagian luarnya. Patch ini darkish sebenarnya bagian yang lebih dingin dibanding mayoritas permukaan luar Matahari. Mereka disebabkan oleh aktivitas magnetik yang ditemukan di lokasi-lokasi menghalangi perpindahan panas melalui konveksi. Sunspots tidak diragukan lagi merupakan fenomena yang aktif, selalu membentuk dan berkurang. Mereka bisa tetap ada selama beberapa jam untuk beberapa bulan. Yang terbesar adalah diketahui 50.000 km dan dapat berhasil diamati dengan menggunakan teleskop dengan filter matahari yang tepat.

   Melihat lurus ke matahari saja tidak aman, ada tiga sarana dasar untuk melihat Matahari selain peralatan mahal yang hanya ditemukan di observatorium atau satelit astronomi. Yang pertama adalah proyeksi lubang jarum. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat lubang kecil ke dalam selembar kertas atau kartu dan kemudian memegangnya tepat antara Matahari dan selembar kain putih. Sinar matahari yang datang dari Matahari sekarang akan proyek melalui lubang kecil dan membuat gambar pada permukaan putih yang aman untuk melihat.

   Teknik berikutnya adalah untuk memproyeksikan gambar menggunakan perangkat optik. Menggunakan metode ini adalah sebanding dengan yang terakhir, dengan pengecualian, lawan menggunakan kartu yang memiliki lubang kecil, sepasang teropong atau teleskop adalah menunjuk pada matahari sehingga gambar difokuskan menggunakan bagian mata kanan ke halaman kosong sebagai gantinya. Pastikan tidak untuk melihat melalui teleskop atau teropong bila menunjuk dalam arah Matahari karena akan merusak penglihatan Anda. Teknik ketiga adalah untuk membeli filter surya, yang ditawarkan untuk teleskop Anda, atau untuk memulai menggunakan teleskop matahari yang terjadi secara khusus dirancang untuk melihat Matahari bebas risiko.

   Cara yang kedua adalah dengan memanfaatkan cuaca yang sedikit berawan dan bantuan kacamata hitam,  namun membutuhkan waktu yang cukup lama, dimulai ketika matahari baru akan keluar dari halangan awan,  dimana kita harus terlebih dahulu membiasakan diri melihat langsung sebagian dari sinar matahari dengan arah kemiringan 45 derajat, bergeser sedikit demi sedikit kearah matahari. 

   Cara ini hanya bisa dilakukan dengan latihan berhari - hari atau bahkan satu bulan , terus membiasakan mata kita untuk menikmati terik matahari tentunya dengan bantuan kacamata hitam. dimulai dengan sudut kemiringan 45 derajat bisa kita lakukan latihan secara rutin dengan mengurangi 5 - 10 derajat setiap hari, sampai mata kita benar - benar siap untuk melihat langsung ke arah sunspot yang bergejolak dan penuh dengan jilatan api.

   Selamat mencoba dan lakukan dengan hati - hati dan penuh perhitungan atau anda akan merasakan akibat yang tidak pernah anda inginkan seumur hidup.
 
 
Baca Juga Artikel Terkaitnya :

Rabu, 27 Februari 2013

Kecepatan Perputaran Black Hole

Sumber Gambar : http://paranoid-site.blogspot.com
   Dua observatorium ruang angkasa X-ray. Nuklir Teleskop NASA Array spektroskopi (NuSTAR) dan Badan Antariksa Eropa XMM-Newton, telah bekerja sama untuk mengukur secara definitif, untuk pertama kalinya, tingkat kecepatan perputaran dari lubang hitam atau Black Hole yang bermassa 2 juta kali Matahari kita.
   Lubang hitam supermasif terletak di debu dan hati diisi gas dari sebuah galaksi yang disebut NGC 1365, dan itu berputar hampir secepat teori gravitasi Einstein akan memungkinkan. Penemuan yang muncul dalam sebuah studi baru dalam jurnal Nature menyelesaikan perdebatan lama tentang pengukuran serupa di lubang hitam lain dan akan mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana lubang hitam dan galaksi berevolusi.
   "Hal ini sangat penting untuk bidang ilmu lubang hitam atau Black Hole," kata Lou Kaluzienski, program NuSTAR ilmuwan di Markas NASA di Washington.
   Pengamatan juga adalah tes yang kuat dari teori Einstein relativitas umum, yang mengatakan gravitasi bisa membengkokkan ruang-waktu, kain yang membentuk alam semesta kita dan cahaya yang bergerak melalui itu.
   "Kita bisa melacak materi sebagai berputar-putar ke dalam lubang hitam dengan menggunakan sinar-X yang dipancarkan dari daerah yang sangat dekat dengan lubang hitam," kata rekan penulis studi baru, peneliti utama NuSTAR Fiona Harrison dari California Institute of Technology di Pasadena. "Radiasi yang kita lihat adalah menyesatkan dan terdistorsi oleh gerakan partikel dan lubang hitam itu gravitasi sangat kuat."
   NuSTAR, misi Explorer kelas diluncurkan pada bulan Juni 2012, dirancang untuk mendeteksi-energi tertinggi cahaya sinar-X dengan sangat rinci. Ini melengkapi teleskop yang mengamati lebih rendah-energi X-ray ringan, seperti XMM-Newton dan NASA Chandra X-ray Observatory. Para ilmuwan menggunakan teleskop ini dan teleskop lainnya untuk memperkirakan tingkat percepatam lubang hitam berputar.
   Sampai saat ini, pengukuran ini tidak yakin karena awan gas bisa saja menutupi lubang hitam dan hasilnya akan membingungkan. Dengan bantuan dari XMM-Newton, NuSTAR mampu melihat lebih luas X-ray energi dan menembus lebih dalam ke daerah di sekitar lubang hitam. Data baru menunjukkan bahwa sinar-X tidak menjadi bengkok oleh awan, tetapi oleh gravitasi yang luar biasa dari lubang hitam. Hal ini membuktikan bahwa tingkat kecepatan perputaran lubang hitam supermasif dapat ditentukan secara meyakinkan.
   "Jika saya bisa menambahkan satu instrumen untuk XMM-Newton, itu akan menjadi teleskop seperti NuSTAR," kata Norbert Schartel, XMM-Newton Project Scientist di Pusat Astronomi Antariksa Eropa di Madrid. "The energi tinggi sinar-X memberikan potongan puzzle yang hilang penting untuk memecahkan masalah ini."
   Mengukur kecepatan perputaran dari lubang hitam supermasif merupakan hal mendasar untuk memahami sejarah masa lalu dan bahwa galaksi inangnya.
   "Monster ini dengan massa dari jutaan hingga miliaran kali dari matahari yang dibentuk sebagai benih kecil di alam semesta awal dan tumbuh dengan menelan bintang-bintang dan gas di galaksi yang menjadi rumah buat, bergabung dengan yang lainnya lubang hitam raksasa atau ketika galaksi bertabrakan keduanya , "kata penulis utama studi tersebut, Guido Risaliti dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Cambridge, Mass, dan Nasional Italia Institut Astrofisika.
   Lubang hitam supermasif yang dikelilingi oleh pancake-seperti disk akresi, dibentuk sebagai gravitasi mereka menarik materi ke dalam. Teori Einstein memprediksi cepat sebuah lubang hitam berputar, semakin dekat disk akresi terletak ke lubang hitam. Semakin dekat disk akresi, gravitasi lebih dari lubang hitam akan warp X-ray lampu streaming dari disk.
   Astronom mencari efek warping dengan menganalisis X-ray cahaya yang dipancarkan oleh besi beredar di disk akresi. Dalam studi baru, mereka menggunakan kedua XMM-Newton dan NuSTAR untuk secara bersamaan mengamati lubang hitam di NGC 1365. Sementara XMM-Newton mengungkapkan bahwa cahaya dari besi sedang melengkung, NuSTAR membuktikan bahwa distorsi ini datang dari gravitasi dari lubang hitam dan tidak awan gas di sekitarnya. Energi yang lebih tinggi NuSTAR X-ray data menunjukkan bahwa besi itu begitu dekat dengan gravitasi lubang hitam yang harus menyebabkan efek warping.
   Dengan kemungkinan awan menutupi dikesampingkan, para ilmuwan sekarang dapat menggunakan distorsi dalam tanda tangan besi untuk mengukur tingkat perputaran lubang hitam. Temuan berlaku untuk beberapa lubang hitam lain juga, menghilangkan ketidakpastian dalam tingkat putaran sebelumnya diukur.


Sumber : nasa.gov

Selasa, 26 Februari 2013

Kegiatan Yang Memacu Keantariksaan Indonesia

   Peristiwa jatuhnya asteroid kecil di Rusia pada 15 Februari 2013 yang mencederai lebih dari seribu orang, menimbulkan kekhawatiran juga di Indonesia, akankah hal serupa bisa terjadi di Indonesia? Lalu bagaimana Indonesia mengantisipasi fenomena seperti itu, termasuk kemungkinan dampaknya? Lebih dari itu, pertanyaan publik mengarah pada seberapa mampukah Indonesia bisa mengikuti kemajuan sains dan teknologi antariksa yang sangat pesat dan memberikan manfaatnya kepada masyarakat? 


   Antisipasi baku penanganan peristiwa antariksa serta secara umum pengembangan sains dan teknologi antariksa mestinya ada regulasi yang mengaturnya yang bisa menjadi payung hukum atas segala kebijakan yang seharusnya diambil oleh pemerintah, khususnya lembaga yang menangani urusan keantariksaan yaitu LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional).






Ada tujuh pokok tujuan Undang-Undang Keantariksaan:

  1. Mewujudkan kemandirian dan meningkatkan daya saing bangsa dan negara dalam
      penyelenggaraan keantariksaan.
  2. Mengoptimalkan penyelenggaraan keantariksaan untuk kesejahteraan.
  3. Menjamin keberlanjutan penyelenggaraan keantariksaan untuk kepentingan generasi masa
      kini dan generasi masa depan.
  4. Memberikan landasan dan kepastian hukum dalam penyelenggaraan keantariksaan.
  5. Mewujudkan keselamatan dan keamanan penyelenggaraan keantariksaan.
  6. Melindungi negara dan warga negaranya dari dampak negatif yang ditimbulkan dalam
      penyelenggaraan keantariksaan.
   7. Mengoptimalkan penerapan perjanjian internasional keantariksaan.

   Ada dua prinsip dasar kegiatan keantariksaan yang harus dipegang. Prinsip pertama, antariksa merupakan wilayah bersama umat manusia yang dimanfaatkan bagi kepentingan semua negara tanpa memandang tingkat perkembangan ekonomi atau ilmu pengetahuan. Prinsip kedua, antariksa bebas untuk dieksplorasi dan digunakan oleh semua negara, tanpa diskriminasi berdasarkan asas persamaan dan sesuai dengan hukum internasional. Dengan dua prinsip itu, kita tidak mengenal batas wilayah negara di antariksa dan kerjasama internasional menjadi hal penting dalam pengembangannya. Dengan prinsip itu pula, negara berkembang mempunyai hak untuk mendapatkan manfaat eksplorasi antariksa oleh negara-negara maju sesuai dengan kaidah-kaidah hukum internasional.
Empat kegiatan pokok keantariksaan yang diatur dalam Undang-Undang Keantariksaan:
   1. Sains antariksa.
   2. Penginderaan jauh.
   3. Penguasaan teknologi keantariksaan.
   4. Peluncuran. 

   Empat kegiatan pokok tersebut dapat dirangkum menjadi empat kata kunci "memahami, memanfaatkan, menguasai, dan melindungi" dalam Undang-undang Keantariksaan. Dengan sains antariksa, kita dipacu untuk memahami fenomena fisis antariksa dan segala potensi dampaknya bagi bumi. Badai matahari dan benda jatuh antariksa adalah contoh fenomena yang menjadi perhatian dunia saat ini yang harus kita fahami betul hakikatnya. Teknologi satelit yang bisa mempermudah kehidupan manusia dalam pemantauan cuaca dan lingkungan untuk peringatan dini bencana, pemantauan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan masyarakat, serta penggunaan satelit komunikasi adalah upaya memanfaatkan teknologi antariksa yang saat tersedia. Kita pun tidak ingin sekadar memanfaatkan fasilitas asing dalam teknologi antariksa, kita pun harus menguasai teknologinya karena teknologi roket dan satelit serta aeronautika (penerbangan) yang terkait mempunyai manfaat jamak (multiple effect) bila dikembangkan, antara lain dalam mendukung industri pertahanan dan penerbangan. 

   Pengembangan teknologi antariksa dikenal sebagai upaya yang "high tech, high cost, dan high risk" (berteknologi tinggi, berbiaya mahal, dan berisiko tinggi). Maka Undang-Undang Keantariksaan juga mengatur upaya-upaya melindungi berbagai pihak atas segala kemungkinan dampak kerugian dari kegiatan keantariksaan, khususnya kegiatan peluncuran wahana antariksa.

   Dalam lingkup empat kegiatan keantariksaan tersebut, Undang-Undang Keantariksaan juga merinci beberapa aspek yang harus ada regulasi sebagai payung hukumnya. Beberapa aspek yang diatur secara khusus adalah delapan aspek berikut:
   1. Keamanan dan keselamatan.
   2. Bandar antariksa.
   3. Penanggulangan benda jatuh antariksa serta pencarian dan pertolongan antariksawan.
   4. Pendaftaran benda antriksa.
   5. Kerja sama internasional.
   6. Tanggung jawab dan kerugian.
   7. Asuransi, penjaminan, dan fasilitas.
   8. Pelestarian lingkungan.

   Terkait dengan fenomena asteroid yang jatuh di Rusia dan potensi jatuhnya sampah antariksa yang menjadi perhatian publik, sekadar untuk memberi contoh aturan dalam rancangan Undang-undang Keantariksaan, berikut ini dikutipkan dua pasal yang mengatur penanganan benda jatuh antariksa. Dalam Undang-Undang ini, “Lembaga” menurut kondisi saat ini adalah LAPAN.

Penanggulangan Benda Jatuh Antariksa 

Pasal 56

(1) Benda jatuh dari antariksa dapat terdiri atas:
     a. benda buatan manusia; dan
     b. benda alamiah. 
 
(2) Benda jatuh dari antariksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat jatuh ke bumi dengan
     terdeteksi ataupun tidak terdeteksi.

(3) Setiap orang dilarang menghilangkan atau mengubah letak dan mengambil bagian dari benda
     jatuh antariksa yang jatuh di wilayah dan yuridiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(4) Lembaga wajib mengidentifikasi benda jatuh antariksa yang jatuh di wilayah dan yurisdiksi
     Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berkoordinasi dengan instansi pemerintah lainnya.

(5) Dalam hal benda jatuh antariksa milik asing, Lembaga dapat memproses  sesuai dengan
     perjanjian internasional yang berlaku. 

Pasal 57
   Untuk tujuan keamanan dan keselamatan, kepentingan penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan, setiap benda antariksa yang jatuh di wilayah dan yurisdiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib diserahkan kepada Lembaga.

(Download draft RUU Keantariksaan yang diserahkan Pemerintah kepada DPR: RUU Antariksa Final Harmonisasi-22 Nov 2011)

Sumber : lapan.go.id

Senin, 18 Februari 2013

Bintang yang Mampu Menciptakan Planet | Paranoid Site

Sumber : http://paranoid-site.blogspot.com/

   Bintang diyakini mampu melahirkan planet-planet yang mengorbit diluar sistem Tata Surya. Ilmuwan menggunakan teleskop Luar Angkasa Herschel Milik Europan Space Agency (ESA), menemukan bahwa bintang yang bernama TW Hyrae cukup masif untuk mampu menciptakan banyak planet.

   Sebuah Material berbentuk cakram yang mengelilingi bintang TW Hydrae cukup besar untuk membuat planet ketimbang Planet yang ada dalam sistem Tata Surya. ESA dan NASA terlibat dalam penelitian bintang masif tersebut.

   Ilmuwan meyakini TW Hydrae telah terbentuk sekira 10 Juta tahun dan berjarak 167 tahun cahaya. TW Hydrae memiliki jarak yang relativ dekat dengan bumuoleh standar astronomi. Cakram pembentuk planet telah dipelajari dengan baik oleh para ilmuwan.

   TW Hydrae relatif muda, namun bintang ini telah melewati usia, dimana planet raksasa mungkin sudah terbentuk. "kami tidak mengharapkan untuk melihat begitu banyak gas di sekitar bintang ini." ujar Edwin Bergin dari University of Michigan.

   Bergin memimpin studi baru yang diterbitkan dalam Jurnal Nature. "umumnya bintang pada usia ini telah membersihkan material di sekitarnya. Namun, bintang ini masih memiliki masa yang cukup untuk membuat Planet yang setara dengan 50 Jupiter," tutur Begin. dalam laporanya., Bergin menunjukan metode baruyang lebih tepat untuk menimbang cakram pembentuk planet.

   Teknik sebelumnya untuk menilai massa, dinilai tidak langsung dan tidak pasti. sedangkan metode ini bisa menyelidiki langsung terkait gas yang mendukung pembuatan Planet.

Baca juga artikel lainya :

Neutrino, Kunci Menuju Batas Semesta

Sumber : http://paranoid-site.blogspot.com/
Dengan teropong elektron, manusia mengetahui keberadaan jutaan bintang di jagat raya. Dengan neutrino, ilmuwan berharap menemukan batas semesta ini. Penelitian partikel yang jauh lebih kecil dari elektron, nyaris tak bermassa, dan berkecepatan mendekati kecepatan cahaya itu kini terus dilakukan.

Neutrino adalah salah satu jenis partikel elementer (fermion) yang memiliki massa sangat kecil. Gabungan tiga jenis neutrino (neutrino elektron, neutrino muon, dan neutrino tao) hanya bermassa kurang dari 0,28 eV (elektron-Volt). Bandingkan dengan masa elektron yang sebesar 105,6 MeV (Mega-elektron-Volt).

Sesungguhnya massa neutrino belum dapat terukur secara akurat dengan teknologi instrumentasi yang ada. Kendalanya, partikel subatom ini tidak bermuatan listrik sehingga tidak berinteraksi dengan partikel lain. Itulah sebabnya, neutrino dengan mudah melewati materi apa pun di jagat raya, termasuk Bumi.

Neutrino sulit terdeteksi dan susah ”ditangkap” meskipun tersebar di muka Bumi karena kemunculannya menyertai paparan sinar Matahari ke Bumi. Setiap detik, ada sekitar 65 miliar neutrino dari Matahari melewati areal seluas satu sentimeter persegi di muka Bumi.

Neutrino sesungguhnya bukan material baru. Partikel renik ini mulai menjadi perhatian banyak periset setelah ditemukan dan dipublikasikan oleh fisikawan Austria, Wolfgang Pauli, pada tahun 1930.

Ada serangkaian tonggak sejarah penemuan neutrino, di antaranya penamaan partikel tersebut oleh Enrico Fermi yang menjulukinya ”neutrino”, artinya si kecil yang netral. Lalu penemuan tiga jenis atau variasi neutrino pada tahun 1956 oleh Fred Reines dan Clyde Cowan dalam eksperimen di reaktor nuklir. Reines kemudian meraih Hadiah Nobel Fisika tahun 1995.

Upaya mengukur massa neutrino berhasil dilakukan peneliti di Observatorium Kamiokande Super di Jepang yang mulai beroperasi tahun 1996. Observatorium ini terletak 1.000 meter di bawah tanah di Tambang Mozumi di daerah Kamioka Hida.

Detektor neutron yang digunakan antara lain berupa tabung foto sebanyak 13.000 buah yang ditanamkan dalam tanah pada kedalaman hingga 2 kilometer (km). Penelitian ini menemukan ukuran neutrino yang juga disebut partikel ”titik”, yaitu sepersejuta massa elektron atau di bawah dua elektron volt.

Penelitian yang dilakukan setelah itu belum mencapai perkembangan berarti. Salah satu riset yang relatif baru adalah OPERA (Oscillation Project with Emulsion-Racking Apparatus) yang dilaporkan peneliti di European Organization for Nuclear Research (CERN) pada tahun 2011.

Dalam penelitian itu dilakukan penembakan partikel neutrino menembus Bumi dari CERN Swiss hingga ke Gran Sasso National Laboratory di Italia. Bila ditarik garis lurus dari penampang Bumi, jaraknya mencapai 730 km dengan kedalaman 1.400 meter. Penelitian selama tiga tahun itu bertujuan mengukur waktu kedatangan 15.000 neutrino.

Mereka sempat menyebutkan neutrino berkecepatan 299.798 km per detik, yaitu di atas cahaya, yang 299.792 km per detik. Namun, hasil itu kemudian dikoreksi karena ternyata saat pengukuran terjadi gangguan teknis pada salah satu kabel di instalasi yang digunakan.

Penelitian ulang yang dilakukan tim dari Imaging Cosmic and Rare Underground Signals (ICARUS) di lokasi sama menunjukkan kecepatan neutrino sama dengan kecepatan cahaya, tidak superluminal (lebih cepat dari cahaya).

Kutub Selatan

Penelitian dilakukan pula di Kutub Selatan. Namun, pengukuran partikel bersifat unik ini harus tetap jauh dari permukaan Bumi, yaitu dengan menempatkan detektor neutrino di bawah tanah. Tujuannya untuk mengurangi pengaruh distorsi dari sinar kosmis.

Di lokasi itu, neutrino yang dapat menembus Bumi tidak terkontaminasi oleh partikel lain. ”Di lapisan sangat keras di dasar Bumi diharapkan banyak neutrino yang tertangkap,” kata Terry Mart, pakar fisika nuklir dan partikel teoretis dari Universitas Indonesia.

Di Kutub Selatan, peneliti dari Universitas Wisconsin-Madison Amerika membangun Ice Cube (Kubus Es). Bangunan dalam lapisan es ini berukuran tidak tanggung-tanggung, tingginya lebih dari 2,45 km atau hampir delapan kali tinggi Menara Eiffel di Paris.

Dalam bangunan raksasa itu terjulur 86 kabel hingga kedalaman 2.450 meter. Tiap kabel menahan 60 modul optik digital yang masing-masing memuat 5.160 sensor. Pemasangan banyak sensor dan jauh di bawah lapisan es bertujuan menangkap neutrino lebih baik. Modul ini dirancang tahan beroperasi dalam lingkungan yang sangat ekstrem selama minimal 20 tahun.

Teropong semesta

Pada masa mendatang, para ilmuwan berharap dapat menggunakan sifat partikel subatom yang kekal ini dan tembus materi apa pun sebagai teropong untuk mencapai batas alam semesta. Kemampuannya diharapkan lebih baik dari teleskop elektron.

Menurut teori Dentuman Besar (Big Bang), alam semesta berawal dari suatu ledakan obyek yang sangat panas dan terus berekspansi hingga saat ini. Sisa-sisa radiasi kosmik—akibat dentuman besar itu—dalam bentuk gelombang mikro ditemukan oleh fisikawan Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1964.

Penemuan neutrino diharapkan bisa mendukung lebih lanjut penelitian fenomena tersebut. Dalam jumlah yang amat sangat banyak neutrino ini tentu akan bisa memengaruhi ekspansi alam semesta.

Hal ini dimungkinkan karena pada 23 Februari 1987, Super- Kamiokande untuk pertama kalinya mendeteksi neutrino dari ledakan supernova yang terjadi di Large Magellanic Cloud. Pengamatan ini menegaskan bahwa teori ledakan supernova adalah benar dan membuka era baru dalam astronomi neutrino.

Sumber : kompas.com

Selasa, 12 Februari 2013

Pengertian Matahari

Sumber : http://paranoid-site.blogspot.com/

PENGERTIAN MATAHARI

Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Matahari serta kedelapan buah planet (yang sudah diketahui/ditemukan oleh manusia) membentuk Tata Surya. Matahari dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G.
Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata tidak berbentuk bulat betul. Matahari mempunyai katulistiwa dan kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek. Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar, karena 98% massa Tata Surya terkumpul pada matahari.
Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari, yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat.
Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah 1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan Bumi yang dikenali sebagai konstan surya menyamai 1.370 watt per meter persegi setiap saat. Matahari sebagai pusat Tata Surya merupakan bintang generasi kedua. Material dari matahari terbentuk dari ledakan bintang generasi pertama seperti yang diyakini oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini terbentuk oleh ledakan big bang sekitar 14.000 juta tahun lalu.


Jarak matahari dengan Bumi dengan notasi ilmiah
Jarak matahari ke bumi adalah 93.000.000 mil. Jarak ini dipakai sebagai satuan astronomi. Satu satuan astronomi (Astronomical Unit = AU) adalah 93 juta mil = 148 juta km. Dibandingkan dengan bumi, diameter matahari kira-kira 112 kali diameter Bumi. Gaya tarik matahari kira-kira 30 kali gaya tarik bumi. Cahaya matahari menempuh masa 8 menit untuk sampai ke Bumi dan cahaya matahari yang terang ini dapat mengakibatkan siapapun yang memandang terus kepada matahari menjadi buta.

Suhu Permukaan Matahari
Menurut perhitungan para ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 6.000 °C namun ada juga yang menyebutkan suhu permukaan sebesar 5.500 °C. Jenis batuan atau logam apapun yang ada di Bumi ini akan lebur pada suhu setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak di bagian tengahnya yang diperkirakan tidak kurang dari 25 juta derajat Celsius namun disebutkan juga kalau suhu pada intinya 15 juta derajat Celsius. Ada pula yang menyebutkan temperatur di inti matahari kira kira sekitar 13.889.000 °C. Menurut JR Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang berjatuhan dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedangkan menurut teori kontraksi H Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya bola gas. Ahli lain, Dr Bothe menyatakan bahwa panas tersebut berasal dari reaksi-reaksi termonuklir yang juga disebut reaksi hidrogen helium sintetis.

Kamis, 31 Januari 2013

Curah Hujan Mengurang pesat di Masa Depan

http://paranoid-site.blogspot.com/

Pakar iklim dunia memperkirakan, Bumi akan mengalami lebih sedikit hujan di masa depan karena pemanasan global. Fenomena tersebut berbeda dengan pemanasan di masa lalu yang justru meningkatkan curah hujan.

Dalam publikasi di jurnal Nature, ilmuwan mengungkapkan bahwa pemanasan global yang disebabkan oleh gas rumah kaca dari aktivitas manusia memiliki dampak berbeda dari pemanasan yang hanya disebabkan oleh peningkatan radiasi Matahari.

Menurut para ilmuwan, perbedaan tersebut disebabkan karena gas rumah kaca memicu pemanasan pada zona atmosfer berbeda. Gas rumah kaca memperkecil perbedaan temperatur antarlapisan atmosfer. Atmosfer menjadi lebih stabil sehingga curah hujan menurun.

"Untuk peningkatan temperatur yang sama, pemanasan akibat radiasi Matahari saja akan memicu curah hujan lebih tinggi daripada gas rumah kaca," papar peneliti dalam publikasinya di Nature, seperti dikutip AFP, Rabu (30/1/2013).

"Dengan lebih sedikit curah hujan (akibat pemanasan karena gas rumah kaca) maka berarti secara rata-rata ada potensi peningkatan kekeringan," kata Bin Wang, peneliti dari International Pacific Research Center, University of Hawaii, yang terlibat riset.

Radiasi Matahari bisa meningkat karena aktivitas vulkanik, label aerosol di atmosfer, dan perubahan orbit Bumi terhadap Matahari. Hasil riset ini menunjukkan adanya potensi turunnya curah hujan di masa depan secara global, bukan lokal.

 sumber : kompas.com

Rabu, 30 Januari 2013

Satelit Lapan A2 Indonesia

Sumber : http://paranoid-site.blogspot.com/





Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berhasil menyelesaikan Satelit Lapan A2 yang merupakan suksesor dari Satelit Lapan Tubsat. Jika sebelumnya pembangunan Lapan Tubsat dilakukan di Technische Universitat Berlin, Jerman, maka untuk penggarapan Lapan A2 sepenuhnya dilakukan di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat.


   "Pokoknya Lapan A2 100 persen buatan dalam negeri, proses pengerjaan sudah rampung dan rencananya sama seperti pendahulunya satelit ini akan kita luncurkan menggunakan roket dari Sriharikota, India," ujar Suharmanto, Kepala Pusat Teknologi Satelit Lapan ketika di temui di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Jumat (30/8/2012).

   Menurut Suharmanto, Lapan A2 memiliki keunggulan sensor dibanding Lapan Tubsat. Hal ini dapat dilihat bagaimana Lapan A2 memiliki tiga fungsi yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal, dan komunikasi radio amatir. Satelit dengan sensor Automatic Identification System (AIS) ini dipercaya dapat melakukan identifikasi terhadap kapal yang akan melintasi wilayah jangkauan Lapan A2.
"Harapan kami Lapan A2 dapat menjadi solusi untuk melakukan pemantauan lalu lintas wilayah laut Indonesia," kata Suharmanto.

   Satelit dengan bobot 78 kilogram ini akan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali sehari, dengan kisaran 20 menit perputarannya. Pada orbit AIS, Lapan A2 memiliki radius deteksi lebih dari 100 km dan mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal dari maksimum 2000 kapal dalam satu daerah cakupan.

   Lapan A2 yang akan mengorbit secara ekuatorial nantinya akan menjadi satelit pemantauan bumi pertama di dunia yang memiliki orbit ekuatorial. "Meskipun Indonesia masih merupakan pendatang baru di teknologi antariksa, namun adanya Lapan A2 seperti menjadi awal baru perkembangan dunia satelit di Indonesia," ucap Suharmanto.

Sumber : kompas.com

Senin, 28 Januari 2013

Aplikasi untuk melihat LUAR ANGKASA (Stellarium)


   Sejak beribu-ribu tahun yang lalu, ruang angkasa telah menjadi daya tarik tersendiri bagi manusia di bumi. Dipicu rasa keingintahuan yang besar manusia tentang langit, menyebabkan pengetahuan tentang ruang angkasa berkembang hingga mampu diaplikasikan secara praktis. Bahkan, pada level yang lebih dalam, bisa memprediksi masa depan manusia.

   Di masa kini, langit nan luas masih menjadi daya tarik sebagian besar manusia di bumi. Di Indonesia, hal ini terlihat dengan begitu antusiasnya masyarakat untuk melihat berbagai fenomena langit yang terjadi. Yang paling dekat adalah gerhana bulan yang terjadi pada 16 Juni 2011 lalu. Jutaan orang di Indonesia rela tidak tidur semalaman hanya untuk menyaksikan fenomena terhalangnya bulan oleh bayang-bayang bumi.
Bagi mereka yang suka mengamati benda-benda langit, tampaknya perlu mencoba perangkat lunak planetarium yang satu ini. Stellarium namanya, merupakan aplikasi komputer yang menyuguhkan pergerakan benda langit dari pengamat di bumi.

   Alasan Stellarium harus terinstal di komputer orang yang hobi mengamati benda langit, karena aplikasi ini memperlihatkan langit nyata (realistic sky) dalam 3 dimensi secara waktu nyata (real time). Hebatnya lagi, aplikasi ini bisa menampilkan posisi benda langit yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, binokuler, atau teleskop.

Cara penggunaannya pun cukup mudah. Setelah diinstal ke komputer, pengguna hanya tinggal menentukan kota atau posisi pengamatan benda langit. Dan dalam sekejap, dia bisa melihat benda-benda langit yang ada di atas daerah yang dikehendakinya.

   Stellarium sendiri dikembangkan oleh programmer Perancis bernama Fabien Chéreau. Dia meluncurkan proyek ini pada musim panas 2001. Stellarium ini dikembangkan di bawah lisensi GNU General Public License. Hal ini membuat perangkat lunak ini memiliki kode sumber (source code) yang terbuka (open source) dan bebas (free) digunakan oleh siapa pun untuk berbagai tujuan. Tidak hanya untuk pengguna Linux saja, perangkat lunak ini juga bisa dijalankan di Windows dan Mac OS.
Pada Mei 2006, proyek ini dinyatakan sebagai Project of The Month (Proyek Bulan Ini) oleh SourceForge, sebuah situs pengembang perangkat lunak Free and Open Source Software (FOSS). Pada tahun yang sama juga, Stellarium meraih penghargaan untuk kategori Pendidikan dalam kompetisi aplikasi bebas (free software) bertajuk Les Trophées du Libre.

Fitur Stellarium
   Ada banyak fitur yang beragam yang bisa dicicipi dalam Stellarium. Untuk fitur langit, terdapat lebih dari 600 ribu bintang yang terdapat dalam katalog Hipparcos dan katalog Tycho-2. Hipparcos sendiri merupakan kepanjangan dari High Precision Parallax Collecting Satellite (Satelit Pengkoleksi Paralak Presisi Tinggi), sebuah proyek dari Badan Antariksa Eropa (European Space Agency – ESA) untuk pengukuran paralaks dan gerak diri bintang. Sedangkan Tycho-2 merupakan bagian dari satelit Hipparcos yang mengkoleksi bintang dengan tingkat presisi yang rendah.

   Fitur langit lainnya adalah tambahan katalog dari 210 juta lebih bintang. Selain itu, ada juga asteroid dan ilustrasi rasi bintang dari 10 kebudayaan dunia, Nebula dari katalog Messier, Jalur Susu (Milky Way), dilengkapi juga dengan atmosfer, sunrise, dan sunset yang nyata, serta planet-planet dalam tata surya beserta satelit-satelitnya.

   Selain itu, ada juga fitur Visualisasi berupa garis khatulistiwa, garis bujur, serta garis lintang, bintang berkedip, bintang jatuh, simulasi gerhana dan landscape atau dataran tempat pengamat berada.
Sedangkan Pengatur Dasar (Basic Control) memiliki fungsi untuk perbesaran (zoom), mengamati sekeliling dengan perputaran 360 derajat, pengatur waktu yang bisa memajukan, memundurkan, dan mempercepat waktu,  dan menyimpan lokasi pengamatan.

Menjalankan Stellarium
   Untuk mempergunakan Stellarium, instal terlebih dahulu aplikasi ini ke komputer pengguna. Caranya, klik file stellarium-0.10.6.1.exe , ikuti perintah yang tersedia di layar, dan aplikasi pun siap untuk digunakan. Sebelumnya, aplikasi ini bisa diunduh (download) secara bebas di situs www. stellarium.org. Adapun untuk spesifikasi minimun komputer yang dibutuhkan, setidaknya memiliki RAM sebesar 256 MB. Namun, RAM sebesar 1 GB dibutuhkan bila ingin menampilkan katalog bintang yang lebih besar.
Setelah terinstal, jalankan Stellarium dan tunggu hingga layar utama terbuka. Di sebelah kiri bawah, terdapat keterangan tempat pengamatan, posisi pengamatan, tanggal dan waktu pengamatan, serta banyaknya frame yang disajikan selama satu detik (FPS – Frame Per Second). Bila tetikus (mouse) diarahkan pada pojok kiri bawah layar, akan tampil menu Stellarium.

   Menu yang tampil secara horizontal, memuat pilihan tampilan di baris paling kiri, dan kecepatan waktu di baris paling kanan. Sedangkan menu yang tampil secara vertikal, memuat konfigurasi aplikasi, seperti lokasi pengamatan, tanggal dan waktu pengamatan, banyaknya benda langit yang ditampilkan, pencarian benda langit, pengaturan dasar, dan bantuan.
Untuk memulai pengamatan benda langit, bisa dengan menggunakan keempat tanda panah yang tersedia pada papan ketik (keyboard). Sedangkan untuk memperbesar dan memperkecil objek pengamatan, bisa dengan menggunakan tombol Page Up dan Page Down.
Bila menggunakan tetikus (mouse), pengamatan langit bisa dengan cara menggeser tetikus ke arah yang diinginkan. Sedangkan untuk memperbesar dan memperkecil, gunakanlah tombol scroll di tengah tetikus dan putarkanlah ke depan atau ke belakang.
Apabila ingin mengamati benda langit yang telah diketahui namanya, tinggal cari di menu Pencarian. Hasil pencarian akan menuntun kita kepada benda langit yang dimaksud. Sehingga memudahkan kita mengamati pergerakan dan perubahan yang terjadi pada benda langit tersebut.
Pada versi 0.10.6 yang merupakan rilis terbaru Stellarium, Bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa tatap muka (interface) dan bahasa bantuan. Sehingga memudahkan pengguna dari Indonesia untuk mengoperasikannya. Untuk melihat informasi dan cara penggunaan yang lebih detail, bisa mengakses catatan petunjuk (guide) yang terdapat dalam situs resmi Stellarium. Selamat mengintip ruang angkasa.

                      Dimuat di suplemen Cakrawala HU Pikiran Rakyat Bandung pada Kamis, 23 Juni 2011

Senin, 14 Januari 2013

Energi Panas Matahari

Apakah kalian tau dari mana energi panas matahari,? yuk kita baca artikel beringkun mudah-mudahan mendapat ilmunya,

Reaksi Fusi

  Proses reaksi fusi adalah kebalikan dari reaksi fisi seperti arti harfiahnya, proses ini merupakan reaksi penggabungan dua inti menjadi inti lain yang lebih besar. Reaksi jenis ini tidak terjadi secara alamiah di permukaan bumi, namun merupakan prinsip kerja pembakaran Hidrogen di pusat matahari serta bintang-bintang. Sebenarnya, banyak tipe reaksi fusi yang dapat terjadi di matahari yang sering disebut siklus proton-proton, mulai dari penggabungan dua inti Hidrogen menjadi inti Deuterium hingga penggabungan inti Deuterium dan inti Tritium. Kebanyakan reaksi ini membutuhkan kondisi tertentu yang hanya terdapat di dalam inti matahari ataupun bintang-bintang, misalnya tekanan yang sangat tinggi.

  Di dalam inti matahari, tekanan yang sangat tinggi dihasilkan oleh gaya gravitasi. Gaya gravitasi pada pusat matahari haruslah sangat besar untuk mempertahankan strukturnya, mengingat komposisi matahari kebanyakan terdiri dari gas Hidrogen. Reaksi fusi di dalam teras reaktor membutuhkan Deuterium dan Tritium sebagai bahan bakar, yang jika bergabung pada kondisi tertentu akan menghasilkan inti Helium yang stabil disertai sebuah neutron yang membawa sebagian besar energi hasil fusi.

  Saat ini, Deuterium bukan merupakan masalah, sebab tersediaannya di alam boleh dikatakan tak terbatas. Deuterium dapat diekstraksi dari air biasa, untuk setiap satu meter kubik air dapat diperoleh sekitar 200 gram Deuterium. Berlainan dengan Deuterium, Tritium bersifat radioaktif. Tritium alam sangat jarang dijumpai. Untungnya, Tritium dapat dihasilkan melalui proses 'breeding' dengan menggunakan sebagian kecil neutron hasil reaksi fusi serta dua jenis isotop Litium yang terdapat di alam, yaitu Litium-6 dan Litium-7. Litium-6 dapat menangkap neutron cepat dan neutron lambat, sedangkan Litium-7 hanya menangkap neutron cepat. Litium yang menangkap neutron akan pecah menjadi Tritium serta Helium.

Rabu, 26 Desember 2012

White Hole


Kebalikan dari black hole, white hole atau lubang putih tidak menghisap benda di sekeliling namun memuntahkan material yang berasal dari tempat antah berantah ke alam semesta kita.

Alam semesta kita sendiri merupakan tempat yang aneh, dan lubang hitam merupakan salah satu hal yang paling aneh yang hadir di dalamnya. Namun secara matematik, lubang hitam harusnya bisa dibalikkan, artinya, ada sesuatu yang memuntahkan material, tidak menghisapnya.



Dikutip dari Dvice, 27 Mei 2011, lubang putih beroperasi dengan modus yang berbeda dengan lubang hitam. Mereka mendadak muncul untuk masa waktu yang singkat. Mereka kemudian melontarkan sejumlah material ke alam semesta lalu mereka sendiri runtuh, membentuk lubang hitam dan kemudian tidak pernah tampak lagi.

Perilaku lubang putih seperti ini sangat sulit untuk diamati. Namun peneliti yakin bahwa mereka telah menemukan salah satu di antaranya.

Pada tahun 2005 lalu, sebuah tembakan sinar gamma berhasil terekam namun ia tidak hadir bersama dengan supernova yang umumnya memicu hadirnya lontaran sinar gamma tersebut. Ada kemungkinan, ia hadir akibat runtuhnya sebuah lubang putih.

Yang menarik seputar lubang putih adalah pembentukan material mereka serupa dengan apa yang disebut Big Bang, atau yang disebut-sebut merupakan fenomena terbentuknya seluruh alam semesta. Ini membuat white hole disebut juga sebagal ‘Small Bangs’.

White hole tidak memiliki koordinat ruang dan waktu yang pasti dan tidak bisa dideteksi sama sekali. Mereka bisa secara mendadak muncul kapan saja, di mana saja dan melakukan aktivitas mereka sebelum kembali menghilang.

Sejauh ini, keberadaan white hole memang masih bersifat dugaan. Akan tetapi, black hole juga hanya merupakan dugaan sampai keberadaannya benar-benar diketahui pada beberapa dekade terakhir. Dan seperti yang diucapkan oleh fisikawan Murray Gell-Mann, apapun yang tidak dilarang adalah wajib. Artinya, setidaknya dari sudut pandang mekanikal kuantum, lubang putih pasti ada di salah satu sudut alam semesta.


Kamis, 13 Desember 2012

Tata Surya


   Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentukelips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
   Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

   Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi(150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus(4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).

   Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.

Planet Terbaru


   Pada akhir 2011, terdapat total 716 planet yang telah dikonfirmasi sebagai exoplanet, dan 2.326 planet yang masih berupa kandidat exoplanet. Seperti dilansir Msnbc, Jumat (6/1/2012), planet-planet tersebut ditemukan oleh teleskop yang mengorbit di luar angkasa seperti Kepler, serta pusat pengamatan antariksa di Bumi.

   Sekarang ada empat planet baru lagi yang ditemukan, yaitu HAT-P-34b, HAT-P-35b, HAT-P-36b, dan HAT-P-37b. Seluruhnya memiliki lingkaran orbit yang sangat kecil, di seputar empat bintang berbeda milik mereka masing-masing. Untuk mengelilingi orbitnya, mereka hanya menghabiskan waktu selama 5,5 hari, 3,6 hari, 1,3 hari, dan 2,8 hari.

   Mereka ditemukan oleh para astronom dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang mengoperasikan sebuah jaringan teleskop di permukaan Bumi. Jaringan tersebut, yang dikenal dengan nama HATNet project, pertama kali menemukan exoplanet HAT-P-1b, pada 2006 silam.

   Exoplanet itu, seluruhnya merupakan raksasa gas yang mengorbit sangat dekat pada bintangnya, dan jauh lebih panas dari Bumi. Planet-planet itu bisa diibaratkan dengann Merkurius di tata surya kita. Namun, di beberapa tata surya asing, ditemukan juga planet gas raksasa yang mengorbit pada bintangnya, pada jarak yang lebih dekat darai jarak Merkurius ke Matahari.

GALAKSI


      Galaksi merupakan sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas bintang-bintang(dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang hitam), gas + debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan materi gelap. Asal mula kata galaksi berasal dari bahasa yunani yaitu galaxias yang berarti susu. Kata galaxias saat itu cenderung mengacu dengan galaksi kita yaitu galaksi bimasakti. Galaksi terdiri dari ratusan bintang (baik bintang ganda maupun bintang tunggal), Cluster, nebula, planet dan medium antar bintang. Matahari yang merupakan salah satu bintang yang mengelilingi galaksi nya sendiri berdasarkan garis edarnya. Galaksi berdasarkan bentuk nya dibedakan atas tiga jenis utama yaitu Galaksi elliptikal, Galaksi spiral, dan Galaksi tak beraturan.
     Jenis galaksi Eliptikal adalah jenis galaksi yang diperkirakan mempunyai bentuk ellipsoidal dan terlihat lembut karena terang nya cahaya antar bintang, hampir keseluruhan bentuk fisik nya rata dan terang. Morfologi dari galaksi eliptikal ternyata sangat bermacam-macam mulai dari yang berbentuk hampir bulat seperti eplisoidal hingga hampir berbentuk datar. Dengan beraneka macam nya bentuk yang ada, hal ini ternyata sangat mempengaruhi jumlah dari banyak nya bintang yang ada didalam sebuah galaksi. Mulai dari ratusan juta bintang hingga lebih dari satu trilyun bintang. Klasifikasi morfologi eliptikal ini telah diklasifikasikan oleh Edwin Hubble dalam skema klasifikasi Hubble. Contoh dari jenis Eliptikal galaksi adalah M32, M49 dan M59

Klasifikasi Skema Hubble pada Galaksi Eliptikal

    Jenis Galaksi Spiral adalah jenis galaksi yang terdiri atas pusaran bintang dan medium antar bintang dimana pada garis tengah nya atau pusat galaksi terdiri dari bintang bintang yang berumur sangat tua. Dilihat dari bentuk nya, galaksi berjenis spiral mempunyai lengan yang cerah disetiap sisinya. Dalam klasifikasi skema hubble jenis spiral galaksi diberi daftar dengan kode S(Spiral) dan SB (Barred Spiral) tergantung dengan bentuk lengan nya kemudian diikuti huruf abjad yang mengindikasikan tingkat kerapatan antar lengan spiral dan tonjolan pada pusat galaksi. Seperti hal nya sebuah bintang beserta planet-planet nya, lengan spiral galaksi selalu memutari pusat dari galaksi dengan kecepatan relatif konstan meskipun waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi nya sangat lama. Lengan spiral merupakan daerah pada bagian galaksi yang paling padat materi atau sering disebut “Densiy Waves”. Dibagian inilah grafitasi antar bintang mulai merapat sehingga semakin nampak lengan spiral dari sebuah galaksi maka semakin banyak pula jumlah bintang-bintang dan dibagian inilah tempat dilahirkannya bintang-bintang muda. Contoh dari Galaksi jenis spiral adalah M31 (andromeda), M33 (triangulum) dan M51 (Whirlpool)

Klasifikasi Hubble pada Galaksi Spiral dan Barred Spiral

     Jenis galaksi tak beraturan. Jenis galaksi tak beraturan yang dimaksud adalah jenis galaksi yang bentuk nya bukan eliptikal maupun spiral. Pada jenis galaksi ini bentuk dari galaksi sangat bermacam-macam ada yang disebut “Dwarf” Galaksi atau galaksi cebol yang dikarenakan besar galaksi ini lebih kecil dari galaksi pada umumnya, Ring Galaksi yaitu galaksi yang bentuk nya seperti cincin yang mana ditengahnya ada pusat dari galaksi dan Lentikular galaksi dimana Bentuk dari galaksi ini merupakan perpaduan antara jenis Eliptikal dan Spiral. Contoh dari jenis Dwarf Galaksi adalah M110, Ring Galaksi adalah Objek Hoag dan Lentikular galaksi adalah NGC 5866.HG