Tak seperti biasanya, sore itu (13/11) Pusat
Teknologi Roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) yang berada di Tarogong, Kecamatan Rumpin, Bogor, Jawa
Barat, ramai oleh hiruk
pikuk kerumunan orang. Tak kurang dari seratus orang peserta Forum
Bakohumas bekerjasama dengan
Kementerian Riset dan Teknologi, antusias ingin menyaksikan demonstrasi
uji statik roket yang
pembuatan, perakitan hingga pengujiannya dilakukan oleh anak-anak bangsa
di Pusat Teknologi Roket
ini. Sukseskah uji statik roket tersebut?
Sumber : Lapa.go.id
Sebagai lembaga penelitian dan pengembangan, LAPAN
memiliki tugas pokok melaksanakan tugas
pemerintah di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan
pemanfaatannya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pelaksanaan
tugas tersebut, LAPAN
memiliki empat pilar utama yakni bidang sains antariksa, bidang
penginderaan jauh, bidang teknologi
dirgantara serta bidang pengkajian kebijakan dan informasi
kedirgantaraan. Teknologi roket,
penerbangan dan satelit merupakan bagian dari bidang teknologi
dirgantara yang hadir melalui
Kedeputian Teknologi Dirgantara LAPAN.
Mendengar kata roket, asosiasi sebagian
orang langsung tertuju pada teknologi pertahanan dan
keamanan, hulu ledak dan peluru kendali untuk tujuan perang. Padahal,
teknologi roket tak melulu soal
perang dan invasi. Didalamnya ada proses inovasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berguna bagi
hajat hidup orang banyak.
Tak kenal maka tak sayang, pepatah ini
rasanya tepat untuk memulai perkenalan lebih jauh dengan
Pusat Teknologi Roket LAPAN. Dalam menjalankan tugasnya, Pusat Teknologi
Roket mengemban fungsi
untuk penelitian, pengembangan dan perekayasaan teknologi motor roket,
teknologi struktur dan
mekanik, teknologi propelan serta teknologi kendali dan telemetri.
Fungsi tersebut dijalankan untuk
mencapai visi jangka panjang untuk mewujudkan kemandirian bangsa dalam
inovasi ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang peroketan.
Uji Statik
Dalam ranah iptek peroketan, sebuah roket
yang berhasil dibuat tak serta merta bisa langsung
diluncurkan. Tahapan yang harus dilaluinya cukup kompleks, salah satunya
harus melalui proses yang
dinamai uji statik. Beruntung, rombongan peserta Forum Bakohumas yang
hadir pada sore itu bisa
melihat proses uji statik tersebut.
Untuk uji statik, biasanya dilakukan
instalasi alat pengukur performa roket terlebih dahulu. Kepala Bidang
Teknologi Motor Roket, Saeri, menyebutkan alat tersebut terdiri dari
alat pengukur daya dorong, tekanan, vibrasi, temperatur, dan data
visual. Sejumlah peralatan itu, Saeri mengatakan, akan menentukan
kelayakan motor roket menjalani uji terbang.
“Untuk yang ingin menonton uji statik harap
mengambil jarak aman, semoga uji roket sore ini berhasil,” tegas Saeri
sebelum uji statik dilakukan. Antusias bercampur rasa was-was terlihat
dari wajah peserta Forum Bakohumas. Pasalnya, sempat beredar ‘guyonan’
bahwa roket yang akan diuji statik termasuk roket reject
karena pasokan roket yang dalam kondisi prima telah habis diuji statik.
Namun hal itu tidak terbukti karena uji statik kali ini berlangsung
sukses.
Sebelumnya uji statik, mereka disuguhi
tayangan video uji terbang berbagai roket yang berhasil dikembangkan
Lapan. Dalam video tersebut, peserta Forum Bakohumas bisa melihat
proses uji terbang yang dilakukan di Balai Produksi dan Pengujian Roket
Lapan, Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Video resolusi tinggi tersebut
mampu menampilkan uji terbang roket dari berbagai sisi serta dalam
gerak lambat hingga kecepatan 300 frame per seconds (fps).
RX 550
Pada 2012 ini, agenda besar peroketan Lapan
ialah dua kali uji statik roket RX-550 serta satu kali uji terbang
roket tersebut. Uji statik tersebut merupakan perbaikan dan kelanjutan
program uji statik yang telah dilakukan pada 2011.
Lebih jauh, nama roket RX-550 diambil dari
diameter motor roket yang mencapai 550 milimeter dengan panjang motor
roket mencapai 6 meter. Sementara itu, panjang keseluruhan roket bisa
mencapai lebih dari 9 meter. Fungsi khusus roket RX-550 adalah sebagai
pendorong (booster) utama yang akan membawa satelit ke luar
angkasa dengan kapasitas bahan bakar sebanyak 1,8 ton.
Roket ini diprediksi memiliki jarak tempuh
sejauh 150 km dengan jangkauan sepanjang 300 km. Roket RX-550 ini tidak
lain dari roket penyempurnaan beberapa roket produksi LAPAN
sebelumnya, yaitu RX-420 di tahun 2009 dan RX-320 di tahun 2008.
Sumber : Lapa.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar